Di negara lain, Pemerintah Pusat memberikan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah untuk menetapkan tarif, membuat kontrak, menetapkan masa berlaku tarif, membuat syarat dan ketentuan dan benda apa saja yang dapat di angkut oleh transportasi umum.
Kementerian Perhubungan di Pusat bertugas merumuskan kebijakan, rekomendasi, mekanisme penyesuaian tarif dalam hal prinsip-prinsip secara umum saja yang harus diikuti oleh seluruh daerah dalam mereview secara berkala kebijakan tarif di wilayahnya, sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat di daerah tersebut.
4. Mengurangi pertumbuhan kendaraan pribadi melalui integrasi moda
Kebanyakan negara berkembang seperti Indonesia, memiliki sistem transportasi yang tidak terhubung satu sama lainnya, masing - masing beroperasi secara independen, seperti kereta, bus, bajaj, ojol, MRT, taxi, dan sebagainya.
Akibatnya, total biaya perjalanan terutama yang memerlukan mode lanjutan menjadi jauh lebih tinggi daripada biaya marjinal menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini berakibat pada penurunan penggunaan angkutan umum dan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi.
Umumnya kondisi ini hanya dapat diselesaikan melalui kebijakan tarif dan integrasi antar moda transportasi.
Setiap resep kebijakan jangka panjang perlu mencakup penyatuan sistem dengan Sinergi antar lembaga, Proses Integrasi Sistem Tarif diupayakan dengan membentuk Kelompok Kerja atau anak perusahaan gabungan, terdiri dari perwakilan semua pemangku kepentingan yang dipimpin oleh Pemerintah Daerah setempat.
5. Gunakan agregat permintaan integrasi antar moda untuk "jarak awal dan terakhir" menuju lokasi.
Kecenderungan penggunaan kendaraan roda dua/motor saat ini menjadi fenomena yang mengancam eksistensi bisnis transportasi umum di seluruh dunia. Biaya marjinal menggunakan motor lebih murah daripada biaya menggunakan transportasi umum hingga mencapai jarak tertentu.
Untuk kota dengan jarak antar tujuan masih dalam jangkauan secara rata-rata, kendaraan roda dua menjadi mode pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat. Namun, penggunaan motor tidak lagi menjadi pilihan dalam hal efisiensi apabila jarak tujuan terlalu jauh.
Kekuatan motor dapat dibatasi apabila lokasi transit antar moda transportasi umum relatif mudah dijangkau dengan jalan kaki, dekat dengan posisi awal penumpang naik kendaraan dan jumlah armada cukup banyak tersedia untuk perjalanan lanjutan terakhir dengan jarak relatif pendek hingga penumpang sampai ke tempat tujuannya.