Makanan akulturasi dari budaya kuliner Tionghoa ini termasuk langka. Banyak pedagang di Pasar Glodok yang bllang, hanya ada 2 penjual. Jualan keliling, dipikul. Â
Sekian lama menanti, penjual Mbang Tahunya gak lewat-lewat. Iseng saya tanya sama penjual minuman yang "ngetem" di jalan masuk Pasar Petak Sembilan.
"Biasanya jam segini udah lewat dia, tapi dari tadi belum liat,"Â katanya menjawab pertanyaan saya.
"Jarang seh, yang jual, cuma 2 orang. Padahal banyak yang nyari. Sama seperti Mipan tuh, banyak yang nyari,"Â terusnya. Â
Penasaran dong ama Mipan yang disebut si abang. Katanya, ada dua orang yang jual kue Mipan di Glodok.
Satunya ada di Pasar Petak Sembilan. Satunya lagi ada di gang sebelahnya, yakni Gang Kalimati. Gak jauh, sekitar 50 an meter aja dari Pasar Petak Sembilan.
Ngikutin petunjuk abangnya, saya bergegas masuk ke dalam Pasar Petak Sembilan. Jalan dalam pasar merupakan salah satu akses menuju vihara tertua di Jakarta, yakni Vihara "Cinteyen" Dharma Bakti. Katanya, Mipan dijual area tengah pasar.
Sampai area tengah pasar, saya tanya-tanya ke pedagang sekitar. Ternyata penjualnya sudah beberapa hari ini gak keliatan.
"Coba abang ke gang sebelah (Kalimati). Ada satu penjual Mipan juga," kata seorang pedagang yang kutanya.
Mipan di Gang KalimatiÂ
Gang Kalimati, tak jauh dari Pasar Petak Sembilan. Jalan kaki sebentar, saja sudah sampai. Â Nanya sama Koko penjual kue-kue, saya diarahkan, gak jauh.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!