Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Expert Judgement dan Potensi Ketidakakuratan CELIOS dalam Menilai 100 Hari Prabowo-Gibran

25 Januari 2025   17:47 Diperbarui: 25 Januari 2025   17:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo menyalami para menterinya saat sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, 22/1/2025. (Foto: Kompas/Hendra A Setyawan)

Dalam konteks ini, CELIOS memanfaatkan 95 jurnalis dari 44 lembaga pers untuk menilai dampak kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 100 hari pertama mereka.

Jumlah tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan Litbang Kompas yang melibatkan 1000 responden yang tersebar di 38 provinsi.

Teori dasar yang mendasari penggunaan metode expert judgement ini adalah anggapan bahwa para ahli memiliki wawasan yang lebih tajam dalam menilai dinamika politik dan kebijakan dibandingkan dengan hanya mengandalkan data kuantitatif atau survei opini publik saja.

Namun, meskipun penggunaan expert judgement memiliki potensi untuk memberikan analisis yang mendalam, teknik ini bukan tanpa tantangan.

Penilaian ahli cenderung dipengaruhi oleh sejumlah faktor subjektif, termasuk bias personal, pengalaman yang terbatas pada perspektif tertentu, atau ketergantungan pada data yang tidak lengkap.

Potensi Kesalahan dalam Penggunaan Expert Judgement oleh CELIOS

1. Bias Seleksi Ahli
Salah satu masalah utama dalam penggunaan expert judgement adalah bias seleksi ahli. CELIOS kemungkinan memilih ahli yang memiliki perspektif atau preferensi tertentu, yang dapat memengaruhi hasil analisis secara tidak proporsional. 

Misalnya, jika mayoritas ahli yang dilibatkan cenderung memiliki pandangan politik yang tidak mendukung pemerintahan atau berafiliasi pada kekuatan politik yang berseberangan dengan pemerintah, penilaian mereka mungkin tidak mencerminkan gambaran yang objektif dan komprehensif mengenai kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.

2. Kurangnya Konsensus yang Kuat
Salah satu ciri khas dari penggunaan expert judgement adalah adanya potensi ketidaksepakatan di antara para ahli, terutama dalam topik yang kompleks seperti evaluasi kinerja pemerintah. 

Jika CELIOS tidak mengelola proses ini dengan hati-hati, hasilnya bisa menjadi cacat karena ketidaksesuaian pandangan antara para ahli yang terlibat. 

Terlebih lagi, dalam konteks penilaian 100 hari pemerintahan yang relatif singkat, evaluasi yang beragam bisa menghasilkan analisis yang tidak konsisten atau bahkan kontradiktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun