Mohon tunggu...
Rahma Ayuningtyas Fachrunisa
Rahma Ayuningtyas Fachrunisa Mohon Tunggu... Freelancer - Writer, Psychologist

Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta dan psikolog pendidikan lulusan Universitas Gadjah Mada. Menulis tentang psikologi, tumbuh kembang, keluarga, perkembangan moral, pendidikan, sosial, dan refleksi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Permainan Tradisional, Upaya Meminimalisasi Dampak Penggunaan Gawai pada Anak

20 Desember 2017   11:11 Diperbarui: 20 Desember 2017   22:19 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan tradisional atau yang sering disebut permainan rakyat merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu, di mana permainan ini lahir berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat (Yunus, dalam Seriati, 2010). Purwaningsih (2006) juga menjelaskan pengertian yang serupa, di mana permainan tradisional merupakan segala bentuk permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Berdasarkan penjelasan dari Jarahnitra (dalam Siagawati, 2007), permainan tradisional memiliki peran yang besar dalam mengembangkan nilai-nilai pada anak, seperti berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga, sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat. 

Kegiatan ini merupakan aktivitas yang sesuai dalam pemenuhan kebutuhan tahap perkembangan anak, sehingga dibutuhkan untuk menyempurnakan proses tumbuh kembang anak. Ada berbagai macam permainan tradisional, di antaranya adalah gobag sodor, dhakon, engklek, dhelikan, jamuran, bekelan, dan berbagai macam permainan lain. Masing-masing permainan memiliki karakteristik, cara permainan, serta manfaat yang berbeda satu sama lain.

Gobag sodor merupakan salah satu jenis permainan anak yang dapat dimainkan secara berkelompok (Purwaningsih, 2006). Istilah gobag sodor berarti jenis permainan anak yang bertempat di sebidang tanah lapang yang telah diberi garis-garis segi empat di petak-petak, terdiri dari dua regu, satu regu sebagai pemain dan satu regu sebagai penjaga, di mana masing-masing regu berisi 4-7 orang (Marsono, dalam Siagawati, 2007). 

Lapangan permainan gobag sodor berbentuk persegi empat dengan luas yang disesuaikan dengan jumlah pemain, di mana panjang persegi sekitar 10 meter dan lebar sekitar 5 meter. Setiap jarak 2,5 meter ditarik garis lurus vertikal dan horizontal, sehingga akan terbentuk 8 bujur sangkar sama besar yang saling berhimpitan, dengan 4 bujur sangkar di atas dan 4 bujur sangkar di bawah (Ariani, dalam Siagawati, 2007).

Mildred Pattern (1932) menjelaskan bahwa terdapat 4 jenis permainan, yaitu permainan soliter, paralel, asosiatif, dan kooperatif. Permainan soliter merupakan jenis permainan yang dilakukan individu secara sendirian dan tidak bergantung dengan apa yang dilakukan individu lain. Permainan ini biasanya dilakukan hanya dengan melibatkan alat permainan. 

Sedangkan permainan paralel merupakan permainan di mana anak-anak terlibat ke dalam kegiatan yang sama dan saling berdampingan tetapi dengan interaksi atau pengaruh satu sama lain yang sangat sedikit. Kemudian, permainan asosiatif merupakan jenis permainan yang mirip dengan permainan paralel, tetapi dengan peningkatan tingkat interaksi dalam bentuk saling berbagi, bergiliran, dan minat bersama pada sesuatu yang sedang dilakukan orang lain. 

Terakhir, permainan kooperatif merupakan permainan di mana anak-anak bergabung untuk mencapai tujuan bersama. Jika suatu permainan bersifat semakin kooperatif, maka tingkat interaksi antar pemain yang perlu dilakukan juga semakin tinggi.

Permainan gobag sodor termasuk ke dalam permainan kooperatif. Permainan ini mengharuskan anak-anak untuk membentuk dua kelompok besar yang berlawanan. Setiap anak dalam kelompok yang sama perlu bekerja sama demi mencapai tujuan mereka, yaitu berhasil melewati seluruh musuh untuk mencapai ujung arena permainan sehingga dapat memenangkan permainan. 

Dalam prosesnya, anak membutuhkan komunikasi, interaksi, serta kerja sama untuk membentuk strategi bertanding sehingga mampu mengalahkan kelompok lawan bermain. Karakteristik inilah yang menambah poin penting gobag sodor sebagai permainan tradisional, di mana tidak dapat ditemukan pada permainan-permainan modern saat ini. Hal ini dapat memberikan manfaat kepada anak, terutama dalam mengasah kemampuan interaksi sosial mereka dengan lingkungan.

Gobag sodor sebagai kegiatan penunjang tumbuh kembang anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun