ANALISIS INTELEKTUAL DAN KEPEDULIAN MASYARAKAT SDN 16 PONDOK LABU DALAM MENYIKAPI BERAGAMNYA LIMBAH YANG ADA DI LINGKUNGAN
Â
Nafizah Eka Azzahra, Nawfal Azka Fillah, Rahma Fauziah, Subakdi, Syarif Ali, Yuliani Widianingsih
Ekonomi Pembangunan Program Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta
NIM: 1. 2310116042; 2. 2310116063; 3. 2310116067;
Email: 2310116042@mahasiswa.upnvj.ac.id ; 2310116063@mahasiswa.upnvj.ac.id; 2310116067@mahasiswa.upnvj.ac.id; subakdi@upnvj.ac.id ; syarif.ali@upnvj.ac.id ;Yuliani35@yahoo.com
Â
AbstrakÂ
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan kepada peserta didik, khususnya di tingkat sekolah dasar mengenai pemilahan sampah. Untuk itu, tujuan kami melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai bentuk pengenalan awal kepada masyarakat umum mengenai pemilahan sampah.Â
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bahwa masyarakat dapat memilah sampahnya sendiri dan mengelolanya agar menjadi sesuatu yang berguna dan dapat dimanfaatkan kembali penggunaannya.Â
Metode kegiatan yang kami lakukan yaitu dengan survei dan penyuluhan secara langsung ke tempat lokasi kegiatan. Â Kami memilih siswa/i Sekolah Dasar Pondok Labu 16 Pagi, tepatnya di kelas 2, sebagai sasaran kegiatan dengan harapan bahwa peserta didik dapat mengetahui sedini mungkin terkait jenis-jenis sampah serta pemilahan nya dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.Â
Hasil dari kegiatan yang telah kami lakukan yaitu peserta didik mampu mengetahui jenis jenis sampah dan pemilahan nya dengan baik, serta diharapkan mereka mampu menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Sampah, Pemilahan, Sekolah Dasar
- Pendahuluan
      Sampah merupakan hal sisa dari aktivitas atau kegiatan sehari-hari manusia. Secara umum, sampah dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu sampah organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa organisme makhluk hidup, contohnya yaitu daun, sayuran, dan sisa makanan.Â
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau tidak dapat terurai secara alami, contohnya yaitu botol plastik, kabel, dan kaleng minuman. Sedangkan sampah  bahan berbahaya dan beracun (B3)  adalah sampah yang membahayakan kesehatan makhluk hidup sampai tingkat tertentu, contohnya yaitu pestisida, deterjen, dan limbah medis rumah sakit.
Pengelolaan sampah yang kurang baik  merupakan permasalahan yang umum dihadapi oleh masyarakat negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia.Â
Permasalahan ini dipacu oleh  minimnya kesadaran dari warga masyarakat untuk peduli mengenai produksi sampah yang mereka hasilkan sehingga terus mengalami kenaikan. Kemudian hal ini diperparah dengan fakta bahwa masyarakat masih belum mengetahui dampak dari sampah yang mereka hasilkan kepada lingkungan sekitar.
Fritjof Capra (Wiryono, 2004: 47) menggunakan istilah Web of Life untuk mengungkapkan saling ketergantungan komponen lingkungan. Masyarakat cenderung bertindak sebagian untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa memperhatikan dampaknya terhadap komponen kehidupan lainnya.Â
Tindakan  manusia domestik cenderung memprioritaskan pemenuhan kebutuhan yang pada dasarnya bersifat jangka pendek sebenarnya adalah Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan  dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 proyeksi  dari  absennya  kesadaran lingkungan hidup baik secara individu maupun kolektif.
Kesadaran lingkungan hidup merupakan  kualitas yang muncul dari proses pembelajaran dan kemudian diinternalisasikan dalam diri setiap individu. Proses tersebut salah satunya terjadi pada saat pelaksanaan pendidikan formal di sekolah. Secara khusus, kesadaran ini  dapat diinternalisasikan melalui serangkaian kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah.
Upaya internalisasi nilai-nilai makhluk hidup  dilakukan melalui  kesadaran mendalam terhadap pengetahuan tentang sampah ( self - awareness). Kegiatan ini dilakukan dengan pembelajaran tentang sampah melalui  metode yang menyenangkan melalui pemutaran film ramah lingkungan, permainan dan nyanyian bersama tentang sampah.
Siswa mengamati kondisi di lingkungan sekolah dan dibimbing untuk memikirkan secara mendalam  kondisi yang dilihatnya, menghubungkannya dengan kondisi ideal berdasarkan pemikirannya.Â
Siswa belajar mengolah sampah menjadi benda yang bernilai dalam kehidupan sehari - hari dan bernilai ekonomi  lebih tinggi dengan membedakan dan mengenal beberapa tahap dalam pengolahan sampah itu sendiri.
Untuk menanggapi permasalahan sampah pada saat ini,  sangat perlu jika  dilakukan penanaman pengetahuan agar siswa mempunyai perubahan perilaku (internalisasi)  terhadap penanganan lingkungan hidup. Hal ini mempunyai tujuan untuk menemukan inovasi dalam proses internalisasi nilai-nilai ekologis yang akan diajarkan pada  siswa/i sekolah dasar.
 Maknanya pengelolaan sampah harus  menjadi prioritas utama sekolah dengan melakukan pengembangan kegiatan yang  terstruktur dan berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan bagian  yang tidak bisa dijauhkan dari kegiatan mengajar di sekolah. Kesadaran ekologis diekspresikan dalam lingkungan.Â
Kebiasaan pengelolaan sampah ini perlu dipelajari tersendiri. Materi internalisasi yang pertama ini berdampak untuk mengetahui kesadaran siswa dan bentuk pengelolaan sampah, perubahan sikap anak - anak dalam pengelolaan sampah di sekolah, dan menemukan strategi ampuh dalam upaya internalisasi minat lingkungan hidup siswa sekolah dasar terhadap pengelolaan sampah. Luaran dari penelitian ini adalah pengembangan strategi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dasar serta rekomendasi bagi instansi terkait dalam upaya pengelolaan sampah di sekolah.
Jakarta sebagai kota paling padat penduduknya di Indonesia, tak luput juga dari permasalahan sampah tersebut. Produksi sampah di wilayah Jakarta pada tahun 2022 mencapai 7.543 ton per hari (Bappeda DKI Jakarta, 2022).Â
Besarnya jumlah  sampah  ini disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang ada di kota tersebut. Dengan kenaikan jumlah penduduk dan jumlah  pendapatan, maka akan menimbulkan pola hidup konsumtif dan berimbas pada peningkatan limbah yang dihasilkan.
Permasalahan sampah yang ada di Jakarta bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk saja,  tetapi juga dipengaruhi oleh  faktor lain seperti pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Perlu adanya kerjasama oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini.
Sebuah hal kecil dari penanganan sampah yang dapat dilakukan oleh warga sekitar adalah dapat dilihat dari memilahnya sendiri sebelum dibuang ke tempat sampah.Â
Sampah yang sudah dibuang sesuai dengan tempat berdasarkan klasifikasinya dapat memudahkan kita untuk mengelolanya kembali menjadi barang yang bermanfaat. Seperti contohnya menjadikan sampah anorganik sebagai prabotan rumah tangga yang melewati beberapa tahapan daur ulang.
Namun, ternyata kesadaran masyarakat dalam memilah sampahnya sendiri sebelum dibuang masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang tercampur di tempat sampah. Tak terkecuali di SDN Pondok Labu 16 Pagi.Â
Para siswa/i yang ada disana belum melaksanakan pemilahan sampah dengan baik walaupun sudah terdapat tempat sampah yang sesuai dengan klasifikasinya. Hal ini bisa dikarenakan rendahnya pengetahuan serta pemahaman para peserta didik mengenai pentingnya pemilahan sampah sedari awal.
Berdasarkan dari latar belakang yang telah disebutkan, kegiatan  pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan untuk menanamkan kesadaran kepada para peserta didik mengenai pentingnya membuang sampah sesuai  dengan klasifikasinya  serta bagaimana cara untuk memilahnya.Â
Hal tersebut sejalan dengan harapan kami agar mereka dapat mengurangi pencemaran yang dihasilkan dari sampah di sekitar mereka dan dapat menjaga kelestarian lingkungan.
- Masalah
Banyaknya penduduk yang tinggal di sebuah negara tentunya akan menimbulkan sejumlah persoalan, diantaranya adalah produksi sampah dan pengolahannya. Sampah adalah sisa-sisa berbentuk padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia sehari-hari  dan proses alam. Sampah sering kali mengacu pada sisa-sisa yang tidak diinginkan atau tidak berguna bagi manusia setelah aktivitas atau proses rumah tangga selesai. Mengenai limbah industri, bahan-bahan yang sudah tidak diperlukan lagi umumnya disebut  limbah industri.
Sampah terdiri dari tiga jenis, diantaranya sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Ketiga jenis sampah ini memiliki banyak dampak yang serius bagi masyarakat, dua diantaranya yaitu pencemaran lingkungan dan penumpukan sampah.Â
Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara. Misalnya, sampah plastik yang mencemari lautan dapat membahayakan kehidupan laut. Selain itu, tidak memisahkan sampah membuat proses daur ulang lebih sulit, sehingga lebih banyak sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, mempercepat penumpukan dan mempersingkat umur tempat pembuangan.
Kota Jakarta, saat ini dengan populasi sekitar 11.436.000 penduduk, menghadapi masalah serius dengan pengelolaan sampah. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pemisahan sampah sangat rendah, mengakibatkan tempat pembuangan akhir (TPA) kota cepat penuh dan lingkungan yang tercemar.
Penumpukan sampah di Jakarta berasal dari banyak tempat, salah satu yang memproduksi sampah yaitu SDN Pondok Labu 16 Pagi. Kurang nya edukasi kepada peserta didik berakibat pada penerapan pemilahan sampah tidak berjalan.Â
Diperlukan pemberian edukasi kepada peserta didik untuk menerapkan pemilahan sampah sedari awal  mungkin, maka dari itu kami berpartisipasi untuk memberikan penyuluhan kepada peserta didik SDN Pondok Labu 16 Pagi. Beserta harapan dengan hal kecil yang kami berikan dapat memberikan dampak yang besar dan berkepanjangan baik untuk peserta didik maupun untuk sekolah.      Â
SDN  16 Pondok Labu  merupakan salah satu SD yang berada di wilayah Pondok Labu Jakarta, dimana pengembangan keterampilan pengelolaan sampah  perlu dilakukan secara lebih optimal dan tepat sasaran, karena  pengelolaan sampah dilaksanakan. Selama ini hanya berhenti pada bentuk pengelolaan sampah organik berupa pupuk dan pengklasifikasian sampah botol dan sampah plastik lainnya.
Berdasarkan situasi yang terjadi di masyarakat,  kami dari Tim Pengabdian Masyarakat SDN 16 Pondok Labu Universitas Pembangunan Negeri Veteran Jakarta bertujuan untuk melaksanakan  kegiatan  pengabdian kepada masyarakat berupa "Analisis Intelektual dan Kepedulian Masyarakat  SDN 16 Pondok Labu Dalam Menyikapi Beragamnya Limbah Yang Ada Di Lingkungan"   Â
                                                                                                                           Â
- Tinjauan Pustaka
      Setelah peneliti melakukan penelusuran, ditemukannya beberapa hal konkrit pada penelitian lain dengan apa yang kami teliti.
-Pada penelitian pertama yang berjudul "Analisis Konsep 3R Terhadap Pengelolaan Sampah di Jakarta Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku". Sherryl Naomi Wong dkk. (2022); Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam menjaga kebersihan lingkungan.Â
Dalam penerapannya, banyak kita temui masyarakat yang hanya sembarang dalam membuang sampah tanpa memikirkan jenis sampah tersebut, serta adanya anggapan yang dimiliki masyarakat bahwa sampah/barang tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi.
-Borman & Yogi (2019); berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) dalam waktu satu tahun, dapat mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Fakta ini menunjukkan perilaku masyarakat yang belum peduli terhadap lingkungan nya terutama bahaya sampah bagi masyarakat.
-Bappeda DKI Jakarta (2022); Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut Jenis Sampah di Provinsi DKI Jakarta (Ton) adalah 7.543,42. (berdasarkan hasil yang terpantau dari beberapa tempat yang sudah ada pemilahan sampahnya).
IV. Metode
Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan survei dan melakukan penyuluhan secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Pondok Labu 16 Pagi. Adapun sasaran kegiatan kami adalah anak kelas 2, sebanyak 32 orang.
Tema kegiatan yang kami lakukan yakni mengenai pemilahan sampah organik, non-organik, dan berbahaya kepada anak anak tersebut. Kegiatan ini bersifat penyuluhan serta aksi secara langsung, dimana anak-anak diajarkan untuk memilah dan memasukkan sampah tersebut ke tong sampah yang sudah kami siapkan sebelumnya.
Metode pelaksanaan ini diawali dengan mencari mitra sasaran, yaitu Sekolah Dasar Pondok Labu 16 Pagi. Kemudian mengajukan surat izin kepada universitas dan menyerahkannya kepada kepala sekolah sebagai bukti simbolis. Setelah pihak sekolah menyetujuinya, maka kami mengajukan tanggal dan melakukan kegiatan pengabdian.
Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pemaparan materi melalui Power Point. Lalu kami adakan sesi games singkat dengan tanya jawab untuk mengukur sejauh mana pemahaman para peserta didik. Setelah itu kami mengajak para peserta didik untuk melakukan aksi secara langsung dengan memasukkan sampah yang ada ke dalam tempat sampah yang sudah disediakan, baik itu organik, non-organik, ataupun berbahaya.Â
Di akhir acara, kami memberikan snack kepada para peserta didik sebagai tanda terima kasih atas partisipasi dan kesungguhan mereka dalam melaksanakan acara dari awal hingga ke akhir. Bagan alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 1.
V. Hasil Pengabdian Masyarakat dan Pembahasan
Hasil Pengabdian Masyarakat
Sosialisasi yang kami berikan kepada peserta didik SDN Pondok Labu 16 Pagi yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2024, berjalan sesuai dengan yang kami agendakan. Karena keterbatasan waktu dan SDM untuk pelaksanaan sosialisasi ini, kami hanya berkesempatan memberikan sosialisasi kepada peserta didik kelas 2.Â
Dalam sosialisasi tersebut kami memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan melakukan pemaparan materi mengenai jenis-jenis sampah, berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari ketiga jenis sampah tersebut, bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak sampah pada lingkungan, dan menekankan kepada mereka untuk membuang sampah dengan memilah sesuai jenisnya sebagai upaya mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).Â
Setelah pemaparan materi, peserta didik melakukan praktik memilah sampah sesuai jenisnya ke tempat sampah yang telah kami sediakan melalui sesi games yang kami berikan. Peserta didik sangat antusias untuk mengikuti semua rangkaian sosialisasi dan merespon dengan baik terhadap sosialisasi yang kami lakukan..Â
Hal ini menumbuhkan harapan kepada mereka untuk dapat membawa pelajaran dan manfaat yang mereka dapatkan untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari kemudian dapat secara berkelanjutan menuju ruang lingkup yang dinaungi.
Selama sesi penyuluhan, kami menyampaikan materi melalui presentasi dan diskusi interaktif. Kami juga merancang strategi berupa permainan edukatif untuk memastikan keterlibatan siswa. Salah satu permainan yang kami adakan adalah meminta siswa untuk mengidentifikasi dan membedakan jenis sampah. Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka, kami memberikan hadiah snack.
Respon siswa terhadap kegiatan ini sangat positif. Mereka terlibat aktif, menunjukkan minat yang tinggi dalam memahami konsep pemilahan sampah.
Kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi sekolah dasar  di lingkungan belajar dalam mengelola dan mengenalkan klasifikasi sampah sejak dini.
Selain itu, kegiatan pengelolaan sampah ini juga dapat dilakukan  pada  akhir pekan dengan tujuan mewujudkan Badung dan  bebas sampah. Mengoptimalkan pengurangan sampah dan meluangkan waktu pada hari Sabtu sebelum melakukan kegiatan ekstrakurikuler sesuai  minat dan bakat siswa langkah kecil ini pasti akan berdampak besar dalam mengubah ekosistem desa menjadi lebih hijau.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mempresentasikan kepada siswa/i pengelolaan sampah secara efisien dan memunculkan rasa peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan di area sekitar.Â
Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, siswa/i dapat memberikan wawasan kepada teman-teman di lingkungan sekitar untuk bisa mengelola sampah organik maupun non-organik untuk menjadi lebih berguna kembali. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama serta penyerahan hadiah kepada para siswa/i sebagai bentuk apresiasi dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat
Pembahasan
Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat.Â
Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat. Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai.Â
Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.dampak bahaya terhadap lingkungan, limbah B3 dapat mencemari air, tanah maupun udara dan untuk kesehatan akan berdampak seperti, gangguan sistem pernapasan dan pencernaan, gangguan sistem tumbuh kembang anak, juga gangguan jaringan paru-paru dan hati.Â
Penjelasan mengenai dampak sampah dari ketiga jenis sampah tersebut menggambarkan sangat berbahaya jika semua jenis sampah disatukan, tanpa dipilah terlebih dahulu. Selain itu, hal ini berdampak juga pada tempat pembuangan akhir yang akan sangat meningkat jika semua jenis sampah bersatu.Â
Namun, kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah masih rendah, hal ini dapat diakibatkan oleh kurangnya perhatian pemerintah terkait masalah sampah mengakibatkan masyarakat kurang mendapat edukasi dan pemahaman yang mendalam terkait permasalahan sampah yang sedang terjadi.
Masalah ini menyebar ke seluruh kalangan, baik pemerintah, masyarakat maupun sekolah yang ada di Indonesia, terutama di Ibukota Jakarta. tak terkecuali Sekolah Dasar Negeri Pondok Labu 16 Pagi, sekolah ini masih kurang dalam penyaluran edukasi dan sosialisasi kepada seluruh peserta didik terkait masalah sampah, bagaimana mengelola sampah, bagaimana mendaur ulang sampah, serta bagaimana pemilahan sampah yang benar guna meminimalisir penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).Â
Sosialisasi merupakan salah satu upaya yang dapat kita lakukan, dan kami sebagai perantara untuk semua  peserta didik memahami terkait masalah sampah yang ada di Indonesia. Langkah sederhananya yakni membudayakan 5R (reuse, reduce, recycle, replace, repair) untuk membangkitkan semangat peduli lingkungan dan pengelolaan sampah secara sederhana pada tingkat sekolah.
VI. Penutup
Hal objektif yang bisa penulis berikan terkait penelitian ini adalah inisiatif yang ada pada setiap masyarakat ternyata masih kurang dalam melihat isu limbah pada lingkungan sekitar mereka. Tidak hanya itu, dalam cara mengelola dan menangani limbah juga belum memenuhi tahapan yang sudah di regulasi kan dan sudah ditetapkan pada standar nasional.Â
Buktinya masih ada yang tidak kompeten (walau tidak seluruhnya) tetapi beberapa dengan tidak pedulinya menyatukannya tanpa menghiraukan regulasi dan komposisi yang sudah ditetapkan. Hal ini dilakukan oleh beberapa golongan masyarakat yang lebih spesifiknya pada warga SDN 16 Pondok Labu.
Maka dari itu, dengan adanya penelitian kami, akan sangat diharapkan dan bisa diterapkan apa yang sudah kita lakukan pada SD tersebut bisa dipraktekan dan diimplementasikan dalam jangka panjang dan bisa memupuk rasa kesadaran masing - masing individu yang berdampak langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Menggunakan konsep pendekatan interaktif dan visualis, tentunya diharapkan hal tersebut dapat mendorong minat audiens dalam menerima penyuluhan yang kami paparkan pada mereka. Hal ini dapat menjadi salah satu bahan kesadaran tahap awal akan isu lingkungan yang ada di sekitar  mereka.
Pengabdian kepada masyarakat ini dapat membangun sekolah dasar dan memberikan layanan pendidikan khusus agar anak-anak lebih memperhatikan lingkungan dan sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah. Kegiatan ini dapat dilakukan di setiap sekolah atau lingkungan Pondok Labu untuk  lebih mengoptimalkan  pemberdayaan sampah plastik dan mengisi waktu luang siswa.
Selain itu tentunya kegiatan ini juga dapat melibatkan masyarakat lokal yang dapat berkontribusi dalam proses pemantauan pada jenis kegiatan yang sama.
VII. Pengungkapan
Dengan demikian kami mengucapkan rasa bersyukur dan berterima kasih dalam suksesnya menerbitkan dan menyelesaikan penelitian ini kepada pihak langsung maupun secara tidak langsung. Ucapan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada kesempurnaan tanpa kesalahan dan kekurangan seperti halnya artikel ini yang jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat kami perlukan untuk perbaikan tulisan berikutnya dan semoga artikel ini dapat .
Kepada dosen Pancasila dan Kewarganegaraan Bapak Drs. Subakdi,MM., dosen Kepemimpinan Bapak Drs. Syarif Ali,M.Si, CHRP, serta dosen Bela Negara Ibu Yuliani Widianingsih,M.Si, kami berterima kasih atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan selama pembuatan Project Base Learning. Tanpa bantuan dan arahannya, kami tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Serta tidak lupa teman - teman universitas yang telah memberi banyak referensi dalam menyokong keberhasilan penelitian ini.
VIII. Referensi
Borman,  R.  I.,  &  Purwanto,  Y.  (2019).  Implementasi  Multimedia  Development  Live  Cycle pada Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Bahaya Sampah pada Anak. JEPIN (Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika, 5(2).
Bappeda DKI Jakarta (2022). Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut Jenis Sampah di Provinsi DKI Jakarta (Ton), 2020-2022. Jakarta : Bappeda DKI Jakarta.
Fadlilah, A. N., & Muqowim, M. (2020). SettingsThe Effective and Creative Method to Teach Environmental  Care  Attitudes  for  Early  Childhood. Indonesian  Journal  of  Early Childhood Education Studies, 9(2), 91--97.
Wong et al., (2022). Analisis Konsep 3R Terhadap Pengelolaan Sampah di Jakarta Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku. Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 4 Desember 2022.
Wahyuni Purnami, Wigbertus G. Utama, Fransiska J. Madu. (2016). Internalisasi Kesadaran Ekologis melalui Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H