Hal ini dapat dimungkinkan melalui integrasi tarif tranportasi moda lanjutan (bajaj, ojol, bentor dan lainnya) dengan sistem utama, atau adanya integrasi sistem pemesanan dan pembayaran transportasi lanjutan jarak pedek dari mode transportasi umum utama.
Penggunaan integrasi e-card (e-money) untuk melayani perjalanan jarak pendek bisa menjadi jawaban dan sudah perlu untuk dieksplorasi secara terstruktur dan holistik.
6. Menghubungkan nilai dampak kemacetan dengan kebijakan tarif parkir:
Menerapkan tarif toll (jalan berbayar) lebih tinggi di peak hours/saat terjadi kemacetan juga dapat membawa dampak positif dalam hal rasionalisasi/mengurangi penggunaan jalan raya di banyak kota dan dapat menghasilkan pendapatan dalam jumlah cukup besar untuk dialokasikan ke dalam subsidi transportasi umum, dan dapat di blend bersama dengan pendapatan tarif parkir.
Dengan meningkatnya pemanfaatan e-toll card, risiko kemacetan dan antrian panjang di titik tol bisa dikurangi. Untuk menerapkan kebijakan tarif saat peak hours/jam macet, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan:
A. Â Penetapan tarif atas keseluruhan zona daripada penerapan tarif per-zona secara spesifik.
B. Â Zona yang dipilih harus memiliki alternatif akses transportasi umum.
C. Â Tarif jam macet perlu diintegrasikan dengan kebijakan tarif perparkiran.
7. Gunakan teknologi 4.0 untuk mencapai efisiensi biaya atas integrasi transportasi, berapa nilai total biaya transportasi per kapita
Di India pernah dilakukan penelitian dengan mengumpulan data tiket bus yang sebagian besar masih manual menggunakan jasa kernet di atas kendaraan.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa metode manual inilah salah satu yang menyebabkan kebocoran besar baik dalam hal pendapatan tiket yang tidak terkumpul akibat padatnya penumpang dan juga tiket yang tidak diberikan terhadap ongkos yang dibayarkan masyarakat.
Peningkatan efisiensi dalam hal teknologi e-ticketing dapat langsung menambah sepertiga hingga seperlima pendapatan perusahaan, contoh nyata dapat kita lihat pada reformasi e-ticketing pada KRL Jabodetabek.
8.Memperkenalkan konsep disinsentif di sisi permintaan dan perpajakan
Konsep "yang mencemari harus membayar" pada prinsipnya dapat diterapkan atas kepemilikan kendaraan pribadi maka harus membayar biaya lebih tinggi sebagai kompensasi dampak negatif yang mereka ciptakan pada lingkungan.