Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Saatnya Beraksi dan Literasi Menanggulangi Bencana Hidrometeorologi

12 Desember 2021   11:49 Diperbarui: 12 Desember 2021   11:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesi 1

Moderator                     : Bapak Hary Tirto Djatmiko yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara

Narasumber 1                : Gregorius S. B. D., SE, M.T yang menjabat sebagai Kepala Pusjarkom BMKG

Disampaikan materi mengenai Expose Informasi dan Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi BMKG (MHEWS). Konsepnya adalah membantu dari kedeputian teknis untuk menyampaikan informasi instrumentasi kepada pemerintah daerah kemudian diteruskan kepada masyarakat Indonesia. Dapat diakses melalui https://mhews.bmkg.go.id/. Kemudahan dari sistem ini adalah hanya dengan perangkat pc, laptop, hp dan internet. Ada juga kelebihan dari sistem tersebut antara lain, implementasi yang mudah dan biaya murah, memuat informasi MKG dalam satu aplikasi, interaktif, multi-platform, dapat terintegrasi dengan sosmed, dapat di kustomisasi, dan keamanan sistem yang baik.

Narasumber 2                : Bapak Dr. Ardhasena S. yang menjabat sebagai Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, BMKG

Disampaikan materi mengenai Pemahaman Informasi Iklim untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. BMKG memiliki informasi iklim yang dapat diakses melalui https://iklim.bmkg.go.id/. BMKG memberikan informasi peringatan dini. Terdapat juga informasi la nina dan kesiapsiagaan. 

Kejadian la nina pada tahun 2020 menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada bulan November-Desember-Januari dan pada tahun 2021 diprediksi memiliki dampak yang relatif sama. Tren kenaikan suhu udara permukaan terjadi di seluruh wilayah Indonesia dengan tren yang lebih jelas terlihat di wilayah Indonesia bagian barat. Untuk menyikapi itu semua adalah dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 

Mitigasi perubahan iklim adalah segala bentuk aksi yang dapat mengurangi laju perubahan iklim, melalui pembatasan atau pencegahan emisis gas rumah kaca dan peningkatan aktivitas yang dapat menyerap gas-gas tersebut dari atmosfer. Adaptasi perubahan iklim merupakan proses untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi perubahan iklim yang tengah dirasakan atau diharapkan akan terjadi, serta dampak-dampak yang ditimbulkan. BMKG banyak melakukan kegiatan tentang perubahan terutama untuk generasi muda sebagai penerus selanjutnya. 

Generasi muda dan kelompok agama merupakan golongan potensial yang dapat menjadi motor penggerak atau influencer dalam memberikan advokasi atau aksi-aksi perubahan lingkungan dan iklim. Beberapa sektor yang difokuskan kegiatan adaptasi antara lain, kesehatan, ketahanan pangan, ekosistem, air, dan energi. 

Menguatkan resiliensi masyarakat sebsagai bagian yang penting dan itu yang menjadikan beberapa contoh program literasi iklim generasi muda dan masyarakat berbasis komunitas. BMKG juga mengadakan kegiatan literasi dan edukasi iklim. 

BMKG beberapa kali mengadakan literasi iklim generasi muda di SD, SMP, SMA dan juga kegiatan jambore iklim serta dengan beberapa komunitas dan mengadakan webinar iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun