Pelaku bullying berusia 10 tahun dan berada di kelas empat Sekolah Dasar. Pelaku melaporkan bahwa dia sering membully temannya karena alasan yang tidak masuk akal, dengan bullying fisik seperti menjagal, menampar, dan memukul. pelaku mengatakan dia merasa senang ketika membully . Pelaku menguatkan pernyataan, “Ketika aku membully, aku merasa bahagia, mbak, tapi kadang-kadang aku minta maaf dan tidak pergi. Itu karena iseng saja”
Korban bullying berusia 10 tahun dan berada di kelas empat Sekolah Dasar. Pernah mengalami bully fisik dan verbal, seperti ditampar atau dijambak, dan juga pernah mengalami pelecehan seksual, dimana pelaku membuka rok korban secara bertahap. korban menyatakan bahwa pelaku pelecehan adalah temannya sendiri dan terjadi saat jam istirahat. Saat temannya mengganggu korban di jam istirahat, dia membuka jilbabnya dan menarik rambutnya. Kemudian korban berlari ke dalam kelas dan menangis. Korban menguatkan pernyataan, "Aku malah sering dijambak rambutku mbak, kadang juga di tampar mbak, kalau di olok-olok aku malah jarang." Kemarin juga, aku nangis di kelas setelah mbak membuka rok dan jilbabku. Aku malu padanya dan akhirnya menangis di depan guru. Mbak, mereka biasanya menggangguku saat istirahat.
Kondisi kesehatan mental korban bullying di Sekolah Dasar
Terdapat gangguan psikologis
Siswa yang menjadi korban bullying mengalami kondisi yang membuat mereka merasa tidak aman, takut, gelisah, dan khawatir. Dampak bullying pada kesehatan mental anak bisa berlangsung singkat maupun berlangsung lama dan bullying akan menyebabkan kesejahteraan psikologis anak menjadi rendah, dan korban akan merasa takut dan tidak nyaman.
Mengalami perlambatan perkembangan sosial dan emosional
Salah satu masalah sosial yang paling umum dihadapi oleh siswa di sekolah adalah hubungan antar individu atau hubungan antara individu dan lingkungan sosialnya. Misalnya, siswa mengalami kesulitan mencari teman dan merasa terasingi dari pekerjaan kelompok mereka. Kondisi ini dirasakan oleh siswa yang menjadi korban pelecehan, yang merasa minder, tidak punya teman, dan tidak mau berteman. Selain itu, peristiwa tersebut dikaitkan dengan peningkatan emosi negatif, dan interaksi-interaksi yang negatif akan berdampak pada perkembangan kognitifnya dan hubungan sosialnya.
Hubungan antara Bimbingan Konseling dan Kesehatan Mental
Kesehatan mental berkaitan dengan bagaimana seseorang memikirkan, merasakan, menjalankan kehidupan sehari-hari, memandang diri sendiri dan orang lain, dan mempertimbangkan berbagai pilihan saat membuat keputusan. Oleh karena itu, perilaku negatif terkait dengan pemahaman diri dan kemampuan untuk membuat keputusan, konseling kesehatan mental digunakan untuk mengatasi perilaku negatif remaja. Menurut Yahya Jaya, kesehatan mental adalah keserasian yang nyata antara fungsi kejiwaan dan penciptaan penyesuaian diri antara manusia dengan lingkungannya. Ini didasarkan pada iman dan ketakwaan, dan bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia baik di dunia maupun akhirat.
Bimbingan konseling ialah, untuk membantu siswa dalam mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Konseling diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih baik dan memiliki kesehatan mental, Bimbingan dan konseling di sekolah membuat siswa merasa diperhatikan oleh guru atas tingkah laku mereka. Bimbingan dan konseling juga mendorong siswa sehingga mereka dapat mendiskusikan masalah mereka dengan guru BK segera. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak berlarut-larut dalam masalah mereka, yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Penanaman anti radikalisme adalah contoh khusus dari bimbingan dan konseling, yaitu membantu orang satu sama lain untuk hidup bersama. Oleh karena itu, seorang konselor harus dapat memastikan bahwa siswa yang bermasalah tidak mengganggu atau mempengaruhi siswa lain dan membuat mereka bersemangat untuk belajar. Mereka juga harus dapat memastikan bahwa siswa yang bermasalah tidak mengganggu atau mempengaruhi siswa lain. Di sekolah, bimbingan konseling bertujuan untuk "menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan" dalam hal masalah perilaku atau kesehatan mental siswa. gangguan jiwa, sehingga diharapkan ia akan memperoleh ketenangan batin yang sesuai. Perilaku yang mencerminkan sikap saling menghargai sesama, baik teman, tetangga, atau kelompok agama, adalah salah satu ciri kesehatan mental.
Tujuan Dan Manfaat dari Bimbingan Konseling dalam Kesehatan Mental ialah untuk membantu siswa mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Untuk meningkatkan kesehatan mental dan membantu orang mengatasi masalah psikologis mereka, bimbingan konseling sangat penting. Mereka memberikan dukungan sosial dan emosional, nasihat yang bermanfaat, dan teknik untuk mengatasi kesulitan psikologis Serta, Bimbingan konseling membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung kesehatan mental anak hal ini dapat membantu pemulihan kesehatan mental anak secara bertahap, mulai dari mengurangi rasa minder, trauma, dan tidak percaya diri, serta membangkitkan semangat anak untuk tumbuh dengan baik dan sempurna Konseling diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih baik dan memiliki kesehatan mental.