Mohon tunggu...
Rafi RaihanAmir
Rafi RaihanAmir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

[be kind to every kind]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Pembentukan Negara India, Faktor, dan Teori

14 September 2021   21:54 Diperbarui: 14 September 2021   21:56 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Liberalisme yang dianut oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru yang bertujuan menghasilkan karya dan tidak melarang perdagangan internasional sehingga India tidak jatuh kepada pusaran imperialis ekonomi dunia. Erat kaitannya dengan teori Mahatma Gandhi, yaitu Swadesi yang memiliki arti mencukupi kebutuhan dengan usaha sendiri, masyarakat ditanamkan untuk mencintai produk dalam negeri, karna masyarakat India sendiri tidak mau memakai brand/merek luar, mereka lebih memilih mengembangkan dan memajukan produk lokal miliknya.

  1. Proses integrasi wilayah dan bangsa

India dibagi menjadi 2 wilayah, satu di bawah langsung Pemerintahan Inggris, dan lainnya di bawah kekuasaan raja dari Kerajaan Inggris, dengan kendali atas urusan internal mereka tetap di tangan penguasa turun-temurun mereka. 

Yang terakhir termasuk 562 negara pangeran, memiliki jenis pengaturan bagi hasil yang berbeda dengan Inggris, seringkali bergantung pada ukuran, populasi dan kondisi lokalnya. Selain itu, Prancis dan Portugis jga menguasai beberapa daerah yang merupakan daerah kolonialnya. Integrasi politik dari wilayah ini ke India adalah tujuan yang dinyatakan Kongres Nasional India, dan Pemerintah India mengejar ini selama dekade berikutnya. 

Melalui kombinasi faktor, Sardar Vallabhbhai Patel dan V. P. Menon memberikan mandat kepada para raja yang menguasai beberapa kerajaan supaya masuk ke India. 

Setelah mendapatkan aksesi, mereka melanjutkan proses dengan langkah demi langkah untuk mengamankan dan memperluas kewenangan pemerintah pusat atas negara bagian ini dan mengubah administrasi mereka hingga, pada tahun 1956, ada sedikit perbedaan wilayah yang sebelumnya hanya negara bagian kemudian berubah menjadi India Britania dan para pangeran membuat pemerintahan-pemerintahan kecil. Secara bersamaan, Pemerintah India, melalui kombinasi sarana militer dan diplomatik, diperoleh de facto dan de jure kontrol atas kantong-kantong kolonial yang tersisa, yang juga diintegrasikan ke dalam India.

Meskipun proses ini berhasil mengintegrasikan sebagian besar negara pangeran ke dalam India, itu tidak sesukses beberapa negara, terutama bekas negara pangeran Jammu dan Kashmir, Tripura dan Manipur, di mana pemberontakan separatis separatis aktif terus ada karena berbagai alasan. Sementara pemberontakan di Tripura telah dinetralkan hari ini, masih terus eksis di Jammu dan Kashmir dan Manipur.

  1. Perilaku Integratif

Ajaran-ajaran Mahatma Gandhi sangat mencerminkan perilaku integratif, karena dengan adanya 4 ajaran yang dicetuskan oleh Mahatma Gandhi, masyarakat bersedia bekerja sama, kesediaan menerima, melaksanakan secara ikhlas dan berperilaku sesuai dengan teori yang dapat membantu mereka. Walaupun mungkin tidak sependapat  dengan ajaran tersebut, tetapi masyarakat harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan tantangan yang timbul. Karena sangat bergantung pada perilaku integratif masyarakat India. Ajaran-ajaran tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Ahimsa 

kata ahimsa berasal dari kata kerja dalam Bahasa Sansekerta, yakni root san yang berarti membunuh. Kata 'hims' dalam ahimsa berarti membunuh.Ahimsa merupakan salah satu prinsip religius yang lumrah ditemui dalam ajaran agama Buddha, Hindu serta Jainisme (salah satu aliran keagamaan di India Barat). Mahatma Gandhi tidak hanya menggunakan ahimsa dalam perlawanannya terhadap pemerintahan kolonial, tetapi juga dalam lingkup kejahatan sosial. Contohnya diskriminasi rasial. Secara garis besar, ahimsa tidak mengajarkan kekerasan terhadap seluruh makhluk hidup.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun