Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Candik Ayu di Pucuk Bumi

29 November 2022   15:20 Diperbarui: 29 November 2022   15:36 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dua!" 

Sigit mempercepat gerakannya membuka lipatan kain.

"Cepetan, Git," sergah Woro. Tangannya menyebrangi tubuh Wanto, meraih ujung kain.

"Tiga ... ."

Empat orang sudah mengangkat tangannya dengan mengacungkan dua jari. 

"Empat." 

Riko menoleh pada Wanto, seraya berkata, "Sampe berapa hitungannya, Cuy!"

Wanto tidak menjawab, dia ngeloyor menuju kamera DSLR-nya. Riko meradang dan menyusul Wanto dengan cepat, ingin melihat hasil jepretan.

Wanto terbahak-bahak sambil menunjukkan layar belakang kamera. Riko menyorongkan wajahnya.

"Sial dangkal! Ulang-ulang."

Bisa ditebak. Hanya Riko yang dalam keadaan menoleh dengan mulut monyong ke arah ketiga temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun