Tentu saja apabila hasil dari bertani andaliman semakin bagus, berarti semakin bisa memberdayakan perempuan dan peningkatan ekonomi lokal Danau Toba. Budidaya andaliman bisa jalan terus. Pengembangan produk berbasis andaliman pun harus terus dilakukan. Bila semakin luas dan produk beragam tak sekadar untuk produk makanan saja, maka potensi andaliman semakin dibutuhkan.
Dampaknya harga panen bisa stabil karena andaliman selalu dibutuhkan. Bukan hanya dibutuhkan pada bulan-bulan tertentu saja, namun stabil di setiap bulannya. Marandus pun bisa berproduksi dan mendapatkan andaliman dari para kelompok tani stabil, dengan adanya pemasaran yang stabil. Harga pun tak naik turun secara drastis. Ujung-ujungnya warga petani bisa terangkat taraf ekonominya.
Marandus tak lelah membudidayakan tanaman andaliman melalui Taman Eden 100-nya. Â Dia tak berhenti sampai di situ. Â Meski sebagian cita-citanya bersama andaliman satu demi satu terwujud, Marandus terus berupaya mempromosikan andaliman agar lebih dikenal di luar Danau Toba.
"Aku bentuk grup band, namanya Andaliman. Promosikan andaliman lewat lagu. Bisa menyentuh semua orang,"Â kata Marandus yang gemar banget musik itu dan demi andaliman, sempat menjual alat-alat musik kesayangannya.
Berharap "ode", nyanyian-nyanyian harapan tentang andaliman Marandus semakin nyaring berkesinambungan terus menerus. Lestari. Tanpa henti menurun ke anak cucu. Merdu, semerdu suara dari aroma penikmat cita rasa andaliman, yang disebut Marandus, "Suaranya bisa melengking ke langit ke tujuh."Â
Andaliman adalah budaya peradaban. Andaliman adalah kekayaan bermanfaat yang harus dijaga keberadaannya. Kita membutuhkannya dan semestinya mudah memperolehnya. Seperti halnya JAVARA yang merawat produk organik dan rempah Indonesia dengan cara bisnisnya. Juga model pemasaran digital Sayur Box dengan aplikasinya. Memudahkan dan menghubungkan petani dengan orang-orang untuk mendapatkan buah-buahan organik kekayaan alam Indonesia.
Dengan menggunakan andaliman dalam setiap masakan, produk sehari-hari, artinya kita turut merawat rempah tradisional Batak ini tetap eksis. Â Â
Jujur, belakangan pikiranku sulit bisa lepas dari bayangan rasa khas andaliman, saat bersantap. Aku rela bila dianggap tergila-gila rempah bernama Korea, Sanchonamu atau Chopinamu itu. Rempah bercita rasa paling lengkap yang mengkonversikan rasa getir menjadi rasa paling nikmat sedunia.
@rahabganendra