Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti Baru

23 Maret 2020   12:43 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:48 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Pexels

Sudah cukup lama semenjak konflik antara ikhwan proletar dan borjuis berkecamuk hebat. Belakangan ini, mungkin seiring berjalannya waktu dan makin bertambahnya usia, kedewasaan mereka mulai bertambah. Hal ini tentu saja agak mengurangi khazanah silang sengkarut akhwat di kampus. Setiap hari yang biasanya ramai dengan perang urat syaraf, kini sedikit mengendur.

Kondisi sepi dan senyap ini kurang lebih bertahan selama enam bulan, terutama semenjak gencatan senjata disepakati oleh kedua pihak yang bersengketa, ada Bursh di pucuk pimpinan ikhwan borjuis, dan Ical, Wahyu, dan Dede dari sisi Ikhwan proletar. Beberapa orang menyikapi sunyinya hawa kampus dari aksi bengal mereka dengan beragam komentar, ada yang merasa lega dengan sikap dari kedua kubu ikhwan mistis yang kini berafiliasi dalam kongsi bernama "KIMBERLI". Namun tidak dapat juga dibohongi bahwa masyarakat kampus juga kehilangan keceriaan dan keabsurdan kelakukan mereka.

Kondisi yang secara konkrit dapat dilihat dari situasi kampus kekinian pasca gencatan senjata tentu saja sepi. Baik kantin, selasar masjid beberapa lama ini keliatan lowong dan kosong, tawa terbahak mulai kurang terdengar dan kini hanya sayup saja. Jelas merupakan kehilangan sebetulnya, apalagi bagi para penjaga kantin yang sedikitnya rindu atas kenakalan mereka.

Ya, kondisinya memang sedemikian hening begitu. Namun, tepatnya sejak dua hari lalu, kampus mulai geger kembali. Kejadian ini dimulai ketika seorang akhwat menemukan selebaran serta poster yang menempel di beberapa sudut kampus. Ada yang terpasang di mading, tembok, dan kaca ruang kelas. Hal yang membuat poster tersebut sedikitnya mampu menarik perhatian massa adalah isi cuitannya yang cukup kontroversial. Kira-kira isinya begini:

"ERA BARU KEKUASAAN!

Saatnya daun muda menghiasi ingar bingar suasana kampus

Sudah terlalu lama rezim kolot memegang kendali

Sudah seharusnya yang muda yang memimpin

Akhwat! Tenang rezim baru akan berkuasa!"

Dilihat dari substansi dan diksi yang digunakan, secara singkat dapat diterjemahkan oleh kebanyakan orang bukan sebagai niat baik, malah ambisi pribadi untuk berkuasa dan melakukan imperialisme. Poster tersebut cukup membuat keriuhan di kampus kembali terasa. Selain karena jumlah sebarannya yang banyak, kontennya pun seolah mengajak masyarakat kampus untuk tidak mengabaikannya, serta menganggapnya sebagai persoalan serius.

Desas-desus ini kemudian sampai pula lah ke telinga para ikhwan mistis atau yang selanjutnya disebut KIMBERLI. Orang yang pertama kali memberi tahu kejadian ini dalam ke dalam forum adalah Mou dan Izal. Mereka memfotokan poster tersebut. Tak perlu menunggu lama, berbagai respon kemudian meramaikan kembali grup KIMBERLI yang cukup lama sepi. Ada yang terkaget, biasa saja, mengumpat, dan agaknya emosi.

Bale dan Ical menjadi dua orang paling frontal dalam mengecam isi dari poster tersebut. Mereka lantas berinisatif untuk mengumpulkan seluruh anggota untuk membahas persoalan ini secara lebih komprehensif dan mendalam. Bursh sebagai komodor atau pimpinan tertinggi KIMBERLI jelas tidak tinggal diam, lewat pesan dalam grup ia mencoba melakukan rapat luar biasa, kurang lebih begini pesannya:

"Assalamualaikum Wr. Wb

Tabik!

Selamat petang rekan-rekan semua, mungkin beberapa hari ini kita diramaikan dengan poster yang sudah beredar di kampus. Hal ini tentu saja membuat geger warga kampus terutama akibat isi pesannya yang cukup kontriversial. Oleh karena itu, mengingat ini merupakan hal urgen yang perlu dicarikan solusinya bersama, maka saya mengundang para kamerad agar dapat hadir besok setelah jam istirahat bertempat di selasar masjid.

Saya berharap para kamerad dapat menyempatkan hadir karena pembahasan ini penting untuk dibicarakan. Akhir kata sampai berjumpa esok hari dan selamat beraktifitas kembali.

Tabik!

Wassalamualaikum Wr. Wb"

Mendengar perintah sudah diberikan oleh Bursh, para anggota yang lain otomatis langsung mematuhi arahan Bursh. Apalagi bagi Egi dan Izal yang kebetulan siang itu sudah ada janji dengan incarannya secara mendadak harus membatalkan agenda mereka. Kisah Izal cukup mengecewakan, akhwat yang sudah ia batalkan pertemuannya lalu marah dan update di sosial media seraya mendakwa bahwa Izal dan semua ikhwan tukang bohong. Kendati demikian Izal tetap tabah dan harus taat kepada arahan dari Bursh selaku komodor.

Untuk kasus Egi sebetulnya tidak berbeda jauh, hanya saja incarannya tidak sampau update sana sini, ia hanya membalas chat Egi dengan datar

"Maaf ya agenda besok harus di tunda nih, besok ada rapat mendadak"

"Hmmmm yaudah gpp" jawabnya

"Beneran nih? Atau mau agak malem?" Egi memastikan.

"Iya gpp ko, nanti lagi aja"

"Serius gapapa? Maaf ya"

"Iya gpp"

Secara singkat saja incaran Egi pun sama sedang marah, akan tetapi pengendalian dirinya cukup bagus dengan tidak mengumbarnya. Hal senada pun dialami oleh Urip, Babe, Duls, dan Ivan juga. Hanya mereka cukup bisa memberikan pengertian lebih kepada incarannya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka mengapa sampai nekat membatalkan agenda sebelumnya, karena tentu saja ini pertemuan mereka kembali setelah cukup lama vakum, dan memang isunya penting untuk di bahas.

Keesokan harinya, tepat setelah istirahat mereka satu per satu mulai mendatangi selasar masjid. Orang pertama yang sampai disana adalah Dede dan Ical, sambil menunggu yang lain mereka bercakap-cakap ringan

"Kapan lu mau deketin dia?" Tanya Dede

"Dia yang mana?"

"Ah lu kaya banyak yang mau aja pake kata mana segala" Jawab Dede ketus

Ical menyisir rambutnya "Memang gue keren kan?"

"Hidih, keren tapi nggak punya duit percuma" Dede meracau

"Sing penting ada yang mau biar satu orang juga De"

Saat perdebaan mereka mulai klimaks, Bursh, Bale, Wahyu, dan yang lainnya datang dan membuat rapat luar biasa pun segera dimulai. Pertama-tama Bursh membuka pembicaraan.

"Tabik!

Baik, selamat siang para kamerad, terimakasih karena telah meluangkan waktu untuk datang pada agenda penting ini, langsung saja ke pokok persoalan, apakah para kamerad sudah tau dengan selebaran yang ada di kampus ini? Bagaimana pendapat saudara? Hal ini menjadi urgen untuk kita bahas hari ini mengingat kesan dari selebaran tersebut yang cukup tendensius untuk memonopoli kehidupan masyrakat disini."

"Betul komodor, kejadian ini perlu segera dituntaskan, akan berbahaya jika dibiarkan, ini menyangkut hajat hidup masyarakat kampus, terutama para akhwat" Imbuh Dede.

"Sepakat, saya merasa bahwa ada semacam ambisi ekstrim dari si pembuat untuk melakukan invasi serta eksplorasi kampus secara membabi buta, disini tentu bukan berarti seolah enggan mempercayakan kepada generasi selanjutnya, hanya saja mereka perlu dipersiapkan secara matang, dengan daya nalar yang kritis, serta sikap yang bijaksana" Bale ikut menyambung.

Bursh menarik napas panjang "Baik, lantas apakah ada saran bagaimana seharusnya langkah yang dapat kita lakukan?"

"Mungkin kita perlu melakukan agresi, ya bisa berupa propaganda dan semacamnya" Kata Ical sambil sesekali membenarkan poni rambutnya.

"Tetapi, alangkah baiknya kita lakukan investigasi dahulu soal siapa si pembuat onar ini, kalau perlu sampai kita bertemu dengan dia serta menanyakan apa motifnya" Tambah Izal.

Seketika suasana selasar masjid langsung riuh, tiap anggota KIMBERLI terlibat diskusi kecil dengan sesamanya. Dalam momen yang sama Bursh berpikir tentang strategi apa yang tepat guna menuntaskan problema di hadapannya itu.

"Oke baik kamerad, mungkin ada sedikit usul dari saya, ini coba saya rangkum dari beberapa pendapat para kamerad tadi. Usulan saya, bagaimana kalau kita membuat satgas atau pansus yang khusus menangani kasus ini dari masa awal pencarian data dan bukti, uji materi, dan sampai nanti di tahap penyelesaian"

"Dalam pandangan saya ada beberapa divisi khusus yang diperlukan, semisal divisi pencari fakta, divisi intelejen, divisi propaganda, dan divisi aksi taktis. Sekiranya ada masukan lain silakan komunikasikan" Tambah Bursh.

Dari pendapat Bursh beberapa anggota menyetujuinya, sedang beberapa anggota lain menyetujui dengan penambahan divisi, misalnya seperti yang diminta oleh Dede dan Ivan, yaitu divisi kemanan untuk menjamin kelancaran tugas dari satgas atau pansus ini bekerja.

 Selepas dari pembahasan mengenai divisi yang kemudian disepakati dalam naungan pansus, pembahasan berlanjut pada pemilihan koordinator pansus kejadian yang sudah ditetapkan sebagai tanggap darurat ini. Beberapa nama kemudian diusulkan ke muka para audiens, diantara yang muncul adalah nama Ical, Dede, Bale, Mou, dan Duls.

Banyak dari anggota yang memilih Bale sebagai koordinator pansus ini, sementara suara terbanyak kedua disandang oleh Dede. Kedua nama tersebut pada gilirannya dibahas kembali oleh peserta rapat dengan cukup alot. Hasilnya adalah Dede terpilih sebagai koordinator pansus dengan pangkat kapten, sementara Bale sebagai Sekjen. Jabatan Bursh juga dibahas dalam rapat siang itu, dan tak lupa memasukan nama Yai Izan didalamnya pula. Secara jelas hasil yang di dapat dalam rapat terutama susunan pansus tersebut adalah sebagai berikut

"Dewan pengarah   : Yai Izan

Penanggung Jawab : Bursh

Kapten Pansus        : Dede

Sekjen                     : Bale

Kordiv Intel           : Ical

Kordiv Fakta          : Ivan

Kordiv Aksi           : Egi

Kordiv Propaganda : Wahyu

Kordiv Keamanan  : Mou

Setelah kesepakatan tercapai, tidak lama pembahasan dilanjutkan dengan instruksi strategis kembali dari Bursh dan terutama ditujukan kepada para kordiv agar bisa bekerja secara tepat dan cepat. Karena semakin lama kasus ini tidak terungkap, maka akan semakin sulit menemukan kebenaran dari problem yang mereka hadapi, dengan lantang Bursh menegaskan "We don't wasting time, because time can save our live!" sontak perkataan Bursh dijawab lantang pula oleh para anggota KIMBERLI dengan kompak "Yes Sir!"

Setelah diskusi mengenai rencana dan strategi serta garis besar haluan yang harus dilakukan dalam operasi dengan predikat khusus ini tidak boleh boleh gagal dan meminimalisir tingkat kerugian yang akan dihasilkan. Bursh kemudian menutup rapat darurat tersebut dan segera menginstruksikan agar para anggota pansus opsus segera melaksanakan tugas, Bursh juga meminta mereka agar solider karena opsus ini akan berhasil jika dilaksanakan melalui kerjasama tim yang apik.

Sebelum mereka hendak meninggalkan selasar masjid untuk berlaga di medan operasi, tiba-tiba terdengar suara yang sudah tidak asing memanggil "Tunggu!" para anggota KIMBERLI sontak menoleh bersamaan

"Semangat, niatkanlah apa yang kalian kerjakan semata-mata untuk kepentingan umat, lakukanlah tugas dengan tetap mematuhi rambu-rambu etika dan selalu bekerja dengan bijaksana, saya yakin kalian bisa melakukan tugas ini tidak lebih dari tiga hari" Ujar Yai Izan

"Yes Sir!"

To be continued

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun