Hasil penelitian ini juga dapat menjadi landasan bagi perumusan strategi peningkatan daya saing daerah dalam kerangka persaingan di tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. Selain itu, studi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi akademis dalam literatur ekonomi regional, khususnya yang berfokus pada analisis sektor basis dan daya saing daerah di wilayah dengan sumber daya alam melimpah dan kaya seperti Kabupaten Tabalong(HUSAINI & SIREGAR, 2019).
Secara keseluruhan, analisis LQ dan Shift Share tidak hanya memberikan gambaran tentang posisi ekonomi saat ini, tetapi juga potensi transformasi ekonomi daerah ke depan. Dengan memahami karakteristik dan pola perkembangan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong, pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan diharapkan mampu membuat kebijakan yang lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.Â
Pada akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Tabalong melalui kebijakan pembangunan ekonomi yang lebih terarah dan berbasis pada data(Muta'ali, 2019).
Â
Â
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka ini akan membahas konsep dasar dan teori yang mendasari dua metode utama yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis. Selain itu, akan dibahas juga beberapa penelitian terdahulu yang relevan terkait dengan analisis sektor basis dan pertumbuhan ekonomi regional, khususnya di daerah-daerah yang memiliki karakteristik ekonomi serupa dengan Kabupaten Tabalong.
1. Teori Location Quotient (LQ)
Konsep Location Quotient (LQ) merupakan salah satu metode dalam analisis ekonomi regional yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis dan non-basis di suatu wilayah. LQ adalah rasio yang membandingkan proporsi suatu sektor di wilayah lokal dengan proporsi sektor yang sama di wilayah yang lebih luas, misalnya nasional. Jika nilai LQ suatu sektor lebih besar dari 1, sektor tersebut dianggap sebagai sektor basis, yang berarti memiliki potensi untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat diekspor keluar wilayah. Sebaliknya, jika nilai LQ kurang dari 1, sektor tersebut dianggap sebagai sektor non-basis, yang lebih berfokus pada memenuhi kebutuhan lokal (Arsyad, 2010).
Menurut Richardson (1978), analisis LQ dapat membantu pemerintah daerah dalam mengidentifikasi sektor unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai penggerak ekonomi daerah. Sektor basis yang telah teridentifikasi melalui LQ ini tidak hanya penting dalam mendorong pendapatan daerah, tetapi juga dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan sektor-sektor lain yang terkait. Sebagai metode yang sederhana dan mudah diterapkan, LQ telah banyak digunakan dalam penelitian ekonomi regional di berbagai negara untuk memahami struktur ekonomi suatu wilayah.
2. Teori Shift Share Analysis