Bengkel yang dikenal dengan nama Paneupaan Kujang Pajajaran milik Abah Wahyu itu berada persis di samping Sungai Katulampa, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat.
Abah Wahyu tidak sendiri, ada 2 pemuda, karyawannya yang membantunya. Â Merekalah yang membantu menggerinda, menghaluskan kujang dan lain-lain. Sementara, Abah Wahyu yang menempa, dan membentuk logam mentah menjadi bentuk kujang. Pasalnya, menempa kujang tidak boleh sembarangan.
Abah Wahyu selalu berpegang pada "tetekon" atau aturan adat budaya Sunda dalam pembuatan kujang pesanan, khususnya Kujang Pusaka/ Ageman. Itu sesuai dengan pesan guru budaya Abah Wahyu yang bernama Anis Jati Sunda.
Pemesan tidak bisa menentukan jenis kujangnya apa. Tapi Abah Wahyu yang menentukan kujang apa yang cocok (termasuk menentukan nama kujang) bagi pemesannya. Harus diketahui dulu, data pemesan seperti nama aslinya, nama bapaknya, hari lahir, dan profesi.
Selain itu dalam persiapan membuat Kujang Pusaka, Abah Wahyu harus dalam kondisi puasa, sesuai dengan aturan adat. Abah Wahyu biasanya menyesuaikan dengan puasa sunah, yakni puasa pada hari Senin dan Kamis. Di kedua hari itulah, Abah Wahyu biasa melakukan penempaan pertama untuk membuat kujang Pusaka.Â
Untuk kujang jenis lain, seperti kujang aksesoris tidak dilakukan persiapan seperti puasa.
Melihat proses pembuatan kujang di bengkel Abah Wahyu, sepertinya tidak rumit. Namun butuh waktu. Sejak 2 tahun lalu, sudah menggunakan alat mekanik penempa logam, besi dan baja, yang membuat penempaan lebih cepat dan mudah. Â Alat itu bantuan dari sebuah kampus di Bogor.
Sayangnya peminat pembuat kujang sampai saat ini, hampir tidak ada. Meski bengkel dan gallery Abah Wahyu banyak dikunjungi generasi muda, seperti mahasiswa dan pelajar. Itu membuat Abah Wahyu prihatin. Padahal kujang adalah kearifan lokal peninggalan leluhur budaya Sunda yang harus dilestarikan. Hingga saat ini Abah Wahyu merupakan satu-satunya pengrajin kujang yang ada di Bogor.
Menemukan Kujang Peninggalan Era Pajajaran
Ada pertanyaan menarik, mengapa Abah Wahyu bertahan membuat kujang dan menjadikannya sebagai profesi?