Sudah saatnya kita mulai berfikir, bertindak, mendorong dan mempromosikan bahwa air hujan dapat dimanfaatkan untuk penggunaan sekunder seperti menyiram tanaman, urban farming,  mencuci kendaraan, mengepel atau bisa juga untuk flush toilet.
Agar air hujan dapat dimanfaatkan yakni dengan membuat sumur resapan. Fungsi sumur resapan dapat menampung, menyimpan, dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan. Hal ini tentu saja selain dapat mencegah terjadinya banjir, air tampungan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Kalau ada air tampungan saat musim kemarau minimal dapat mengurangi jumlah pemanfaatan air tanah yang berlebihan sehingga dapat mengurangi risiko penurunan permukaan tanah di DKI Jakarta. Potensi persedian air dari air hujan 1,28 milyar m3 dimana hanya 13 % yang terserap kedalam tanah dan 67 % melimpas ke sungai dan lautan.Â
_
Saatnya Mulai Menabung Air Hujan
Suksesnya pemerintah dalam pencegahan banjir dan penurunan permukaan tanah menurut saya bukan dilihat dari seberapa banyak pemerintah mampu membuat sumur resapan, tetapi seberapa banyak masyarakat yang mencontoh pemerintah dalam pembuatan sumur resapan.
Nah untuk itu, baik pemerintah maupun masyarakat perlu lebih berperan dalam meningkatkan jumlah sumur resapan di wilayah DKI Jakarta. Ternyata ini sudah dicoba lakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menggencarkan gerakan menabung air hujan di setiap rumah dan gedung di ibu kota.
Di era pemerintahan Gubernur DKI Anies Baswedan, Pemerintah DKI berencana membuat 1.333 sumur resapan dengan kedalaman yang dangkal tahun 2019 ini.
Dilansir dari republika.go.id (19/2/2019), Anies ingin mengawalinya di seluruh kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Ia menyebut, pada 31 Maret 2019, semua gedung Pemprov tak boleh lagi mengalirkan air hujan keluar wilayahnya (zero run off).Â