Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Feminisme Fenomenologi Eksistensial (Bagian III)

7 Juli 2023   10:33 Diperbarui: 7 Juli 2023   11:04 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut yang diuraikan Schimmel, ketika pernyataan Nabi Muhammad yang sangat terkenal dikalangan para arif sufi mengenai kaum wanita: "Allah telah menunjukan kasih sayang-Nya kepadaku dengan wangi-wangian duniamu dan wanita, dan hiburan spritualku ialah shalat", [36]

Pernyataan di atas mengenai kaum wanita dan hubunganya dengan shalat merupakan simbolisme derajat tertinggi kaum wanita dihadapan Nabi Muhammad. inilah yang mendasari para arif untuk menelaah lebih jauh dalam mistisme terkait dengan wanita. Dan yang lebih utama dalam menafsirkan perkataan Nabi Muhammad ialah Ibnu Arabi. 

Schimmel menuturkan, dari peryataan Nabi Muhammad lah yang mendasari Ibnu Arabi sebagai komentator terdepan dalam menafsirakan kaum wanita dan Nabi Muhammad. Sehingga melahirkan karyanya yang monumental "Fushush Al-Hikam". [37] Terlebih lagi, Nabi Muhammad dalam menjalankan dakwahnya ditemani istrinya tercinta Khadijah, mendakan posisi kaum wanita dalam penyebaran awal Islam dan perekambangannya memiliki andil yang penting. Dan bahkan Khadija digelari "ibu kaum mukmin". 

Peran Khadijah dalam mendapingi Nabi Muhammad memiliki andil yang besar terutama dalam spritualitas. Schimmel melukiskannya secara mendalam :"Peran yang dimainkan oleh istri pertama Rasul, Khadijah "ibu kaum mukmin" dalam perkembangan spritualnya, adalah hal yang nyata. Dengan kasih sayang dan pengertiannya, Khadijah memberi Rasul kekuatan dalam menghadapi pengalaman yang menegangkan dan menggungcang hatinya yang paling dalam saat menerima wahyu pertama yang diturunkan kepadanya, karena beliau percaya akan kerasulan suaminya". [38]

Khadijah sebagai perempuan pertama yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad dan memainkan peran yang sangat penting bagi kelanjutan dakwa Islam. Dengan fakta sejarah itu, feminitas sebagai kebutuhan perkembanagan dakwa Rasul dan sekaligus kekuatan dalam menghadapi cobaan. Dan itu hal yang nyata, yang diberikan oleh istrinya Khadijah. 

Apa yang disuguhkan Schimmel dalam penjelasan terhadap kaum wanita dalam tradsi Islam dan terlebih lagi dalam pendekatan mistisisme merupakan hal yang telah lama hilang dikalangan para pengkaji muslim. Khususnya para feminis muslim yang dipengarauhi oleh gerakan feminisme Barat. 

Hal itulah yang mungkin di lihat oleh Schimmel, sebab ia hidup dan mengamati perkembangan feminisme di abad 20 khususnya di Jerman tempat kelahirannya. Terlebih lagi Schimmel berkeliling universitas diberbagai Negara, hal itulah yang mendasarinya untuk menulis dalam pendekatakan baru dalam memahami perempuan dalam mistisisme, seperti yang disebutnya. 

Dalam feminis eksistensial, Schimmel mendasarinya dengan pengalaman para arif sufi dan Nabi Muhammad dalam memahami kaum wanita. Jiwa yang feminis dalam eksistensialnya adalah jiwa yang merindukan sumbernya Al-Haqq, dalam eksitensinya, jiwa mengalami gerak menuju pada trasensdensi. 

Dan itu hanya bisa dilakukan ketika maskulin menemukan feminin. Dua sifat jiwa yang aktif sekaligus pasif dalam relasi pria dan wanita dalam mengenali Al-haqq. Kaum wanita tetap memiliki misteri trasensden, jika kaum pria tidak menyadari hal itu.

"Kerinduan para makrifat terhadap kaum wanita adalah kerinduan dari keseluruhan terhadap bagian darinya, seperti kesunyian tempat tinggal yang mendambakan para penghuni yang memberi mereka kehidupan. Lagi pula, Tuhan mengisi tempat dalam diri kaum pria dari mana wanita diambil dengan kecenderungan terhadapnya. Kerinduannya terhadap wanita itu adalah kerinduan dan kecenderungan dari yang besar terhadap yang kecil". [39]

Catatan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun