"Cinta pertamaku itu pas aku SMA dengan seseorang yang aku suka sejak SMP dia orangnya sangat spesial, yaitu Aldi. Mengapa aku itu menganggap cinta pertama karena sebelumnya hanya mengalami cinta monyet aja. Nah kalau yang beneran cinta yang buat aku merasakan apa itu cinta seperti yang terlihat di film-film Raditya Dika."
"Uwah seru sepertinya. Ayo dong ceritain hahaha."
"Jadi, kenapa kaya merasakan apa itu cinta ya memang Aldi sangat memperhatikan hal kecil dariku yang orang tidak sama sekali dilirik siapapun. Kenangan yang masih teringat itu ketika kita berdua punya misi mensejahterakan kucing liar, kita memberikan makanan ke setiap sudut Jakarta yang kita lalui ketika sedang jalan berdua. Itu sangat mengesankan sehingga memori itu tidak pernah dilupakan."
"Loh kalau sangat mengesankan kenapa hubungan kalian bisa kandas?"
"Aku ngelakuin hal yang sangat fatal yang buat Aldi kecewa."
"Fatal gimana deh, kamu ngebunuh kucing? Yakali  kamu begitu."
"Ya ampun aku ga setega itu. Hal yang aku lakuin aku selingkuh Fran ketika kita hubungan kita berdua enggak baik-baik aja yang sekarang aku menyesali perbuatan itu. Sejak saat itu aku tau arti cinta Fran sepenuhnya cinta itu kisah antara dua orang yang harus jalan beriringan dengan ego masing-masing tentu harus menstabilkan ego keduanya, tidak bisa hubungan hanya dimiliki satu orang saja harus berdua dijalanin. Memang kata cinta itu bisa dirasakan, tetapi harus dirasakan dengan adil bersama-sama..."
Aku memotong pembicaraan tersebut karena Dinda sudah berkaca-kaca aku tidak mau dia terlalu larut sehingga sedih "Ah puitis sekali kata-kata itu." Kataku dengan asal sebut.
"Biasa aja kali." Jawaban Dinda dengan sikap tengilnya
"Yeu bawel."
Keadaan semakin lama semakin damai tidak ada lagi ketegangan dan yang hanya tegang itu lambung kita berdua yang sudah mulai kontraksi akibat kopi.