Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Anatomi Negara: Faktor-faktor Determinan Keberhasilan dan Kegagalan

29 Desember 2024   13:05 Diperbarui: 29 Desember 2024   13:05 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografik Ketimpangan Ekonomi Indonesia Peringkat ke-4 di Dunia (Sumber: Katadata.co.id)

Laporan terbaru dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengenai ketimpangan ekonomi di Indonesia menggambarkan situasi yang semakin memprihatinkan, dengan istilah "Pesawat Jet untuk Si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin" yang mencerminkan kesenjangan yang lebar antara kelompok kaya dan miskin.

Dalam kajiannya, CELIOS membuktikan aspek-aspek bermasalah:

Kesenjangan Kekayaan: Laporan menunjukkan bahwa kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang biasa. Ini menunjukkan konsentrasi kekayaan yang ekstrem di tangan segelintir individu.

Diproyeksikan dalam enam tahun ke depan, Indonesia akan memiliki kuadriliuner pertama dalam sejarah, sementara kemiskinan diperkirakan baru bisa dihapuskan dalam waktu 133 tahun jika tidak ada perubahan signifikan.

Peran Industri Ekstraktif: Industri ekstraktif, seperti pertambangan dan minyak bumi, menjadi salah satu penyumbang utama ketimpangan. Sekitar setengah dari 50 orang terkaya memiliki keterkaitan langsung dengan sektor ini.

Meskipun sektor ini berkontribusi besar terhadap pendapatan negara melalui pajak dan royalti, keuntungan yang dihasilkan cenderung mengalir hanya kepada elit tertentu, meninggalkan masyarakat luas tanpa manfaat yang sebanding.

Kondisi Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan ini diperburuk oleh struktur ekonomi yang tidak adil, di mana paket kompensasi untuk eksekutif jauh melebihi gaji pekerja biasa. Hal ini menciptakan akumulasi kekayaan yang besar bagi segelintir orang, sementara banyak pekerja tetap hidup dalam kondisi yang sulit.

Pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan 2 bulan 9 hari. Masih ada waktu untuk segera menyelidiki anatomi negara dan mengatasi faktor-faktor determinan. Dengan memahami dinamika antara institusi inklusif dan ekstraktif serta tantangan-tantangan spesifik di Indonesia, pembuat kebijakan dapat merumuskan strategi yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun