Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Remaja (Cinta Sederhana)

25 Oktober 2022   22:16 Diperbarui: 25 Oktober 2022   22:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thank you, teh nya.

Sama-sama.

Fana kemudian duduk di samping kemah Nana, sambil menunggu Nana menghabiskan tehnya. Tidak ada pembicaraan waktu itu, hanya hening dan bunyi suara teman-teman mereka yang sedang bermain di dekat api unggun.

Kemudian Nana menyerahkan gelas yang sudah kosong dan Fana kembali bergabung dengan teman-temannya.

Kamu istirahatlah, aku akan bergabung dengan teman-teman yang lain.

Nana kemudian kembali tersenyum dan Fana kemudian berlalu dihadapannya. Nana pun istirahat, karena memang sudah semakin dingin.

Kegiatan malam itu sangat menyenangkan, sudah larut dan waktunya kembali ke kemah. Fana dan kawan-kawannya juga, dan guru kami juga ikut ke kemah.

Dalam hening malam, kebiasaan Nana kambuh, ia berjalan sambil tidur, ia mengambil sepatu dan kemudian keluar. Ia berjalan dan berjalan pelan-pelan. Fana ada diluar, ia insomnia, tidak bisa tidur. Dan Nana yang sedang berjalan tak sadarkan diri, untungnya menabrak Fana yang sedang duduk dengan gitarnya, Fana yang melihatnya terkejut, ia pikir itu siapa.

Ia melihat ke atas dan Fana tersenyum melihat kalau itu Nana. Nana tidur sambil berjalan. Ia hampir saja menabrak pohon tempat Fana menyender. Fana makin merasa lucu, karena Nana tidur berjalan sambil memegang apel. Kemudian setelah menabrak Fana, Nana terhenti. Ia terduduk dan kembali diam dan tidur. Melihat hal tersebut, Fana membangunkan Nana, untuk memberi tahu agar ia kembali ke kemahnya.

Nana terkejut, melihat ia ada di samping Fana, dengan apel berada di tangannya. Kemudian ia merapikan duduknya, dan ia menggigil kedinginan. Ia baru sadar, ia di luar kemahnya. Fana melihatnya, dan kemudian membuka jaketnya dan memberikan kepada Fana, yang sedang kedinginan. Tidak tahan dengan ulah Nana, ia kemudian tertawa dan Nana pun maklum dengan apa yang ditertawakan Fana, karena memang hal itu tidak wajar.

Fana kemudian mengantar  Nana kembali ke kemahnya, dan sekarang sudah menunjukkan jam 3, Fana juga sudah mulai mengantuk. Mereka kembali ke kemah dengan perasaan yang aneh. Tidak berbicara apa-apa, tapi hati nya sudah berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun