Mohon tunggu...
Muhammad RaflyAnshari
Muhammad RaflyAnshari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis LQ dan Shift Share di Kabupaten Tabalong 2023

8 November 2024   21:58 Diperbarui: 8 November 2024   22:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan analisis LQ, data menunjukkan sektor-sektor basis dan non-basis di tiap kecamatan untuk komoditas perkebunan. Beberapa hasil penting dari analisis ini adalah sebagai berikut:

  • Komoditas Karet merupakan sektor basis di hampir semua kecamatan, menunjukkan bahwa karet adalah komoditas unggulan yang berkontribusi besar terhadap ekonomi perkebunan di Kabupaten Tabalong.

  • Komoditas Kelapa Sawit merupakan sektor basis di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Haruai, Muara Uya, dan Jarok, yang artinya komoditas ini memiliki potensi sebagai sektor unggulan di kecamatan-kecamatan tersebut.

  • Komoditas Kelapa juga menjadi sektor basis di seluruh kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa produksi kelapa tersebar cukup merata di seluruh wilayah Kabupaten Tabalong.

  • Komoditas Kopi dan Kakao secara umum tidak menjadi sektor basis di kebanyakan kecamatan, menunjukkan bahwa kontribusi kedua komoditas ini masih kecil dibandingkan dengan komoditas perkebunan lain di Kabupaten Tabalong.

Analisis Data Peternakan 2023

Berdasarkan data yang tersedia, tampak bahwa sektor peternakan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2023 menunjukkan produksi nol di semua kecamatan untuk berbagai jenis ternak, diantaranya sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam pedaging, dan itik. Hal ini menunjukkan bahwa sektor peternakan tidak menjadi salah satu sektor yang dikembangkan di wilayah ini atau belum ada data produksi yang tercatat untuk komoditas peternakan.

Dari analisis LQ pada sektor peternakan, seluruh kecamatan memiliki status Non Basis untuk semua komoditas peternakan. Artinya, sektor peternakan tidak menjadi sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Tabalong, dan kontribusinya terhadap perekonomian daerah ini masih sangat rendah atau belum signifikan.

  • Berdasarkan tabel di atas, analisis Shift Share untuk sektor perkebunan di Kabupaten Tabalong menunjukkan bahwa setiap komoditas di seluruh kecamatan dalam keadaan "Lamban". Artinya, tidak ada pertumbuhan atau perubahan positif yang tercatat untuk komoditas-komoditas tersebut di setiap kecamatan. Berikut adalah pembahasan detail mengenai temuan dari data Shift Share ini:
  • Interpretasi Hasil "Lamban"
  • Penilaian "Lamban" pada setiap komoditas perkebunan di setiap kecamatan menandakan bahwa pertumbuhan sektor tersebut tidak mengalami perubahan atau sedang dalam pertumbuhan yang lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di daerah lain atau skala yang lebih luas (misalnya tingkat provinsi atau nasional)(Bangun, 2017). Secara umum, kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
  • *   Kurangnya inovasi atau investasi di sektor perkebunan di wilayah tersebut, sehingga produktivitas tidak mengalami peningkatan.
  • *   Keterbatasan infrastruktur dan akses pasar yang menghambat ekspansi produksi dan distribusi hasil perkebunan.
  • *   Kondisi lingkungan atau cuaca yang kurang mendukung sehingga pertumbuhan komoditas perkebunan tidak optimal.
  • *   Kurangnya tenaga kerja atau keahlian khusus di bidang pertanian/perkebunan, yang menyebabkan produktivitas tetap stagnan.
  • Dampak dari Status Pertumbuhan "Lamban" pada Ekonomi Daerah
  • Jika pertumbuhan sektor perkebunan di Kabupaten Tabalong tidak mengalami peningkatan, hal ini bisa berdampak pada perekonomian daerah, mengingat perkebunan merupakan salah satu sektor utama di wilayah tersebut. Dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  • Pendapatan daerah yang stagnan karena kurangnya peningkatan produktivitas dari sektor perkebunan.
  • Kesempatan kerja yang terbatas bagi penduduk lokal, yang dapat berdampak pada tingkat pengangguran atau migrasi penduduk ke daerah lain.
  • Kurangnya daya saing produk lokal di pasar regional atau nasional, sehingga sulit untuk meningkatkan kontribusi ekonomi dari komoditas perkebunan.
  • Implikasi Kebijakan
  • Melihat hasil ini, ada beberapa kebijakan yang dapat diusulkan untuk mengatasi masalah pertumbuhan lamban dalam sektor perkebunan:
  • *   Meningkatkan investasi dan inovasi dalam teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.
  • *   Memperbaiki infrastruktur dan akses pasar, seperti jalan, akses ke fasilitas penyimpanan, dan transportasi yang memadai untuk distribusi hasil perkebunan.
  • *   Menyediakan pelatihan dan program pengembangan keterampilan bagi petani dan pekerja perkebunan untuk meningkatkan keahlian dan efisiensi.
  • *   Mendukung diversifikasi produk dan membuka peluang untuk pengembangan komoditas baru yang lebih berpotensi sesuai dengan kondisi iklim dan tanah di Kabupaten Tabalong.

            

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap sektor perkebunan dan peternakan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2023, dapat disimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:

Analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa beberapa komoditas perkebunan seperti karet dan kelapa di sebagian besar kecamatan memiliki status sebagai sektor basis, yang berarti komoditas tersebut berperan penting dalam perekonomian Kabupaten Tabalong. Namun, komoditas lainnya seperti kelapa sawit dan kakao kurang menunjukkan keunggulan lokasi dan tidak menjadi sektor basis di banyak kecamatan.

Analisis Shift Share mengindikasikan bahwa seluruh komoditas perkebunan di setiap kecamatan berada dalam kondisi "lamban," menunjukkan kurangnya pertumbuhan sektor perkebunan di wilayah tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya inovasi dan investasi, atau kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

Sektor peternakan pada tahun 2023 di Kabupaten Tabalong terlihat belum berkembang dan belum menjadi sektor basis di seluruh kecamatan. Tidak ada komoditas peternakan yang menunjukkan peran signifikan dalam perekonomian daerah, baik itu sapi, kerbau, kambing, maupun unggas seperti ayam pedaging dan itik. Hal ini menunjukkan bahwa sektor peternakan masih perlu perhatian dan pengembangan lebih lanjut agar dapat memberikan kontribusi ekonomi yang lebih besar(Mangilaleng et al., 2015).

Secara keseluruhan, hasil analisis menunjukkan bahwa sektor perkebunan menjadi sektor yang lebih dominan di Kabupaten Tabalong dibandingkan dengan sektor peternakan. Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata, Kabupaten Tabalong perlu memberikan perhatian lebih pada kedua sektor tersebut, terutama dalam mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan daya saingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun