Mohon tunggu...
Rafi RaihanAmir
Rafi RaihanAmir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

[be kind to every kind]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Pembentukan Negara India, Faktor, dan Teori

14 September 2021   21:54 Diperbarui: 14 September 2021   21:56 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  1. Proses Menuju Kemerdekaan

Sebelum dinyatakan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, India dijajah oleh Inggris sejak kemenangan Inggris atas Nawab of Bengal pada pertempuran Plassey tanggal 23 Juni 1757. Datangnya Inggris ke India pada awalnya disebabkan kosongnya kas negara-negara Eropa akibat kekalahan pada perang salib, ditambah lagi penutupan jalur perdagangan Konstantinopel yang menyebabkan langkanya rempah-rempah dijual di Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu muncul keinginan untuk menguasai wilayah India. 

Seiring usaha Inggris menguasai India, mulai muncul sikap nasionalisme masyarakat India yang disebabkan oleh beberapa latar belakang antara lain, penderitaan akibat jajahan dan kekejaman Inggris, kebudayaan barat yang dibawa oleh Inggris, munculnya golongan terpelajar, pemberian status dominion atas Kanada pada 1867, kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905, dan kesadaran kemampuan tentara India dalam PD I dan PD II.

Proses gerakan nasionalisme India menuju kemerdekaan dimulai sejak munculnya Pemberontakan Sepoy (10 Mei 1857 -- 1 November 1858) yang tentaranya terdiri dari pasukan infanteri pribumi yang direkrut oleh East Indische Company. Latar belakang pemberontakan ini adalah kebijakan diskriminatif Inggris mengenai penggunaan lemak sapi dan babi sebagai pelumas senapan lee-enfield. 

Kedua, mulai lah muncul kesadaran politik pada masyarakat India yang ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti All Indian National Congress (1885 oleh Allan O. Hume). Ketiga, munculnya Gerakan swadesi yaitu gerakan perlawanan dengan mencukupi kebutuhan sendiri dengan hasil dan usaha sendiri yang dianggap efektif membuat Inggris mengalami penurunan pendapatan. 

Keempat, All Indian National Congress yaitu menuntut status dominion kepada Inggris pada tahun 1906 dan diperkuat pada tahun 1909. Kelima, Liga Musim India yang didirikan oleh Muhammad Ali Jinnah dan Liaquat Ali Khan pada 30 Desember 1906.

Keenam, terpilihnya Mahatma Gandhi sebagai ketua Kongres Nasional India, beliau memberlakukan beberapa terobosan kongres yakni mentransformasikan KNI menjadi Gerakan rakyat dan memperluas jangkauan keanggotaan sampai pada tingkat sudra (kasta paling rendah). 

Adanya pemisah negara India dan Pakistan menunjukan konsep tribalisme serta fanatisme yang kuat sehingga tidak bisa mengalahkan ego untuk bersatu. Fanatisme agama yang ada di India tidak terlepas dari sejarah bangsa India yakni masa kejayaan Dinasti Mughal yang membuat masyarakat Islam di India berkeinginan untuk mengulang Kembali kejayaan tersebut dan ingin mendirikan negara sendiri terpisah dari India. 

Begitu pula masyarakat Hindu, yang ingin membinasakan golongan Islam di India dengan mencabut hak-hak golongan muslim di India. Selain Islam dan Hindu terdapat pula agam Sikh yaitu agama yang memadukan ajaran Islam dan Hindu, tetapi golongan Sikh lebih berpihak dengan golongan Hindu India. Konflik semacam ini berbanding terbalik dengan harapan Mahatma Gandhi yang menginginkan tidak adanya jurang pembatas antara Islam dan Hindu di India.

Seiring berjalannya waktu sikap nasionalisme masyarakat india muncul ketika tokoh terpelajar seperti Mahatma Gandhi. Fenomena ini lahir dan berkembang dalam peradaban politik manusia dan dilahirkan melalui rahim kapitalisme. 

Selain itu, sikap primordialisme juga sangat melekat dengan konflik antara masyarakat muslim dan Hindu di India yang menyebabkan pisahnya India dan Pakistan, hingga perang saudara yang masih berjalan hingga saat ini yaitu Kashmir. Jika dilihat dari sejarah perkembangan India hingga merdeka, bisa disimpulkan bahwa proses pembentukan negara India adalah dengan metode mutakhir.

Disisi lain, ada beberapa faktor pembentuk identitas bangsa dan negara india. Primordial merupakan salah satu faktor yang mendarah daging. Walaupun ikatan kerabat tidak menjamin terbentuknya suatu negara primordial sangat kental karena agama dan budaya disana. Contoh yang paling mudah terlihat dari Primordial adalah masalah kasta. Kasta di India tidak lepas dari ajaran Britania Raya yang menginginkan adanya golongan Proletar dan bangswan. Yang mengakibatkan gerakan nasionalisme india yang berbentuk gerakan sosial keagamaan muncul. Gerakan-gerakan tersebut diantaranya; Brahma Samaj, gerakan yang dimulai sejak abad ke-19 pada masa penjajahan inggris dimana pembaruan agama hindu disesuaikan dengan tuntutan zaman, lalu gerakan Rama Krishna, gerakan yang dipelopori oleh Swami Vivekananda ini berkeinginan kembali kepada kemurnian agama hindu dengan menanamkan rasa cinta tanah air, kemudian ada gerakan Arya Samaj gerakan Agama Hindu  yang lahir dari gerakan reformasi agama hindu yang kuat dan modern, dan yang terakhir Shantiniketan, salah satu gerakan yang menjunjung tinggi nasionalisme dimana rasa cinta tanah air dan kebudayaan India tertanam dengan baik pada jiwa rakyat India. 

Gerakan ini juga terjadi karena pemberontakan sepoy, yang dipicu karena penghinaan tentara inggris dengan melumasi peluru mereka menggunakan lemak babi dan membuat masyarakat india baik muslim maupun hindu merasa telah dinodai keyakinannya dan membuat mereka memberontak karena kesalahan tentara inggris tersebut. 

Awal mulanya ketika pemberontakan orang-orang di meerut membuat daerah-daerah lain seperti wilayah bagian utara india menjadi medan perang yang sangat besar. Pemberontakan dilanjutkan ke beberapa wilayah yang masih daerah kekuasan inggris dan dilanjut dengan bagian tengah wilayah India. 

Setelah wilayah tengah dan utara memanas karena perang yang tak berkesudahan, pemerintah india semakin dirugikan dengan adanya pemberontakan-pemberontakan tersebut. 

Saat semangat para pemberontak India mulai padam akibat pemerintahnya sendiri pasukan Inggris semakin gencar melakukan serangan-serangan yang membuat diledakkannya gudang senjata milik para pemberontak di delhi. 

Semakin terlihat bahwa pengalaman Inggris dalam berperang tidak diragukan lagi. Perang yang berakhir dengan penderitaan masyarakat India dan Inggris semakin berkuasa dengan memberlakukan peraturan yang sangat merugikan masyarakat India itu sendiri. 

Ditengah keterpurukan India sebagai negara yang kalah dalam perang, Mahatma Gandhi muncul sebagai pencerah bagi India khususnya masyarakat yang terkena imbasnya.

Mahatma Gandhi, tokoh terkenal dari India yang mengajarkan 4 asas perjuangan kepada rakyatnya yaitu;

  •  Ahimsa (melawan tanpa kekerasan)
  •  Hartal (mogok massa)
  •  Satyagraha (tidak bekerjasama dengan Inggris)
  •  Swadeshi (Mencukupi kebutuhan dengan usaha sendiri)

Mahatma Gandhi juga terpilih menjadi ketua Kongres (1920) dan membuat terobosan :

  •  Mentransformasikan kongres menjadi sebuah Gerakan rakyat (mass movement)
  •  Memperluas jangkauan keanggotaan sampai ke kasta terendah (Sudra).

Dibuatnya Kongres Nasional India (Indian National Congress) atau dikenal dengan Partai Kongres. Hasil kongres nasional India pada tahun 1942 menuntut Inggris agar keluar dari India mengingat penderitaan akibat penjajahan dan kekejaman Inggris. Semboyan negara Satyameva Jayate yang berarti "Hanya kebenaran yang Berjaya" diresmikan sebagai semboyan negara India pada 26 Januari 1950 dan pada saat itu India telah menjadi republic merdeka. Pada hari yang sama diresmikan juga lambang negara India yaitu Pilar Singa Ashoka. 

