Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Dramaturgi Politik dalam Novel Prasa & Kelir Karya Yon Bayu Wahyono

14 November 2023   08:28 Diperbarui: 14 November 2023   08:54 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KIRI) Isson Khairul jurnalis senior dan pemerhati sastra pembedah Novel PRASA. (KANAN) Sunu Wasono pembedah Novel KELIR. Foto FOKPRI

(KIRI) Isson Khairul jurnalis senior dan pemerhati sastra pembedah Novel PRASA. (KANAN) Sunu Wasono pembedah Novel KELIR. Foto FOKPRI
(KIRI) Isson Khairul jurnalis senior dan pemerhati sastra pembedah Novel PRASA. (KANAN) Sunu Wasono pembedah Novel KELIR. Foto FOKPRI

Apresiasi tersendiri buat dihadirkannya pembacaan nukilan kedua novel oleh Retno Budiningsih dan Devie Matahari. Pembacaan nukilan yang ekspresif penuh penjiwaan membawa nuansa dalam novel masuk menjalar ke dalam ruangan acara hinggga sudut-sudut auditorium. "Roh-roh" penceritaan dalam novel merasuk ke "penjiwaan" puluhan peserta acara.

Dari sisi isu, menurutku isu yang diangkat dalam novel boleh dibilang agak berat cenderung mencekam. Berat karena banyak muatannya (politik, spiritual, klenik, roman). Data-data empirik yang terkadang menimbulkan tanya dengan pemahaman yang kita miliki, berpadu dengan sisi fiktif.

Mencekam,karena isu yang termaktub di dalam kedua novel, bagiku sebenarnya adalah serius. Seperti ditumpasnya "genosida" warga kampung adat, tragedi pembabatan hutan untuk lahan, sampai kepiluan akan kenyataan kehilangan "nasab" asal usul keluarga dalam novel Prasa.

Nuansa mistik, spiritual Jawa, padepokan, dukun-dukun Istana yang manipulatif dalam Kelir. Kemasan "dongeng", fiksilah yang membuatku teringat, "Gak usah serius-serius hehehe".

Kemasan bumbu roman membantu kemudahan mencerna dan enjoy kunikmati. Tentu dengan sisi penafsiran dan pemahaman masing-masing pembaca.  Sebuah hal yang Yon Bayu inginkan. Menumbuhkan multi tafsir.

Menyediakan kekosongan konsep sebelum membaca, membantuku lebih mudah memahami alur cerita. Jika ada pro kontra, tinggalin saja dulu.   

Tapi dibaca serius pun oke. Mengingat pesan-pesan kemanusiaan begitu mendalam dalam kedua novel. Bergidik membaca sepenggal bagian biografi Sang Jenderal yang mestinya dibuang. Bab Pengakuan hal 223 dalam Novel Prasa. Beeyyuuh. Bagian ini, touching.

Peserta Bedah Novel PRASA dan KELIR di TIM. Dok Yon Bayu
Peserta Bedah Novel PRASA dan KELIR di TIM. Dok Yon Bayu

Tragedi Lenyapnya Sebuah Kampung Adat

Baru satu kali, aku membaca Novel Prasa: Operasai Tanpa Nama. Novel yang gamblang bersinggungan politik. Khususnya tentang Hak Asasi Manusia yang tercabik oleh "kekuatan" penguasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun