Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Misi G30S/PKA

5 Mei 2020   11:33 Diperbarui: 5 Mei 2020   11:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hitungan menit, suasana berubah agak mencekam, para anggota cukup tegang pada kondisi ini. Namun, tak berselang lama, Dede memberikan instruksi

"Ayo tim penangkap maju!"

Segera tim penangkap berjalan dengan perlahan dengan membuat dua banjar rapih, tiap orang dibekali alat pelindung diri karena ditakutkan terjadi perlawanan dari pelaku. 

Mula-mula tim penangkap membuka gerbang dengan perlahan, berusaha sebaik mungkin agar tak menimbulkan suara, bahkan hanya untuk satu detik derit pun. Egi, Mou, dan anggota lain mulai menaiki tangga dan mendekati lokasi pelaku.

Terlihat situasi kontrakan lengang, tentu saja berkat konsolidasi yang sudah dilakukan sebelumnya dengan pemilik kontrakan. Kamar bernomor 14 yang menjadi target nampak sunyi, tak ada suara apapun, bahkan saat tim berada persis di depan pintunya pun tidak terdengar suara. Tindakan kemudian dilakukan setelah dipanggil dan diketuk tetap tidak ada jawaban. Pintu dibuka paksa, dan setelah beberapa kali didobrak akhirnya terbuka pula.

"Astaga!" Ujar Mou.

"Kap, Bravo 404, pelaku tidak ada di lokasi!" Ujar Mou selanjutnya.

Tim penangkap lalu menyisir area kamar, tidak ditemukan pelaku sama sekali, mereka sudah mencek toilet, lemari, dan langit-langit, pelaku tetap tidak ada. Penyisiran pun diperluar di luar kamar, tetapi tetap tidak ada. 

Dede dan beberapa anggota lain masuk ke dalam kontrakan, dan benar pelaku tidak ada. Pada saat yang bersamaan, Ical yang masih berjaga di dekat kuburan mendengar suara langkah, nampaknya cukup perlahan namun pasti makin terdengar jelas seperti mendekatinya.

Sekitar dalam jarak 10 meter dan dalam posisi gelap, sesosok tubuh terlihat jelas mendekatinya, ia memakai baju putih dengan bahwab hitam. Awalnya Ical cukup dibuat ngeri melihat sosok tersebut, namun ketika tubuhnya mulai tersinari lampu jalan, Ical mulai mengetahui siapa itu. 

Ical lantas mengambil posisi sembunyi di balik semak-semak. Ia melihat orang itu terus berjalan, cukup santai, sambil menenteng kresek putih di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya dengan khidmat menyeruput sebuah minuman, mungkin kopi gula aren yang sedang hits itu pikir Ical.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun