Mohon tunggu...
Rahula Hananuraga
Rahula Hananuraga Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu komunikasi Institut Nalanda

Belajar terus demi tercapainya bangsa yang makmur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Perkawinan dalam Buddhisme

26 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Kebebasan dalam Memilih Pasangan Hidup

Buddha tidak menganggap bahwa semua umatnya harus menikah, melainkan memberikan kebebasan untuk memilih jalan hidup sesuai dengan kesiapan dan tujuan spiritual masing-masing. Seorang umat yang tidak menikah atau memilih menjadi seorang bhikkhu atau bhikkhuni dianggap bisa mengembangkan praktik spiritual yang lebih dalam. Namun, bagi mereka yang memilih untuk menikah, Sang Buddha tetap memberikan panduan agar kehidupan perkawinan bisa dijalani dengan bijaksana, damai, dan selaras.

Dalam Anguttara Nikaya 4.55, Buddha mengatakan bahwa salah satu kondisi untuk menemukan pasangan yang cocok adalah memiliki keselarasan dalam keyakinan, kebajikan, kemurahan hati, dan kebijaksanaan. Keharmonisan dalam kualitas-kualitas ini akan membuat hubungan perkawinan lebih harmonis dan bahagia.

4. Perkawinan dan Jalan Spiritualitas

Bagi umat Buddha yang menikah, jalan menuju kebebasan dari penderitaan (Nibbana) tetap bisa dicapai. Namun, kehidupan keluarga memerlukan disiplin dalam menjaga sila (moralitas) dan upaya yang berkesinambungan dalam latihan meditasi dan pengembangan batin. Oleh karena itu, perkawinan dapat menjadi salah satu sarana pengembangan spiritual, karena pasangan suami-istri belajar untuk mengatasi ego, meningkatkan kesabaran, dan mengembangkan kualitas-kualitas luhur.

Dalam ajaran Buddhis, tujuan perkawinan bukan hanya kebahagiaan duniawi tetapi juga sebagai sarana untuk saling mendukung dalam pertumbuhan spiritual, mengembangkan kebajikan, dan men

jalani kehidupan yang bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun