Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ode untuk Andaliman

22 April 2019   19:21 Diperbarui: 22 April 2019   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja apabila hasil dari bertani andaliman semakin bagus, berarti semakin bisa memberdayakan perempuan dan peningkatan ekonomi lokal Danau Toba. Budidaya andaliman bisa jalan terus. Pengembangan produk berbasis andaliman pun harus terus dilakukan. Bila semakin luas dan produk beragam tak sekadar untuk produk makanan saja, maka potensi andaliman semakin dibutuhkan.

Dampaknya harga panen bisa stabil karena andaliman selalu dibutuhkan. Bukan hanya dibutuhkan pada bulan-bulan tertentu saja, namun stabil di setiap bulannya. Marandus pun bisa berproduksi dan mendapatkan andaliman dari para kelompok tani stabil, dengan adanya pemasaran yang stabil. Harga pun tak naik turun secara drastis. Ujung-ujungnya warga petani bisa terangkat taraf ekonominya.

Marandus tak lelah membudidayakan tanaman andaliman melalui Taman Eden 100-nya.  Dia tak berhenti sampai di situ.  Meski sebagian cita-citanya bersama andaliman satu demi satu terwujud, Marandus terus berupaya mempromosikan andaliman agar lebih dikenal di luar Danau Toba.

"Aku bentuk grup band, namanya Andaliman. Promosikan andaliman lewat lagu. Bisa menyentuh semua orang," kata Marandus yang gemar banget musik itu dan demi andaliman, sempat menjual alat-alat musik kesayangannya.

Andaliman. (Foto GANENDRA)
Andaliman. (Foto GANENDRA)
Kini bersama "Taman Eden 100" yang dirintis sejak  1999, Marandus menanam dan merawat andaliman bersama kelompok taninya. Di area warisan keluarganya itu, Marandus merajut cita-cita mulia bersama rempah andaliman.

Berharap "ode", nyanyian-nyanyian harapan tentang andaliman Marandus semakin nyaring berkesinambungan terus menerus. Lestari. Tanpa henti menurun ke anak cucu. Merdu, semerdu suara dari aroma penikmat cita rasa andaliman, yang disebut Marandus, "Suaranya bisa melengking ke langit ke tujuh." 

Andaliman adalah budaya peradaban. Andaliman adalah kekayaan bermanfaat yang harus dijaga keberadaannya. Kita membutuhkannya dan semestinya mudah memperolehnya. Seperti halnya JAVARA yang merawat produk organik dan rempah Indonesia dengan cara bisnisnya. Juga model pemasaran digital Sayur Box dengan aplikasinya. Memudahkan dan menghubungkan petani dengan orang-orang untuk mendapatkan buah-buahan organik kekayaan alam Indonesia.

Javara rempah. (Foto GANENDRA)
Javara rempah. (Foto GANENDRA)
Javara rempah. (Foto GANENDRA)
Javara rempah. (Foto GANENDRA)
Jika kamu pengen mendapatkan andaliman khas Danau Toba, sila hubungkan instagram kamu dengan @rempahandaliman1 atau @andalimanta. Banyak info updatenya di sana.

Dengan menggunakan andaliman dalam setiap masakan, produk sehari-hari, artinya kita turut merawat rempah tradisional Batak ini tetap eksis.   

Jujur, belakangan pikiranku sulit bisa lepas dari bayangan rasa khas andaliman, saat bersantap. Aku rela bila dianggap tergila-gila rempah bernama Korea, Sanchonamu atau Chopinamu itu. Rempah bercita rasa paling lengkap yang mengkonversikan rasa getir menjadi rasa paling nikmat sedunia.

@rahabganendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun