Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Pemilik www.omah1001.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Kata dan Ingatan saya sebagian ditulis di www.omah1001.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Hilang Bersama Senja

23 November 2017   05:27 Diperbarui: 23 November 2017   05:49 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjengkelkan!

***

"Apakah kau pikir langit dan bumi, siang dan malam tak saling mencintai? Barangkali jawabannya tidak, tapi biarlah. Toh, banyak orang yang menganggap cinta itu harus seperti laut dan pantai, seperti bara dan api, cinta haruslah bersama, rindu mestilah bertemu, tetapi bagiku tidak!" Masithoh bertanya sekaligus menjawabnya seolah ia tak perlu jawabanku.

Wajahnya basah karena percikan air laut yang menghempas akar pohon tempat biasa ia duduk menikmati senja.

"Menikmati rindu. Senja itu biasa saja. Ada ngilu yang lebam membiru karena rindu. Debur ombak memberi getar pada hati yang kesemutan, menguji apakah ia masih ada rasa ataukah telah mati rasa." Masithoh mengoreksi setiap pernyataan yang menyebutnya menikmati senja.

"Jodoh, rezeki dan ajal adalah takdir Tuhan, setiap ciptaan memiliki pasangan, rezeki dan ajal. Itu pasti!" Kali ini Mashitoh mempersilahkanku duduk di sampingnya.

"Apakah itu berarti setiap orang akan bertemu jodoh atau pasangannya?" Tanyaku

Aku menghirup aroma tubuhnya yang terseret angin, aroma bedak yang terbuat dari beras yang ditumbuk bersama kunyit dan daun asam, kemudian dikeringkan. Bedak yang sama persis digunakan oleh para gadis dan ibu-ibu di pulau ku untuk melindungi wajah mereka dari sengatan matahari.

"Tidak mesti," jawabnya setelah beberapa menit membiarkan pertanyaanku menggantung.

"Kok? Bukankah Tuhan telah menciptakan pasangan masing-masing?" Tanyaku, sembari berharap ia memberiku ruang.

Gadis misterius ini benar-benar menarik perhatianku, dan menyita setiap ingatanku. Sehingga kadang aku seperti gila, mengharapkan sepanjang waktu adalah senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun