Di bagian akhir buku ini dijelaskan berbagai ragam agresi mulai dari agresi lunak hingga agresi jahat seperti sado-masokisme dan nekrofilia, pada bagian akhir ini juga disertai studi kasus dari agresi jahat orang terkemuka seperti Joseph Stalin, Heinrich Himmler, dan tentu saja Adolf Hitler.
Instingtifme Lama, Behaviorisme, dan Psikoanalisis
Pada bab pertama buku ini dijelaskan bagaimana teori instingtifisme lama menjadi akar dari kekerasan. Dalam teori instingtif ini percaya bahwa kekerasan merupakan sebuah dorongan bawaan yang ada pada manusia.Â
Teori dari Sigmud Freud dan Konrad Lorenz menyuguhkan suatu konsep yang menyerupai sebuah sistem hidrolik dimana semakin tinggi konsenterasi dorongan maka semakin besar kemungkinan kekerasan akan muncul.
Kekurangan dari teori ini adalah Freud tidak hanya kurang data empiris namun juga merancukan analisanya dengan mencampurkan dorongan-dorongan agresi terhadap salah satu dari dua insting nya (insting hidup dan insting mati) yang seharusnya bukan dari keduanya.
 Sedangkan dari teori Lorenz adalah kesalahan dalam mengkategorikan agresi lunak dan jahat menjadi satu macam agresi dan juga menyamakan antara agresi hewan untuk bertahan hidup dengan agresi manusia yang destruktif.
Pada bab 2 kita dijelaskan bagaimana teori behaviorisme dan enviromentalisme membentuk perilaku agresi. Teori ini bergantung pada faktor eksternal atau lingkungan dalam membentuk perilaku.Â
Dalam bab ini teori dari B.F. Skinner dipakai untuk menggambarkan bagaimana behaviorisme itu terkhusus pembentukan perilaku agresi.
Teori behaviorisme dari skinner memang memuaskan keilmiahan dari eksperimen tentang perilaku namun terdapat beberapa bantahan dari Fromm terkait hal ini.Â
Bantahan pertama, konsep behaviorisme hanya melihat dari sudut laboratorium saja tanpa melihat berbagai faktor nilai-nilai sosial yang ikut membantu dalam pembentukan perilaku.
 Lalu yang kedua, teori behavioris hanya tertuju kepada perilaku namun tidak pada pelaku sehingga mengabaikan karakter yang bermacam-macam dari setiap orang.