Mohon tunggu...
Rafif Firjatullah
Rafif Firjatullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pacitan, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Saatnya Beraksi dan Literasi Menanggulangi Bencana Hidrometeorologi

12 Desember 2021   11:49 Diperbarui: 12 Desember 2021   11:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh karena, itu perubahan iklim sangat penting. Karena perubahan tersebut menyebabkan cuaca menjadi ekstrim yang berarti bahan makanan akan berkurang dan semua kebutuhan kita juga berkurang. Semakin maju suatu ekonomi, maka makin banyak bahan baku yang akan diambil. 

Ekonomi juga menghasilkan limbah. Jika, ekonomi adalah hubungan antar menusia maka ekosistem adalah hubungan manusia dengan alam. 

Ekonomi menjadi faktor paling penting yang harus digunakan untuk merawat alam. Saat ini, terjadi pengurasan SDA dan perusakan alam, serta ketimpangan keseimbangan alam dan sosial, dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin sengsara karena alamnya rusak. Terutama petani dan nelayan yang hidupnya bergantung pada kondisi alam.

Bumi semakin panas, yang berarti semakin banyak penguapan dan membuat banyak uap air di udara yang menyebabkan jika terjadi hujan akan hujan deras dan jika kering akan sangat kering yang menandakan cuaca ekstrim. Kegiatan manusia itulah yang menjadi pusat bencana manusia sendiri. 

Letak peran agama bahwa krisis lingkungan dan iklim itu merupakan krisis moral. Manusia memandang alam sebagai objek untuk dikuras dan dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi dan bukan untuk dipelihara guna keberlangsungan kehidupan manusia mendatang. 

Dalam hal inilah, agama memegang peranan untuk membangkitkan semangat spiritualitas dan direalisasikan dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Fatwa-fatwa di MUI tentang lingkungan hidup dan SDA yang mencakup mengenai hukum pembakaran hutan dan lahan, pertambangan ramah lingkungan, daur ulang air, pendayagunaan ZIFWAF untuk pembangunan sarana air dan sanitasi masyarakat, pengelolaan sampah, dan pelestarian satwa langka. 

Gerakan lintas agama untuk lingkungan dan iklim, melakukan deklarasi lintas agama mengenai Indonesia bergerak selamatkan bumi, kolaborasi lintas agama untuk perlindungan hutan, interfaith rainforest initiative Indonesia, dan yang sekarang yaitu Internalisasi gerakan lingkungan dan iklim untuk tiap oraganisasi keagamaan, serta membangun dan memberdayakan gerakan lintas agama. 

Hutan tidak hanya berperan sebagai paru-paru dunia tetapi juga sebagai pengontrol perubahan iklim. Jadi hutan menjadi salah satu faktor untuk mengontrol perubahan iklim. 

Jika sekelompok orang tidak peduli dan yang lain peduli, maka kita akan tetap mati bersama. Oleh karena itu, kita harus memelihara bumi sebagai rumah kita bersama.

Menginginkan mobilisasi ormas keagamaan untuk lingkungan hidup dan iklim. Dengan cara memadukan tekstual ajaran agama dan aspek konstektual kajian ilmiah tentang perlindungan  LH dan iklim, menginspirasi dan memberdayakan organisasi dan memimpin agama dalam perlindungan LH dan iklim baik lisan maupun aksi, memobilisasi investasi dan aset organisasi keagamaan untuk mendukung perlindungan LH dan iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun