Kemudian mereka meneruskan obrolannya sambil melangkah keluar dari mushala.
"Yang putri...tunggu..." sedikit aku berteriak karena takut di tinggal oleh eyangku. Sambil berlari ku hampiri beliau berdua.Â
"Waduh hampir lupa kalau aku tadi bawa cucuku ikut jamaah subuh." Sembari tersenyum Eyang menggodaku
Aku pasang wajah cemberut dan bergelayut manja di tangan kiri Eyangku.
"Eyang kakung masih di dalam ya?" tanya eyang putri.
Aku mengangguk sebagai jawabannya.Â
Eyang kakung memang  biasa berdzikir setelah salat subuh sambil menunggu fajar. Dan ini  dilakukan sejak eyang pensiun sebagai PPL pertanian lima tahun yang lalu.
"Lha ini putranya sinten tho Bu Mantri? " tanya Mak Nar sambil menatapku teduh.
"Anaknya Niken." Jawab eyang.
"Mbak Niken yang dosen niku nggih?" tanya Mak Nar lagi.
"Iya...sekarang mamanya dan ayahnya  Lily ini sedang melanjutkan sekolahnya lagi di Jakarta, jadi dia dititipkan di sini." Eyang menjawabnya.