Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengulik Kuliner Favorit, Menggali Sejarah Berharga di Baliknya

26 April 2023   22:16 Diperbarui: 26 April 2023   22:19 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarahnya, sejak era penjajahan Jepang Tiwul dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak terbeli oleh masyarakat.

Ilustrasi Tiwul. Sumber www.kompas.com
Ilustrasi Tiwul. Sumber www.kompas.com
Di kampungku  di kawasan Wonogiri,  tiwol mudah didapat karena tanaman singkong banyak tumbuh di ladang-ladang. Tanah yang gersang di Wonogiri memang cocoknya untuk tanaman singkong. Singkong ini dikeringkan lalu dihaluskan hingga seperti tepung.

Sari sejarah tiwul ini, aku belajar tentang ketahanan pangan di daerahku, kala tak tergantung pada padi.  

Hingga kini pun, tiwul dikenal sebagai jajanan pasar yang sangat merakyat. Tiwul  masih mudah kubeli di pasar-pasaar rakyat sebagai jajanan nasi yang ngangenin.

Harganya murah saja. Sebungkus porsi kecil, Rp. 3000 pun boleh.

Saat mudik, menu tiwul adalah menu wajib yang aku konsumsi selama di kampung halaman.

Soto Kerbau Kudus

Soto kerbau ini, menu yang baru  kunikmati pada Maret 2023, bulan lalu selain sate kerbau. Aku menikmatinya saat sedang di Kudus.

Aku pernah menulisnya bulan lalu di sini Pesan Toleransi, Semangkok Soto Kerbau Bu Jatmi. 

Ini video Reels Instagram saat menikmati Soto Kudus Bu Jatmi.


Daya tariknya buatku karena keunikannya yakni olahan daging kerbaunya. Maklum saja seumur-umur tak pernah makan daging kerbau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun