Setelah menemukan kesepakatan, mereka memulai aksinya untuk merebut pabrik senjata tersebut.
Aksi laga sebagai identitas kultural
Yang menarik dari Russian Raid adalah film ini sepenuhnya bergenre action (laga) dengan latar satu waktu saja. Alurnya linear dan bergerak maju. Kalau dibandingkan mirip-mirip The Raid (2011), yang juga bercerita tentang sebuah penyerbuan dengan latar satu waktu saja.
Dalam film laga, satu hal penting yang dibutuhkan adalah gerak dan rangkaian gerak. Rangkaian gerak ini biasa dinamakan koreografi laga.
Gerak dalam film tidak semata-mata bergerak saja. Sebuah rangkaian gerak bisa menjadi identitas kultural sekaligus ciri khas dari suatu bangsa yang memproduksi film laga tersebut.
Di perfilman China misalnya. China bisa dibilang salah satu negara yang sukses dalam hal industri film laga. Sebagian besar laganya diisi oleh seni bela diri Tiongkok. Satu dari jenis gaya bertarung seni bela diri tersebut yang paling kita kenal adalah Kung Fu.
Industri film China berhasil membawa Kung Fu menjadi identitas budaya dalam film-filmnya. Kita akan dengan mudah mengenali koreografi laga dalam film China sebagai sesuatu yang unik dan otentik dari negara tersebut. Sekalipun itu dikerjakan dan atau bekerjasama dengan negara lain.
Semisal contoh adalah The Mystery of The Dragon Seal, film laga fantasi hasil kolaborasi antara Rusia dan China.
Dalam satu adegan film tersebut, kita disuguhkan duet laga dua karakter yang diperankan oleh Jackie Chan dan Arnold Schwarzenegger. Dalam pertarungan tersebut Jackie Chan lebih banyak menggunakan seni bela diri Kung Fu sementara Arnold banyak menggunakan seni bela diri seperti yang biasa kita saksikan di film-film Hollywood.
Secara nggak langsung, suguhan laga keduanya menawarkan akulturasi budaya yang menarik.
Kalau berkaca ke negeri kita sendiri, Indonesia punya seni bela diri silat yang belakangan banyak juga menghiasi dan menjadi inspirasi koreografi film laga Indonesia. Semisal dalam Merantau (2009), Pendekar Tongkat Emas (2014), dan banyaknya film lawas seperti Api di Bukit Menoreh, Tutur Tinular, Panji Tengkorak, Si Buta dari Gua Hantu dan lain-lain.
Yang menjadikan seni bela diri ini bisa berbeda ketika dijadikan materi layar lebar adalah soal pendekatannya.