Mohon tunggu...
Rahula Hananuraga
Rahula Hananuraga Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu komunikasi Institut Nalanda

Belajar terus demi tercapainya bangsa yang makmur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Perkawinan dalam Buddhisme

26 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:41 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambut tamu dan kerabat dengan penuh keramahan.

Setia kepada suami.

Menjaga reputasi baik keluarga.

Bijak dalam mengelola keuangan rumah tangga.

2. Landasan Etika dalam Perkawinan

Dalam Mangala Sutta (Sutta Nipata 2.4), salah satu faktor untuk mencapai kebahagiaan yang diajarkan Sang Buddha adalah "hidup bersama dengan pasangan yang serasi." Menurut ajaran Buddhis, faktor utama dalam mencapai kehidupan perkawinan yang harmonis adalah saling menumbuhkan empat sifat luhur (Brahmavihara), yaitu:

Metta (cinta kasih) -- saling mengasihi tanpa pamrih.

Karuna (welas asih) -- memberikan dukungan dalam saat-saat sulit.

Mudita (simpati) -- turut berbahagia atas keberhasilan pasangan.

Upekkha (keseimbangan batin) -- tidak mudah tersulut emosi, menjaga kestabilan emosi dalam hubungan.

Praktik Brahmavihara dalam kehidupan perkawinan membantu pasangan untuk mengatasi konflik dan perbedaan dengan bijaksana serta menghindari perilaku yang dapat merusak hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun