Dari filsafat Stoa, kita bisa belajar memilah- milah. Mana yang sekiranya bisa membuat kita menjadi manusia yang bertumbuh. Kita harus paham dulu, mana sesuatu yang berada di bawah kendali mana yang di luar kendali.
Selama kita tidak menyakiti  dan menghakimi orang lain, ya kenapa harus takut? Iya kan? Jadi, saya rasa jangan terlalu memperdulikan perkataan orang. Intinya, ambil positifnya saja, buang yang buruk- buruk.
Jika kita sudah memahami alur tersebut, maka kita tidak perlu lagi untuk merasa bersalah kepada orang lain. Eits, kecuali kalau memang kita salah, ya! Alias atas dasar ulah kita sendiri. Jangan lupa untuk meminta maaf, hehe. Yang terpenting adalah bahagiakan orang- orang terdekat. Tekan baik- baik kalau ingin emosi. Ingat, satu perkataan buruk bisa membekas di hati sampai bertahun- tahun, bukan? Hati- hati dengan hati, eh lisan!
Bubulan, 28 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H