"Dua!"Â
Sigit mempercepat gerakannya membuka lipatan kain.
"Cepetan, Git," sergah Woro. Tangannya menyebrangi tubuh Wanto, meraih ujung kain.
"Tiga ... ."
Empat orang sudah mengangkat tangannya dengan mengacungkan dua jari.Â
"Empat."Â
Riko menoleh pada Wanto, seraya berkata, "Sampe berapa hitungannya, Cuy!"
Wanto tidak menjawab, dia ngeloyor menuju kamera DSLR-nya. Riko meradang dan menyusul Wanto dengan cepat, ingin melihat hasil jepretan.
Wanto terbahak-bahak sambil menunjukkan layar belakang kamera. Riko menyorongkan wajahnya.
"Sial dangkal! Ulang-ulang."
Bisa ditebak. Hanya Riko yang dalam keadaan menoleh dengan mulut monyong ke arah ketiga temannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!