"yah begitu adanya den, yang penting ada pembeli dan biasanya saya jarang lewat sini den, soalnya jalannya rusak",
"tapi Alhamdulillah ada yang beli toh pak",
Penjual tua ini mungkin karena sudah diberikan kesan akrab dari basa-basi kami ini mulai berbicara banyak.
"saya sudah sepuluh tahun kerja begini den, walau sedikit penghasilannya tapi Alhamdulillah cukup",
"oh begitu ya pak, Alhamdulillah", Aku menjawab secukupnya.
"dulu saya kerja jadi akuntan loh den",
"wah, masa to pak?", Aku mulai merasa sedikit ada yang aneh dengan penjual tua ini.
"lah iya den, saya juga pernah kerja di luar negeri", tambahnya yang membuatku mulai heran.
"wuih keren sekali pak, tapi kenapa bapak jadi seperti ini sekarang?", tanyaku yang ingin memastikan hal yang membuat janggal ini.
"yah begitulah den, saat kita dapat jabatan tinggi tentu ada saja den yang ingin menjatuhkan dan memanfaatkan kita", jawabnya.
Entah mungkin dia hanya meracau tapi ku rasa segan meninggalkannya.
"dulu ketika masih hidup enak nih den, saya bisa makan tiga kali di restoran bintang lima, semuanya dulu mudah dicapai den", tambahnya lagi.