Mohon tunggu...
Rahmat Haqiqi
Rahmat Haqiqi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Penulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan yang Tak Tersampaikan

4 Juli 2024   22:20 Diperbarui: 4 Juli 2024   22:44 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kita sudah dewasa, menurutku pacaran adalah sesuatu yang paling tidak serius untuk mengikat sebuah hubungan. Aku tAkut kalo suatu hari kamu malah membandingkan dengan orang yang mungkin datangnya membawa sesuatu yang lebih pasti daripada hanya sekedar komitmen dalam pacaran”. jelas Dimas

“kamu nggak percaya sama Aku?” tanyAku

“Aku nggak percaya sama diri sendiri. tapi suatu saat Aku akan datang dengan sesuatu yang lebih serius untuk kamu” kata Dimas sambil tersenyum, senyumnya begitu tulus yang bisa tetap Aku ingat untuk waktu-waktu setelahnya. Aku manjadi lebih tenang dengan jawabannya sore ini. Tidak ada pacaran tapi kami saling tau isi perasaan kami masing-masing, setidaknya hubungan ini tidak seperti sedang berjalan ditempat. Kami punya tujuan.

Beberapa bulan setelah percakapan kami di café dekat kampus sore itu. Aku dan Dimas lulus dengan predikat yang cukup memuaskan, kami merayakannya Bersama. Di momen wisuda itu Aku sedikit kecewa, karena ternyata sampai detik itu. Dimas masih tidak Bersama dengan apa yang ia janjikan beberapa bulan sebumnya. Hubungan kami masih sama dan setelah selesai merayakan kelulusan, beberapa hari setelahnya Dimas pulang ke kampung halamannya di salah satu kota di Jawa timur.

Aku masih sering berkomuniksi dengan Dimas melalui Whatsaap. Hari demi hari, bulan demi bulan hubungan ini berlangsung. Aku tidak masalah dengan itu, setidaknnya Aku pernah mengalami rutinitas semacam ini seperti saat menjadi mahasiswa baru dulu, tapi Aku tau cara ini bukan cara komunikasi yang disukai Dimas. Setelah beberapa bulan hubungan kami tidak lagi sama seperti sebelumnya. Tepat di bulan ketiga setelah hari kelulusan. Sebuah pesan dari Dimas masuk disertai beberapa panggilan yang tak sempat Aku angkat. Isinya satu bulan lagi dia akan berkujung ke Jember. Tapi Dua minggu setelahnya. Tiba-tiba tidak ada lagi panggilan masuk dari Dimas ataupun hanya sekedar pesan.

 Aku membuka sebuah café di dekat stasiun tak jauh dari pusat kota. Semasa kuliah dulu, jika hendak pulang ketika liburan, Dimas selalu menggunakan jasa transportasi kereta untuk pulang ke kampung halamannya. Aku berharap jika nanti Dimas kembali ke kota ini dia akan turun dari kereta dan keluar dari stasiun seperti dulu. Kami akan ngobrol di sini sambil menikmati secangkir kopi dan menceritakan hal-hal yang sudah dilalui setelah lulus dari kuliah. Aku rasa orang seperti Dimas selalu memiliki cerita dan pengalaman yang menarik untuk dibagi dengan orang lain.

Malam ini sekitar pukul 21.10, tepat satu bulan sejak Dimas mengatakan akan mengunjungi Jember. sebuah kereta dengan tujuan malang – jember baru saja tiba. Jadwalnya sedikit telat dari jadwal yang seharusnya. Cuacanya agak gerimis dan keadaan café malam ini jadi lebih ramai dari pada biasanya. Dari Seberang café, seorang lelaki yang memakai jaket hitam dengan rambut gondrong yang diikat dengan karet gelang keluar dari pintu stasiun dan berjalan ke arah café.

“apa ada yang bisa saya bantu?” tanyAku pada lelaki itu

“saya ingin bertemu dengan Mbak Alya, kata teman saya dia owner sebuah café di sebrang stasiun” kata lelaki itu

“oh iya, dengan saya sendiri”

“sebelumnya mohon maaf, saya teman Dimas. Satu bulan yang lalu Dimas mengatakan pada saya bahwa satu bulan lagi dia akan datang ke Jember untuk menemui anda. Katanya dia akan menepati janjinya yang ia buat ketika kalian masih kuliah. Tapi sayangnya dia tidak bisa datang”. Jelas lelaki itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun