Disusun Oleh: Rahmah Novianti, Wafa Nur Aisyah, Saras Dwi Putri Maulida, Zahra Filianisa Purnama
Dosen Pengampu: Nurmawati M.Pd
A.Kesehatan Mental
Kesehatan mental berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian dalam kehidupan: Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang lain dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi.
Kesehatan mental merujuk pada kesehatan seluruh aspek perkembangan seseorang, baik fisik maupun psikis. Kesehatan mental juga meliputi upaya-upaya dalam mengatasi stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, bagaimana berhubungan dengan orang lain, serta berkaitan dengan pengambilan keputusan. Menurut Daradjat, kesehatan mental merupakan keharmonisan dalam kehidupan yang terwujud antara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan menghadapi problematika yang dihadapi, serta mampu merasakan kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif. Selanjutnya ia menekankan bahwa kesehatan mental adalah kondisi dimana individu terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala penyakit jiwa (psychose).
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dan dijaga, baik kesehatan fisik, mental maupun sosial untuk mencapai kondisi yang harmonis. Menurut WHO (The World Health Organization), sehat adalah suatu kondisi yang lengkap secara fisik, metal dan kesejahteraan sosial, disamping itu tidak ada penyakit atau kelemahan yang dimiliki. Definisi sehat tidak hanya berkaitan dengan fisik semata, namun juga berkaitan dengan sehat secara psikis dan mencapai ‘kesejahteraan’ sosial. WHO mendefinisikan tentang kesehatan mental sebagai kondisi kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan berbuah, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya
B.Ciri-ciri Kesehatan Mental
Zakiah Darajat mengungkapkan ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan ke
dalam tujuh kategori yaitu :
a. Miliki sikap batin (attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri
b. Aktualisasi diri
c. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada
d. Mampu ber-otonomi terhadap diri sendiri (mandiri)
e. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
f. Mampu menyelaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri
g. Mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
C.Karakteristik Kesehatan Mental
Secara rinci Yusuf menyebutkan karakteristik kesehatan mental dalam aspek
pribadi sebagai berikut:
1. Aspek Fisik
Perkembangannya normal, berfungsi untuk melakukan tugas- tugasnya, sehat, dan tidak sakit-sakitan.
2. Aspek Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki insight dan rasa humor, memiliki respons emosional yang wajar, mampu berpikir realistik dan objektif, terhindar dari gangguan-gangguan psikologis, bersifat kreatif dan inovatif,bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif, memiliki perasaan bebas untuk memilih. menyatakan pendapat dan bertindak.
3. Aspek Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap altruis), mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan, bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras atau warna kulit
D.Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Menurut Notosoedirdjo dan Latipun faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan sosial budaya. Tetapi jika dijabarkan secara terperinci, apa yang disebut faktor internal meliputi kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan (kedewasaan), gender, cara pandang terhadap masalah hidup, dan keseimbangan berpikir. Adapun faktor eksternal antara lain: keadaan sosial, ekonomi, politik, adat/tradisi, dan lingkungan alam. Elliot mengemukakan semua faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental anak menurut konteks dan jangkauan anak dalam bersosialisasi. Klasifikasi yang dibuat Elliot ini tampak lebih komprehensif karena menggambarkan setiap faktor dalam ruang lingkup individu, keluarga, hingga sistem sosial kemasyarakatan.
Peran Bimbingan Konseling dalam Kesehatan Mental
Melalui bimbingan konseling, peserta didik diberikan kesempatan dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial yang positif, dengan diadakan program ini peserta didik menjadi lebih terampil dalam menyampaikan pemikiran dan perasaannya dengan cara yang sehat. Efek positif dari keterampilan tersebut meraba pada kesejahteraan psikologis peserta didik, hubungan yang baik dengan orang lain menciptakan rasa dukungan dan penerimaan.
Secara umum, peran guru bimbingan konseling yaitu untuk membantu peserta didik untuk mengenal bakat, minat dan kemampuan pada dirinya. Bimbingan dan konseling merupakan bagian internal dalam pendidikan. Oleh karena itu keterlibatan guru menjadi hal yang penting untuk diperhatikan lebih dalam dan tidak bisa dilupakan, sehingga peserta didik dapat sejahtera dari segi pribadi, sosial, akademik maupun di hal yang lain karena adanya dukungan dari sekolah.
Peran-peran penting bimbingan konseling dalam kesehatan mental, diantaranya :
Memberikan dukungan emosional dan psikologis terhadap setiap individu dalam mengatasi permasalahannya.
Membantu menyelesaikan masalah emosional seperti kecemasan, depresi dan stres.
Mencari faktor resiko dan memberikan solusi untuk mencegah munculnya masalah mental yang lebih serius.
Memberikan dukungan sosial dengan menghubungkan dengan komunitas mereka untuk memperkuat jaringan sosial.
Membantu individu dalam proses penyembuhan trauma yang mempengaruhi kesehatan mental.
Studi Kasus atau Temuan Penting Terkait Kesehatan Mental
Kami mengambil temuan penting yaitu bullying sebagai studi kasus kesehatan mental di Sekolah Dasar.
Pengertian Bullying
Bullying berasal dari kata “Bully” yang berarti mengusik atau mengganggu. Coloroso menyatakan bahwa bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional. maka dapat disimpulkan jika Bullying merupakan tindakan permusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja dengan tujuan menyakiti orang lain, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan teror. Ini juga termasuk tindakan yang direncanakan untuk menyakiti orang lain. maupun yang terjadi secara spontan, nyata atau hampir tidak terlihat, di depan atau di belakang seseorang, mudah dikenali atau tersembunyi di balik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak dengan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti mereka dan dilakukan secara berulang kali. Bullying dapat berupa tindakan fisik dan verbal, seperti ejekan, umpatan, cacian, makian, celaan, dan fitnah, serta tindakan fisik, seperti mendorong, menendang, menjambak, memukul, mencakar, mencubit, memeras, dan mengunci seseorang di dalam ruangan.
Faktor terjadinya bullying
Salah satu faktor terjadinya bullying adalah teman sebaya. Adanya teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan menyebarkan gagasan bahwa bullying bukanlah masalah besar dan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan adalah salah satu penyebab utama perilaku bullying pada remaja. Remaja mulai mencari dukungan dan rasa aman dari orang-orang sebayanya dan ingin meninggalkan keluarganya. Adanya tuntutan konformitas menyebabkan bullying terjadi.
Bentuk terjadinya bullying di Sekolah Dasar
Pelaku bullying berusia 10 tahun dan berada di kelas empat Sekolah Dasar. Pelaku melaporkan bahwa dia sering membully temannya karena alasan yang tidak masuk akal, dengan bullying fisik seperti menjagal, menampar, dan memukul. pelaku mengatakan dia merasa senang ketika membully . Pelaku menguatkan pernyataan, “Ketika aku membully, aku merasa bahagia, mbak, tapi kadang-kadang aku minta maaf dan tidak pergi. Itu karena iseng saja”
Korban bullying berusia 10 tahun dan berada di kelas empat Sekolah Dasar. Pernah mengalami bully fisik dan verbal, seperti ditampar atau dijambak, dan juga pernah mengalami pelecehan seksual, dimana pelaku membuka rok korban secara bertahap. korban menyatakan bahwa pelaku pelecehan adalah temannya sendiri dan terjadi saat jam istirahat. Saat temannya mengganggu korban di jam istirahat, dia membuka jilbabnya dan menarik rambutnya. Kemudian korban berlari ke dalam kelas dan menangis. Korban menguatkan pernyataan, "Aku malah sering dijambak rambutku mbak, kadang juga di tampar mbak, kalau di olok-olok aku malah jarang." Kemarin juga, aku nangis di kelas setelah mbak membuka rok dan jilbabku. Aku malu padanya dan akhirnya menangis di depan guru. Mbak, mereka biasanya menggangguku saat istirahat.
Kondisi kesehatan mental korban bullying di Sekolah Dasar
Terdapat gangguan psikologis
Siswa yang menjadi korban bullying mengalami kondisi yang membuat mereka merasa tidak aman, takut, gelisah, dan khawatir. Dampak bullying pada kesehatan mental anak bisa berlangsung singkat maupun berlangsung lama dan bullying akan menyebabkan kesejahteraan psikologis anak menjadi rendah, dan korban akan merasa takut dan tidak nyaman.
Mengalami perlambatan perkembangan sosial dan emosional
Salah satu masalah sosial yang paling umum dihadapi oleh siswa di sekolah adalah hubungan antar individu atau hubungan antara individu dan lingkungan sosialnya. Misalnya, siswa mengalami kesulitan mencari teman dan merasa terasingi dari pekerjaan kelompok mereka. Kondisi ini dirasakan oleh siswa yang menjadi korban pelecehan, yang merasa minder, tidak punya teman, dan tidak mau berteman. Selain itu, peristiwa tersebut dikaitkan dengan peningkatan emosi negatif, dan interaksi-interaksi yang negatif akan berdampak pada perkembangan kognitifnya dan hubungan sosialnya.
Hubungan antara Bimbingan Konseling dan Kesehatan Mental
Kesehatan mental berkaitan dengan bagaimana seseorang memikirkan, merasakan, menjalankan kehidupan sehari-hari, memandang diri sendiri dan orang lain, dan mempertimbangkan berbagai pilihan saat membuat keputusan. Oleh karena itu, perilaku negatif terkait dengan pemahaman diri dan kemampuan untuk membuat keputusan, konseling kesehatan mental digunakan untuk mengatasi perilaku negatif remaja. Menurut Yahya Jaya, kesehatan mental adalah keserasian yang nyata antara fungsi kejiwaan dan penciptaan penyesuaian diri antara manusia dengan lingkungannya. Ini didasarkan pada iman dan ketakwaan, dan bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia baik di dunia maupun akhirat.
Bimbingan konseling ialah, untuk membantu siswa dalam mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Konseling diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih baik dan memiliki kesehatan mental, Bimbingan dan konseling di sekolah membuat siswa merasa diperhatikan oleh guru atas tingkah laku mereka. Bimbingan dan konseling juga mendorong siswa sehingga mereka dapat mendiskusikan masalah mereka dengan guru BK segera. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak berlarut-larut dalam masalah mereka, yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Penanaman anti radikalisme adalah contoh khusus dari bimbingan dan konseling, yaitu membantu orang satu sama lain untuk hidup bersama. Oleh karena itu, seorang konselor harus dapat memastikan bahwa siswa yang bermasalah tidak mengganggu atau mempengaruhi siswa lain dan membuat mereka bersemangat untuk belajar. Mereka juga harus dapat memastikan bahwa siswa yang bermasalah tidak mengganggu atau mempengaruhi siswa lain. Di sekolah, bimbingan konseling bertujuan untuk "menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan" dalam hal masalah perilaku atau kesehatan mental siswa. gangguan jiwa, sehingga diharapkan ia akan memperoleh ketenangan batin yang sesuai. Perilaku yang mencerminkan sikap saling menghargai sesama, baik teman, tetangga, atau kelompok agama, adalah salah satu ciri kesehatan mental.
Tujuan Dan Manfaat dari Bimbingan Konseling dalam Kesehatan Mental ialah untuk membantu siswa mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Untuk meningkatkan kesehatan mental dan membantu orang mengatasi masalah psikologis mereka, bimbingan konseling sangat penting. Mereka memberikan dukungan sosial dan emosional, nasihat yang bermanfaat, dan teknik untuk mengatasi kesulitan psikologis Serta, Bimbingan konseling membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung kesehatan mental anak hal ini dapat membantu pemulihan kesehatan mental anak secara bertahap, mulai dari mengurangi rasa minder, trauma, dan tidak percaya diri, serta membangkitkan semangat anak untuk tumbuh dengan baik dan sempurna Konseling diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih baik dan memiliki kesehatan mental.
DAFTAR PUSTAKA
Layanan, Hubungan, Bimbingan Dan, Jurusan Pendidikan, Agama Islam, Fakultas Ilmu, Tarbiyah Dan, and D I N Syarif Hidayatullah. 2008. “Badriah.”
Shidqi, Muhammad Husein Lisan, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dedi Djubaedi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Asep Kurniawan, and IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2021. “Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam Hubungan Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kesehatan Mental Siswa Dalam Membentuk Pribadi Anti Radikalisme.” Http://Journal.Bungabangsacirebon.Ac.Id/Index.Php/Permata 2: 100–112.
Amin, M. Miftahuddin Al. 2018. “Pengaruh Bullying Terhadap Perilaku Belajar Pai Siswa Kelas Xi Smk Bishri Syansuri Denanyar Jombang,” 12–31.
Rahmawati, Isma. 2023. “Kesehatan Mental Siswa Korban Perilaku Bullying.”
Alwina, S. (2023). Peran Bimbingan Konseling dalam Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Siswa di Sekolah Dasar. 5(1). http://jurnal.stkipalmaksum.ac.id/18
Karimah, U., Al Farisi, U., & Nurani, W. S. (n.d.). Urgensi Bimbingan dan Konseling Untu Kesehatan Mental Mahasiswa Tingkat Akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H