“Ee Rafa, kenapa bisa di sini?
“Eeh, sudah selesai makannya. Akupun berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Ye, seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu di sini, kalau aku beberapa hari ini memang sering ke sini setiap sore untuk melihat teman-temanku bermain bola, aku kan suka bermain bola juga.
“Ya terserah kepadaku dong, akukan juga suka menonton permainan bola. Aku menjawabnya dengan perasaan tidak enak hati kepadanya karena ketahuan.
“Ye kamu, dasar Fira, kenapa kamu begitu sih, aku menjadi tidak nyaman karena kamu tinggalkan aku dan Reni berdua saja, memangnya kenapa?.
“Tapikan tidak apa-apa, kalian kan bisa berbicara bebas dan bisa mengingat masa-masa SMP kalian. Akupun menerka apa yang terjadi.
“Ya sih, tadi dia sempat menanyakan keadaan ku bersama Lianda. Ya aku jawab aku sudah tidak berhubungan lagi dengan dia.
“Bagus dong. Aku membalas.
“Ooh, ceritanya kamu sekarang mau menjodohkan orang ya? Rafa membalas pekataanku.
Akupun terdiam dan berusaha menyembunyikan maksud ku.
“Tidak, masa ia, kan orang tidak mungkin bisa dipaksain, kalau sudah menyangkut masalah cinta. Aku pun meyakinkannya kalau aku tidak bermaksud apa-apa.