Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Desa yang Hilang

12 Oktober 2023   08:57 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pulang dan bertemu ibu ku di ranjang dia sedang sakit di tambah sudah tua dia dulu sangat bersemangat jika ada acara sosial begini sekarang dia hanya bisa terbaring lemah walu terkadang ia keluar tetapi tidak bisa membantu apapun.

"jadi gimana tadi ngambil bambu tadi"
Aku pun menceritakan semua yang terjadi

"hahaha si santo mah emang gitu ga sabaran orangnya"

Ibu ku tertawa mendengar cerita ku

"sekarang udah malam ibu istirahat ya"

"iya iya"

Aku meninggalkan kamar ibu ku dan pergi ke kamarku untuk istirahat
Ketika aku menutup mataku aku mulai bermimpi, di hadapanku aku melihat sosok hitam aku takbisa melihat wajahnya tubunya mengeluarkan asap dia di hadapanku tak bergerak tak berbicara hanya melihatku dengan matanya walau aku tidak yakin aku bisa melihatnya. Semakin lama dia melihat ku semakin tidak enak tubuhku rasanya mual, pusing, dan lemas kepala ku makin sakit apakah ini mimpi karena rasa sakitnya benar benar nyata, rasa mual itu makin kuat rasanya aku ingin muntah dan akhirnya aku tak bisa menahanya lagi aku memuntahkan isi perutku dan menyadari muntah ku berwana hitam kental dan mulai menyebar ke semuah arah hingga lantai itu tertutup dengan cairan menjijikan dan lengket itu.

Akupun terbangun dari tidurku aku berkeringat dingin dan lelah mimpi apa itu, apapun itu tiu sangat mengerikan tapi itu hanya mimpi jadi aku cepat cepat mandi dan mulai membantu persiapan 17 an.
Sesampai di daerah persiapan aku melihat kerumunan.

"santo itu ada apa kerumunan"

"oh itu ada pendatang baru dari luar desa 

katanyamah berkunjung aja dia ke desa kecil kaya kita"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun