Mohon tunggu...
Sultan Rafly Ramadhan
Sultan Rafly Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - nothing

just a chore

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Membenarkan Pemikiran dan Perilaku yang Salah Disebut Open Minded?

11 November 2022   14:16 Diperbarui: 11 November 2022   20:12 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Open minded adalah berpikiran terbuka. Keterbukaan pikiran adalah karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka umumnya dianggap sebagai kualitas positif. Ini adalah kemampuan yang diperlukan untuk berpikir kritis dan rasional.

Jika Anda tidak terbuka terhadap ide dan perspektif lain, sulit untuk melihat semua faktor yang berkontribusi terhadap masalah atau menghasilkan solusi yang efektif. Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, mampu melangkah keluar dari zona nyaman Anda dan menganggap perspektif dan ide lain adalah penting.

Ini tidak berarti bahwa berpikiran terbuka itu mudah. Bersikap terbuka terhadap ide dan pengalaman baru kadang-kadang dapat menyebabkan kebingungan dan disonansi kognitif ketika kita mempelajari hal-hal baru yang bertentangan dengan kepercayaan yang ada.

Namun, mampu mengubah dan merevisi kepercayaan yang sudah ketinggalan zaman atau salah adalah bagian penting dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Ada beberapa aspek berbeda dari keterbukaan pikiran:

  • Dalam penggunaan sehari-hari, istilah berpikiran terbuka sering digunakan sebagai sinonim untuk tidak berprasangka atau toleran.
  • Dari perspektif psikologis, istilah ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana orang mau mempertimbangkan perspektif lain atau untuk mencoba pengalaman baru.
  • Keterbukaan pikiran juga dapat berupa mengajukan pertanyaan dan aktif mencari informasi yang menantang keyakinan Anda.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Open-Mindedness

Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi seberapa terbuka atau tertutupnya seseorang:

Kepribadian

Dalam model lima faktor kepribadian manusia, keterbukaan terhadap pengalaman adalah salah satu dari lima dimensi luas yang membentuk kepribadian manusia. Ciri kepribadian ini memiliki banyak sifat yang sama dengan pikiran terbuka, seperti mau mempertimbangkan pengalaman dan gagasan baru dan terlibat dalam pemeriksaan diri.

Keahlian

Penelitian menunjukkan bahwa orang berharap para ahli menjadi lebih dogmatis tentang bidang keahlian mereka. Ketika orang merasa bahwa mereka lebih berpengetahuan atau terampil dalam suatu bidang daripada orang lain, mereka cenderung berpikiran terbuka.

Nyaman dengan Ambiguitas

Orang memiliki berbagai tingkat kenyamanan ketika berhadapan dengan ketidakpastian. Terlalu banyak ambiguitas membuat orang merasa tidak nyaman dan bahkan tertekan.

Dogmatisme kadang-kadang merupakan upaya untuk menjaga hal-hal sederhana dan lebih mudah dipahami. Dengan menolak ide-ide alternatif yang mungkin menantang status quo, orang dapat meminimalkan ketidakpastian dan risiko atau setidaknya persepsi risiko mereka.

Ini juga mencakup keyakinan bahwa orang lain harus bebas mengekspresikan keyakinan dan argumen mereka, bahkan jika Anda tidak harus setuju dengan pandangan itu.

Open minded digambarkan bahwa menjadi generasi milenial itu harus siap dengan perubahan apapun jangan kolot dan berpikiran terbuka, artinya toleran terhadap cara pandang baru. Masyarakat sekarang sangat mendewakan arus liberal dengan membenarkan pemikiran apapapun termasuk pemikiran barat yang sarat akan kebebasan.

Sayangnya banyak orang yang salah memahami "open minded" dan menganggap merupakan kebebasan berpikir dalam merespon ide baru, tapi yang menjadi masalahnya adalah open minded dijadikan dalih untuk membenarkan pemikiran dan perilaku yang sudah jelas salah, contoh umumnya seperti melazimkan seks bebas dan LGBT, dan ada banyak orang yang membanggakan hal tersebut.

Dan parahnya Ketika ada seseorang yang menyampaikan pendapat terhadap sesuatu yang salah, mereka yang mengagungkan kata "open minded" beramai-ramai mengklaim bahwa hal itu wajib dilakukan dan itu hak semua orang untuk kepentingan pribadi dan menjudge orang itu sebagai orang yang kolot. Yang menurut saya jelas bahwa kalimat itu digunakan untuk memaklumi suatu kesalahan yang jelas itu salah dalam hukum dan aturan  yang berlaku

Seolah semua bisa dihajar dengan dalih open minded, tidak perduli jika pemikiran itu bisa merusak generasi atau tidak. Pemikiran ini sangat berbahaya bagi kaum muslim. Open minded ini digunakan pada sekelompok orang yang menyuarakan kebenaran dan menyampaikan bahwa hidup kita diatur oleh Hukum syara', kata mereka " kamu nggk open minded".Open minded menjadi dalih untuk bersikap sombong atau menolak kebenaran islam akhirnya banyak pemuda yang menganggap agama itu seolah tidak penting

open minded yang sebenarnya adalah mampu mendengar, mengkaji/menelaah dan menyimpul dengan benar yang sesuai dengan tolak ukur kita, pikiran yang terbuka adalah yang mudah menerima kebenaran lalu dipahami dan diyakini sebagai suatu kebenaran

Open minded alias berpikiran terbuka adalah sikap yang sangat penting untuk kita miliki. Dengan memiliki sikap itu, kita akan selalu terbuka terhadap berbagai pendapat yang berbeda di sekitar kita. Kita akan mengakui bahwa ada kemungkinan opini kita gak sepenuhnya tepat, tapi pandangan orang lain lah yang lebih tepat.

5 Sikap Open Minded yang Salah Kaprah

1. Mengiyakan setiap pendapat

Salah satu perwujudan open minded memang adalah sikap mau mendengarkan pendapat orang lain, bahkan meskipun pendapat tersebut gak sesuai dengan pendapat kita. Kamu gak boleh langsung menghakimi bahwa pendapat orang lain salah, tapi justru menyadari bahwa terkadang kebenaran itu gak hanya satu.

Tapi itu tidak berarti kamu harus selalu mengiyakan alias setuju dengan pendapat orang lain. Mendengarkan pendapat yang berbeda memang perlu, tapi kalau pendapat tersebut memang gak sesuai keyakinanmu, tentu kamu gak harus setuju. Mengiyakan setiap pendapat itu bukan sikap open minded, tapi plin plan. Jangan miliki sikap seperti itu.

2. Menghakimi orang lain sebagai orang yang closed minded

Pun begitu seharusnya sikapmu terhadap orang lain. Ketika berdiskusi dengan seseorang dan ia gak setuju dengan pendapatmu, jangan langsung menghakiminya sebagai orang yang closed minded. Bisa jadi ia memang gak setuju karena menurutnya pendapatmu memang gak tepat.

Jika ia sudah mendengarkan dan mempertimbangkan baik-baik pendapatmu lalu memutuskan untuk gak setuju, itu artinya ia orang yang open minded. Jika kamu menghakiminya sebagai orang yang closed minded, itu berarti kamu gak mau menerima kenyataan bahwa orang lain bisa gak setuju pada pendapatmu. Artinya, justru kamulah yang sebenarnya closed minded!

3. Membiarkan pandangan salah yang bisa merugikan orang lain

Sebagai orang yang open minded, kita gak akan mempermasalahkan bila ada orang lain yang punya pendapat beda dengan kita. Toh apa yang baik buat kita belum tentu baik buat orang lain. Tapi ingat, hal itu gak selalu berlaku.

Jika seseorang mempunyai pandangan yang jelas-jelas salah dan bisa merugikan orang lain, maka kamu harus menentangnya. Pandangan seperti itu gak boleh dibiarkan. Kalau kamu biarkan, itu namanya kamu bukan open minded, tapi cuek dan gak peduli.

Contohnya: ketika ada orang yang bilang bahwa kasus pemerkosaan terjadi karena salah korban, kamu harus menentang pendapat seperti itu. Jangan diam saja dengan dalih, "Aku kan harus menghormati pendapat orang lain." Pendapat yang jelas salah dan merugikan orang lain tidak perlu dihormati, tapi justru harus ditentang. Itu baru namanya open minded

4. Selalu menentang pandangan umum

Bersikap open minded berarti kita selalu terbuka terhadap segala kemungkinan. Termasuk ketika menyikapi pandangan masyarakat umum sekalipun. Orang yang open minded sadar bahwa meskipun diyakini banyak orang, sebuah pandangan belum tentu benar. Sesuatu yang salah akan tetap salah meskipun banyak orang mempercayainya.

Tapi bukan berarti orang yang open minded akan selalu menentang pandangan umum. Jika sebuah pandangan umum telah terbukti kebenarannya, tentu itu gak perlu ditentang lagi. Tidak perlu mencari-cari kesalahan dari pandangan umum hanya supaya dianggap open minded.

5. Skeptis terhadap hal-hal religius

Sikap open minded membuat kita selalu terbuka terhadap kemungkinan bahwa apa yang kita yakini itu salah. Tapi itu bukan berarti kita gak boleh percaya 100 persen terhadap apapun. Misalnya terhadap hal-hal religius dan kepercayaan agama.

Jika kamu yakin sepenuhnya terhadap agama yang kamu peluk, itu bukan berarti kamu orang yang closed minded. Terutama kalau keyakinanmu itu memang didasari atas pelajaran ilmu agama yang mendalam. Itu artinya kamu beriman kuat, dan hal itu tentu sangat bagus. Gak perlu membuang keyakinanmu hanya supaya dibilang open minded.

Itulah lima sikap open minded salah kaprah yang tidak boleh kamu miliki. Bersikap open minded memang bagus, tapi pastikan perwujudannya sudah tepat. Dengan begitu, barulah kamu bisa dapat manfaat dari pikiranmu yang terbuka itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun