Siswa mengamati kondisi di lingkungan sekolah dan dibimbing untuk memikirkan secara mendalam  kondisi yang dilihatnya, menghubungkannya dengan kondisi ideal berdasarkan pemikirannya.Â
Siswa belajar mengolah sampah menjadi benda yang bernilai dalam kehidupan sehari - hari dan bernilai ekonomi  lebih tinggi dengan membedakan dan mengenal beberapa tahap dalam pengolahan sampah itu sendiri.
Untuk menanggapi permasalahan sampah pada saat ini,  sangat perlu jika  dilakukan penanaman pengetahuan agar siswa mempunyai perubahan perilaku (internalisasi)  terhadap penanganan lingkungan hidup. Hal ini mempunyai tujuan untuk menemukan inovasi dalam proses internalisasi nilai-nilai ekologis yang akan diajarkan pada  siswa/i sekolah dasar.
 Maknanya pengelolaan sampah harus  menjadi prioritas utama sekolah dengan melakukan pengembangan kegiatan yang  terstruktur dan berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan bagian  yang tidak bisa dijauhkan dari kegiatan mengajar di sekolah. Kesadaran ekologis diekspresikan dalam lingkungan.Â
Kebiasaan pengelolaan sampah ini perlu dipelajari tersendiri. Materi internalisasi yang pertama ini berdampak untuk mengetahui kesadaran siswa dan bentuk pengelolaan sampah, perubahan sikap anak - anak dalam pengelolaan sampah di sekolah, dan menemukan strategi ampuh dalam upaya internalisasi minat lingkungan hidup siswa sekolah dasar terhadap pengelolaan sampah. Luaran dari penelitian ini adalah pengembangan strategi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dasar serta rekomendasi bagi instansi terkait dalam upaya pengelolaan sampah di sekolah.
Jakarta sebagai kota paling padat penduduknya di Indonesia, tak luput juga dari permasalahan sampah tersebut. Produksi sampah di wilayah Jakarta pada tahun 2022 mencapai 7.543 ton per hari (Bappeda DKI Jakarta, 2022).Â
Besarnya jumlah  sampah  ini disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang ada di kota tersebut. Dengan kenaikan jumlah penduduk dan jumlah  pendapatan, maka akan menimbulkan pola hidup konsumtif dan berimbas pada peningkatan limbah yang dihasilkan.
Permasalahan sampah yang ada di Jakarta bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk saja,  tetapi juga dipengaruhi oleh  faktor lain seperti pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Perlu adanya kerjasama oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini.
Sebuah hal kecil dari penanganan sampah yang dapat dilakukan oleh warga sekitar adalah dapat dilihat dari memilahnya sendiri sebelum dibuang ke tempat sampah.Â
Sampah yang sudah dibuang sesuai dengan tempat berdasarkan klasifikasinya dapat memudahkan kita untuk mengelolanya kembali menjadi barang yang bermanfaat. Seperti contohnya menjadikan sampah anorganik sebagai prabotan rumah tangga yang melewati beberapa tahapan daur ulang.
Namun, ternyata kesadaran masyarakat dalam memilah sampahnya sendiri sebelum dibuang masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang tercampur di tempat sampah. Tak terkecuali di SDN Pondok Labu 16 Pagi.Â