Mohon tunggu...
Rakha Satria
Rakha Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kalau ada ide jangan lupa ditulis nanti lupa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Pertama

14 November 2024   12:48 Diperbarui: 14 November 2024   13:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan kita balik lagi ke tempat awal kita bertemu yaitu, Lakers. Dengan biasa kita orang yang memiliki masalah dengan lambung yang bandel tetap memesan kopi yang sudah pasti kita akan mengalami mual-mual, tetapi yang terpenting asupan kopi masuk hari ini. Lalu, kami duduk di meja sambil menunggu pesanan datang.

"Dinda kamu masa kesal denganku?"

"Pikir aja sendiri." Dijawab dengan ketus

"Iya aku sadar kok emang aku selalu mau didengar, tetapi ga mau dengar omonganmu." Dengan perlahan memegan tangan Dinda dengan maksud merayu untuk tenang.

"Ya itu aku kesal sekali sama kamu, aku capek Fran selalu berusaha biasa saja dengan ucapanmu yang selalu mengabaikan omonganku. Lagi pula kamu seperti semaunya saja berbicara gimana ga aku capek dengan sikapmu." Dinda mulai mengutarakan isi hatinya yang sangat kesal.

Memang sudah kuduga Dinda wanita yang memiliki sikap yang aku suka, yaitu frontal.

"Aku paham kok emang aku udah seenaknya berperilaku kepadamu sekarang aku sudah sadar memang seharusnya berperilaku adil terhadap pasangan jika ingin didengar juga harus mendengar."

 "Itu kamu sudah paham, aku ini cape Fran mempertahankan hubungan seperti sebelumnya yang akhirnya sama saja kujumpai pada hubungan kita. Untuk apa aku bertahan lagi yang memang udah cape sekali dengan keadaan tersebut."

"Iya aku minta maaf, sekarang ngerti harus seperti apa. Jadi, aku mau kamu maafin aku yaa." Dengan ku pegang kedua tangan yang mungil untuk membujuk dia memaafkanku.

"Iya iya." Kata Dinda dengan setengah meminta maaf.

Aku berusaha mengembalikan suasana yang tegang menjadi damai dengan pancingan pertanyaan "Kalau hubungan kamu sebelumnya seperti itu, lantas bagaimana cinta pertamamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun