Dalam konteks ini, CELIOS memanfaatkan 95 jurnalis dari 44 lembaga pers untuk menilai dampak kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 100 hari pertama mereka.
Jumlah tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan Litbang Kompas yang melibatkan 1000 responden yang tersebar di 38 provinsi.
Teori dasar yang mendasari penggunaan metode expert judgement ini adalah anggapan bahwa para ahli memiliki wawasan yang lebih tajam dalam menilai dinamika politik dan kebijakan dibandingkan dengan hanya mengandalkan data kuantitatif atau survei opini publik saja.
Namun, meskipun penggunaan expert judgement memiliki potensi untuk memberikan analisis yang mendalam, teknik ini bukan tanpa tantangan.
Penilaian ahli cenderung dipengaruhi oleh sejumlah faktor subjektif, termasuk bias personal, pengalaman yang terbatas pada perspektif tertentu, atau ketergantungan pada data yang tidak lengkap.
Potensi Kesalahan dalam Penggunaan Expert Judgement oleh CELIOS
1. Bias Seleksi Ahli
Salah satu masalah utama dalam penggunaan expert judgement adalah bias seleksi ahli. CELIOS kemungkinan memilih ahli yang memiliki perspektif atau preferensi tertentu, yang dapat memengaruhi hasil analisis secara tidak proporsional.Â
Misalnya, jika mayoritas ahli yang dilibatkan cenderung memiliki pandangan politik yang tidak mendukung pemerintahan atau berafiliasi pada kekuatan politik yang berseberangan dengan pemerintah, penilaian mereka mungkin tidak mencerminkan gambaran yang objektif dan komprehensif mengenai kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
2. Kurangnya Konsensus yang Kuat
Salah satu ciri khas dari penggunaan expert judgement adalah adanya potensi ketidaksepakatan di antara para ahli, terutama dalam topik yang kompleks seperti evaluasi kinerja pemerintah.Â
Jika CELIOS tidak mengelola proses ini dengan hati-hati, hasilnya bisa menjadi cacat karena ketidaksesuaian pandangan antara para ahli yang terlibat.Â
Terlebih lagi, dalam konteks penilaian 100 hari pemerintahan yang relatif singkat, evaluasi yang beragam bisa menghasilkan analisis yang tidak konsisten atau bahkan kontradiktif.