Bergerombol. Berwarna hijau. Bulat kecil-kecil. Sekali mengunyahnya, lidah akan dibuat tercengang dengan cita rasa "strong" yang sulit dirangkum dalam satu diksi rasa. Inilah rempah khas Batak dengan cita rasa terlengkap sedunia dari Danau Toba.Â
Rasa pedas, mint dan getir itulah paduan cita rasa rempah andaliman. Â Cita rasa etnik yang terbentuk, dari kondisi area letusan di kawasan danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba.Â
Kini potensi andaliman sebagai rempah 'sakti' terus digeber perannya di tingkat lebih luas hingga mendunia. "Nyanyian" mempromosikan andaliman dikumandangkan tanpa henti. Bukan saja diobsesikan terhidang sebagai ragam menu di meja-meja restoran penjuru dunia namun ada dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat, pelestarian lingkungan, hingga mengatasi pemanasan global. Luar biasa bukan?Â
Kalau tak salah ingat, mungkin tiga tahun lalu, aku baru tahu bentuk sejatinya andaliman. Saat itu seorang kawan etnis Batak, yang memberi 'segerombol'. Berwarna hijau, bulat kecil-kecil tak beraturan. Aromanya wangi tipis-tipis. Waktu itu, aku  memberanikan diri menggigit rempah jenis tumbuhan Zanthoxylum Acanthopodium "suku jeruk-jerukan"  itu secara langsung. Sebutir. Â
Rasanya? Lidah perasa getirku bereaksi paling cepat. Diikuti sedikit pedas dan segar/ mint. Ada berasa sedikit kebas. Unik dan etnik. Â Pengalaman rasa itu, lengket di kepala tiap mendengar kata "Andaliman."Â
Tentu saja rasa hardcore-nya itu membuatku semakin suka menikmati makanan beraroma andaliman. Namun yang jelas, aku gak bakalan lagi menggigit langsung andaliman tanpa dicampur dalam masakan. Tentu saja, andaliman bukan buah siap santap tho?
Andaliman, Rempah Endemik Simbol Budaya Batak
"Kalau orang Batak menggelar pesta, tidak ada andaliman, maka itu bukan sebuah pesta Batak,"Â kata Marandus Sirait, yang beken di Toba sebagai sosok pelestari Andaliman saat acara "Andaliman Talkshow" di Almond Zucchini, Jakarta Selatan pada Sabtu, 6 April 2019.
Acara itu digelar oleh Yayasan DR. Sjahrir  didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara,  dan Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Iklim.