Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Saatnya Beraksi dan Literasi Menanggulangi Bencana Hidrometeorologi

12 Desember 2021   11:49 Diperbarui: 12 Desember 2021   11:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membahas topik terkait Gereja Katolik di Tengah Bumi yang Makin Panas. Mendasarkan semua kegiatan terkait dengan iman. Iman yang menjawab persoalan lingkungan hidup seperti pemanasan global. Kita harus bertanggung jawab terhadap segala perubahan yang ada di bumi termasuk umat beragama. 

Tiga bentuk dosa ekologis yang akarnya adalah dari keserakahan mengeksplorasi tanpa mempertimbangkan dampaknya, ketidakpedulian terhadap manusia maupun lingkungan, tidak mau repot terhadap hal-hal yang sebenarnya membawa kebaikan. Kita harus mengubah gaya hidup atau kebiasaan di kehidupan sosial. 

Dalam mengubah karakter perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu manusia itu pelupa maka kita harus mengingatkan, tidak mau repot maka harus disediakan sarana dan prasarana yang memadai, kurang peduli pada orang lain atau egosentris maka harus dipaksa dan diikat dengan aturan-aturan, hukuman atau reward.

Narasumber 5                : Bapak I Gede Raka Subawa yang menjabat sebagai wakil ketua PHDI Banten Bidang Kepemudaan, SDA, dan Lingkungan Hidup

Membahas materi mengenai Aksi Generasi Muda Hindu untuk Mitigasi-Adaptasi Perubahan Iklim dan Pelestarian Lingkungan. Apabila keseimbangan diwujudkan, maka manusia akan hidup tentram, damai, dan bahagia. 

Konsep Tri Hita Karana atau tiga penyebab kesejahteraan merupakan salah satu cara menanggulangi perubahan iklim. Karena dalam ajaran tersebut mengandung semua unsur yaitu hubungan harmonis manusia dengan parahyangan, pawongan, dan palemahan. Apabila bumi dipelihara dengan baik, maka akan memberikan segala keinginanmu. 

Apa yang ditanam itulah yang akan didapatkan. Dalam hindu disebutkan bahwa selalulah memperkuat dan memberi makan kepada bumi dan jangan mencemarinya. Oleh karena itu, sikap dan tindakan umat hindu selalu dihubungkan dengan alam. Ha tersebut mengingatkan bahwa alam itu harus dipelihara.

 Ritual hindu yang berhubungan dengan alam yaitu tumpek wariga, upacara caru, dan hari suci nyepi. Umat hindu wajib untuk memelihara lingkungan baik kasat mata (Skala) maupun tidak kasat mata (Niskala).

Narasumber 6                : Bapak Pandita Utama Alim Sudio., S.Psi yang menjabat sebagai Sekjen Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia.

 Membahas materi mengenai Pemaparan Adaptasi-Mitigasi Perubahan Iklim. Prinsip ajaran yang diterapkan adalah bahwa semua umat buddha nichiren shoshu harus menjalankan sifat memberikan kebahagiaan kepada lingkungan sekitar kita. Telah melakukan kegiatan penanaman pohon bakau dan kelapa bersama masyarakat. Jika ingin lingkungan lebih baik, kita harus aktif menjalankan perombakan itu dengan tidak hanya menunggu lingkungan berubah lebih baik tanpa melakukan tindakan apapun. Terbiasa memiliki semangat untuk tidak mengeluh. 

Jika merasa lingkungan kotor dan jorok itu adalah cerminan diri sendiri, mungkin kita bersih tetapi kita harus melakukan tindakan untuk lebih baik. Fokus pada kegiatan lingkungan yang dijalankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun