Dalam kegiatan yang sama, Elisa Satunadja founder & Direktur Eksekutif Rujak Center for Urban Studies di Co Hive, Jakarta (2/5/2019) dalam kegiatan Fun Youth Camp Diskominfotik DKI Jakarta menyampaikan Pemerintah harus menjadi investor terdepan untuk menabung air hujan. Tapi peran masyarakat juga sangat penting.
Tambahnya, sebetulnya di Indonesia secara kebudayaan menabung air sudah ada, contohnya di Kalimantan dengan jirigen tanah liat. Lebih dari 3000 hektar yang seharusnya wilayah terbuka hijau di DKI Jakarta sudah tertutup bangunan.Â
Selain itu pemerataan kepadatan ruang juga tidak sama antar kawasan di DKI Jakarta, untuk itu pentingnya mensosialisasikan menabung air bagi pemilik bangunan di DKI Jakarta.
_
Menabung Air Hujan Dengan Sumur Resapan Solusi Mencegah Banjir dan Tenggelamnya Jakarta
Yuks mengenal sumur resapan, sumur ini bukan sembarang sumur yang merupakan sistem resapan buatan yang dapat menampung air hujan akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan baik dari lantai bangunan maupun dari halaman yang diplester atau diaspal.Â
Nantinya air tersebut kemudian dialirkan melalui atap, pipa talang maupun saluran yang berbentuk sumur, kolam dengan resapan ataupun saluran. Sumur resapan ini amat bermanfaat untuk daerah dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sumur resapan ini sangat bermanfaat dalam pencegahan banjir.Â
Saat hujan deras, air yang dapat tertampung dalam sumur resapan dapat mencapai 5 (lima) meter kubik. Jumlah yang cukup untuk nantinya dapat digunakan untuk keperluan rumah / kantor dengan teknologi tambahan semisal air westafel atau flash toilet.Â
Ternyata pemerintah telah mengatur tentang pembuatan sumur resapan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 68 Tahun 2005 tentang Perubahan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 115 Tahun 2001 mengenai Pembuatan Sumur Resapan.Â