Liberalisme yang dianut oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru yang bertujuan menghasilkan karya dan tidak melarang perdagangan internasional sehingga India tidak jatuh kepada pusaran imperialis ekonomi dunia. Erat kaitannya dengan teori Mahatma Gandhi, yaitu Swadesi yang memiliki arti mencukupi kebutuhan dengan usaha sendiri, masyarakat ditanamkan untuk mencintai produk dalam negeri, karna masyarakat India sendiri tidak mau memakai brand/merek luar, mereka lebih memilih mengembangkan dan memajukan produk lokal miliknya.

  1. Proses integrasi wilayah dan bangsa

India dibagi menjadi 2 wilayah, satu di bawah langsung Pemerintahan Inggris, dan lainnya di bawah kekuasaan raja dari Kerajaan Inggris, dengan kendali atas urusan internal mereka tetap di tangan penguasa turun-temurun mereka. 

Yang terakhir termasuk 562 negara pangeran, memiliki jenis pengaturan bagi hasil yang berbeda dengan Inggris, seringkali bergantung pada ukuran, populasi dan kondisi lokalnya. Selain itu, Prancis dan Portugis jga menguasai beberapa daerah yang merupakan daerah kolonialnya. Integrasi politik dari wilayah ini ke India adalah tujuan yang dinyatakan Kongres Nasional India, dan Pemerintah India mengejar ini selama dekade berikutnya. 

Melalui kombinasi faktor, Sardar Vallabhbhai Patel dan V. P. Menon memberikan mandat kepada para raja yang menguasai beberapa kerajaan supaya masuk ke India. 

Setelah mendapatkan aksesi, mereka melanjutkan proses dengan langkah demi langkah untuk mengamankan dan memperluas kewenangan pemerintah pusat atas negara bagian ini dan mengubah administrasi mereka hingga, pada tahun 1956, ada sedikit perbedaan wilayah yang sebelumnya hanya negara bagian kemudian berubah menjadi India Britania dan para pangeran membuat pemerintahan-pemerintahan kecil. Secara bersamaan, Pemerintah India, melalui kombinasi sarana militer dan diplomatik, diperoleh de facto dan de jure kontrol atas kantong-kantong kolonial yang tersisa, yang juga diintegrasikan ke dalam India.

Meskipun proses ini berhasil mengintegrasikan sebagian besar negara pangeran ke dalam India, itu tidak sesukses beberapa negara, terutama bekas negara pangeran Jammu dan Kashmir, Tripura dan Manipur, di mana pemberontakan separatis separatis aktif terus ada karena berbagai alasan. Sementara pemberontakan di Tripura telah dinetralkan hari ini, masih terus eksis di Jammu dan Kashmir dan Manipur.

  1. Perilaku Integratif

Ajaran-ajaran Mahatma Gandhi sangat mencerminkan perilaku integratif, karena dengan adanya 4 ajaran yang dicetuskan oleh Mahatma Gandhi, masyarakat bersedia bekerja sama, kesediaan menerima, melaksanakan secara ikhlas dan berperilaku sesuai dengan teori yang dapat membantu mereka. Walaupun mungkin tidak sependapat  dengan ajaran tersebut, tetapi masyarakat harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan tantangan yang timbul. Karena sangat bergantung pada perilaku integratif masyarakat India. Ajaran-ajaran tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Ahimsa 

kata ahimsa berasal dari kata kerja dalam Bahasa Sansekerta, yakni root san yang berarti membunuh. Kata 'hims' dalam ahimsa berarti membunuh.Ahimsa merupakan salah satu prinsip religius yang lumrah ditemui dalam ajaran agama Buddha, Hindu serta Jainisme (salah satu aliran keagamaan di India Barat). Mahatma Gandhi tidak hanya menggunakan ahimsa dalam perlawanannya terhadap pemerintahan kolonial, tetapi juga dalam lingkup kejahatan sosial. Contohnya diskriminasi rasial. Secara garis besar, ahimsa tidak mengajarkan kekerasan terhadap seluruh makhluk hidup.

  1. Hartal 

Hartal merupakan cara yang ditempuh Mahatma Gandhi dalam melawan penjajahan Inggris di India. Hartal dilakukan dengan cara menutup toko serta para pekerjanya melakukan mogok massal. Hartal merupakan awalan dari gerakan perjuangan India selama 28 tahun melawan penjajahan Inggris. Walau hartal dipahami sebagai bentuk aksi mogok, namun dalam penerapannya hartal dilakukan dengan berpuasa dan menjalankan kegiatan agama lainnya.

  1. Swadeshi atau Swadesi

Mahatma Gandhi mempercayai jika swadesi merupakan kunci kemerdekaan India. Karena kendali Inggris atas India berakar dari kendali industri pribumi (masyarakat India). Swadesi diartikan sebagai menggunakan apa yang dihasilkan oleh negara sendiri atau bentuk cinta tanah air sendiri. Konsep swadeshi sangat erat kaitannya dengan semangat swaraj atau self-governance yang merupakan cita-cita seluruh rakyat India. Swadeshi juga merupakan gerakan memboikot produk asing, seperti hasil pangan, bahan baku dan lain sebagainya untuk kemudian mengajak masyarakat menggunakan produk lokal.

  1. Satyagraha 

Satyagraha dapat diartikan sebagai kekuatan-kebenaran. Satyagraha merupakan kekuatan yang dihasilkan melalui proses kepatuhan terhadap kebenaran. Banyak yang mengira jika satyagraha merupakan perilaku tanpa kekerasan. Namun, menurut Mahatma Gandhi, satyagraha merupakan hasil dari perilaku tanpa kekerasan.

  1. Tanggapan

Kashmir yang dikenal sebagai tempat paling indah dan spektakuler di dunia adalah buah dari konflik berkepanjangan antara India dengan Pakistan. Dewan Keamanan PBB pada 20 Januari 1948 mengeluarkan Resolusi yang isinya memberi jaminan kepada rakyat Kashmir untuk menentukan nasib sendiri. Hal ini juga telah menjadi kesepakatan Internasional yang mengakui hak penentuan nasib sendiri bagi Kashmir. 

Namun, India mengingkari kesepakatan tersebut dan melanggar komitmen yang disepakati bersama dengan membara terror serta pembantaian di Kashmir dan terus-menerus merusak komitmen Hak Asasi Manusia. Hingga awal abad ke 21, rakyat Kashmir yang diduduki India senantiasa menanti penyelesaian krisis Kashmir secara damai seperti tercantum dalam resolusi PBB sebagai kesepakatan India-Pakistan. Perselisihan pada konflik Kashmir ini tidak lepas dari adanya konflik agama (Islam-Hindu) dan politik, baik di negara-negara yang bertikai maupun negara-negara lain yang punya kepentingan politik.

Sudah 73 tahun konflik Kashmir berlangsung. India yang sudah dihadiahi banyak hal di negaranya tetapi masih 'rakus' atas hak negara lain. Konflik ini bisa saja selesai jika resolusi PBB diterima. Namun, mereka memilih untuk mengingkari hal tersebut, kenapa? 

Karena India ingin menunjukkan bahwa mereka melindungi hak muslim. Sedangkan Pakistan berdalih menjaga kedaulatan wilayahnya.  

Dapat kami simpulkan, permasalahan Kashmir yang tak kunjung usai ini membuktikan bahwa seiring berkembangnya era globalisasi dan digitalisasi tidak dapat merubah pemikiran manusia serakah melainkan hanya memancing ego masing-masing pihak. Dua negara yang saling berperang karena menganggap Kashmir adalah milik mereka padahal seharusnya Kashmir bisa mendapatkan kebebasannya dengan berdiri sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat masyarakat Kashmir yang menginginkan kebebasan mutlak atas wilayahnya dan tidak terikat dengan pihak India maupun Pakistan.

DAFTAR PUSTAKA

Heywood, Andrew. (2013). Politics: 4th Edition. United Kingdom : Palgrave Macmillan

Surbakti, Ramlan . (1992). Memahami Ilmu Politik, Jakarta : PT Grasindo

Franky. (). PEMIKIRAN POLITIK MAHATMA GANDHI TENTANG AHIMSA DAN SATYAGRAHA TERHADAP KEKERASAN STRUKTURAL DI INDONESIA.

Hapsari, Ratna dan M. Adil. (2013). Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta : Erlangga

Lay, C . (2006). Nasionalisme dan Negara Bangsa. Volume 10, Nornor 2, November 2006, 165 - 180.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun