Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti Baru

23 Maret 2020   12:43 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:48 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Pexels

"Sing penting ada yang mau biar satu orang juga De"

Saat perdebaan mereka mulai klimaks, Bursh, Bale, Wahyu, dan yang lainnya datang dan membuat rapat luar biasa pun segera dimulai. Pertama-tama Bursh membuka pembicaraan.

"Tabik!

Baik, selamat siang para kamerad, terimakasih karena telah meluangkan waktu untuk datang pada agenda penting ini, langsung saja ke pokok persoalan, apakah para kamerad sudah tau dengan selebaran yang ada di kampus ini? Bagaimana pendapat saudara? Hal ini menjadi urgen untuk kita bahas hari ini mengingat kesan dari selebaran tersebut yang cukup tendensius untuk memonopoli kehidupan masyrakat disini."

"Betul komodor, kejadian ini perlu segera dituntaskan, akan berbahaya jika dibiarkan, ini menyangkut hajat hidup masyarakat kampus, terutama para akhwat" Imbuh Dede.

"Sepakat, saya merasa bahwa ada semacam ambisi ekstrim dari si pembuat untuk melakukan invasi serta eksplorasi kampus secara membabi buta, disini tentu bukan berarti seolah enggan mempercayakan kepada generasi selanjutnya, hanya saja mereka perlu dipersiapkan secara matang, dengan daya nalar yang kritis, serta sikap yang bijaksana" Bale ikut menyambung.

Bursh menarik napas panjang "Baik, lantas apakah ada saran bagaimana seharusnya langkah yang dapat kita lakukan?"

"Mungkin kita perlu melakukan agresi, ya bisa berupa propaganda dan semacamnya" Kata Ical sambil sesekali membenarkan poni rambutnya.

"Tetapi, alangkah baiknya kita lakukan investigasi dahulu soal siapa si pembuat onar ini, kalau perlu sampai kita bertemu dengan dia serta menanyakan apa motifnya" Tambah Izal.

Seketika suasana selasar masjid langsung riuh, tiap anggota KIMBERLI terlibat diskusi kecil dengan sesamanya. Dalam momen yang sama Bursh berpikir tentang strategi apa yang tepat guna menuntaskan problema di hadapannya itu.

"Oke baik kamerad, mungkin ada sedikit usul dari saya, ini coba saya rangkum dari beberapa pendapat para kamerad tadi. Usulan saya, bagaimana kalau kita membuat satgas atau pansus yang khusus menangani kasus ini dari masa awal pencarian data dan bukti, uji materi, dan sampai nanti di tahap penyelesaian"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun