Mohon tunggu...
Rafida Azmi
Rafida Azmi Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Money

Operasi

22 Maret 2021   00:20 Diperbarui: 14 April 2021   19:59 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Manajemen Operasi Serta Perencanaan, Perancangan, Dan Pengembangan Produk (Universitas Pamulang)

Di susun oleh (Kelompok 1) :

Achmad Ryan Fadhillah : 171011250265

Dheanda Adelia : 171011250297

Mawar Shalihah   : 171011250323

Wahyudin : 171011250114

MANAJEMEN OPERASI

Manajemen Operasi merupakan tanggungjawab memproduksi barang dan jasa didalam suatu organisasi. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006). 

Selanjutnya, operasi sering kali didefinisikan sebagai proses transformasi. Dalam manajemen operasi dilakukan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. 

Input dapat meliputi bahan baku, pelanggan, atau produk yang berasal dari sistem lain. Proses transformasi dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan sepanjang rantai nilai (value chain) dari pemasok ke pelanggan.

Tiga (3) hal yang perlu diperhatikan terkait manajemen operasi:

  • Fungsi. Tanggung jawab manajer operasi untuk mengelola fungsi kerja dalam suatu organisasi. Kegiatan manajer operasi meliputi mengorganisir pekerjaan, memilih proses, mendesain tata letak, mendesain pekerjaan, mengukur kinerja, pengendalian kualitas, penjadwalan kerja, pengelolaan persediaan, dan perencanaan produksi. Untuk mendapatkan dan sebagai modal utama menjalankan proses produksi, operasi menyediakan data produksi dan persediaan, data kebutuhan dana produksi pada bagian keuangan untuk dicarikan sumber dana oleh keuangan. Pemasaran menyediakan informasi mengenai peramalan penjualan, permintaan dan umpan balik pelanggan, dan informasi pengembangan produk dan promosi. Operasi memberikan informasi pada pemasaran mengenai ketersediaan produk atau jasa, perkiraan lead time, status pemesanan, dan jadwal pengiriman atau penyampaian. Untuk kebutuhan sumber daya manusia, operasi mengharapkan sumber daya manusia untuk mengadakan rekrutmen, melatih, mengevaluasi, dan memberikan penghargaan pada karyawan untuk membantu.
  • Sistem. Bagaimana sistem yang memproduksi barang atau jasa. Untuk mengetahuinya diperlukan rancangan dan analisis operasi. Dalam manajemen operasi dilakukan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Input dapat meliputi bahan baku, pelanggan, atau produk yang berasal dari sistem lain. Proses transformasi dapat dikategorikan sebagai fisikal (dalam perusahaan manufaktur), lokasi (seperti perusahaan transportasi), pertukaran (seperti pada usaha retail), penyimpanan (seperti penggudangan), fisiologikal (seperti dalam perawatan kesehatan), dan informasional (seperti dalam perusahaan telekomunikasi). Peran operasi adalah menciptakan nilai. Proses transformasi dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan sepanjang rantai nilai (value chain) dari pemasok ke pelanggan.
  • Keputusan. Keputusan sebagai unsur penting dalam pelaksanaan manajemen operasional. keputusan manajemen dapat dibagi ke dalam keputusan strategik (jangka panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan keputusan perencanaan dan pengendalian operasi (jangka pendek). Keputusan manajemen operasi pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau organisasi jangka panjang. Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan material dan tenaga kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan perencanaan dan pengendalian operasi jangka pendek mencakup rencana kerja harian atau mingguan, prioritas penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang melaksanakan kegiatan operasi tersebut.

Ruang lingkup manajemen operasi

1. Perencanaan sistem produksi

>> Produk, yang meliputi produk atau jasa apa sajakah yang ditawarkan dan bagaimana mendesain produk dan jasa atau pelayanan tersebut.

>> Lokasi Pabrik, yang meliputi di manakah lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan operasi dan kriteria apakah yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan lokasi perusahaan.

>> Letak Fasilitas Produksi, yang meliputi bagaimana mengatur dan memudahkan kegiatan operasi dan mencapai tujuan.

>> Lingkungan kerja, yang meliputi bagaimana menyediakan lingkungan kerja yang baik dan berapa banyak output yang diharapkan dapat dihasilkan karyawan.

>> Standar Produksi, keputusan membuat sendiri atau membeli bahan baku yang dibutuhkan, menentukan siapakah pemasok perusahaan, dan menentukan pemasok yang mau berintegrasi dalam perusahaan.

2. Pengendalian produksi

>> Proses Produksi terdiri dari tiga, yaitu :

  • Continuous Flow Processes, yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara lain volume produksi sangat besar, produk yang dihasilkan terstandardisasi, peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis, biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
  • Intermitten, yakni proses produksi yang bercirikan memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk yang sejenis . produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek daripada produksi massa.
  • Routing (unik), merupakan satu jenis proses produksi item-itrem yang khusus dan unik. Proyek kontruksi merupakan salah satu contoh dari sistem project. Dalam lingkungan manufactur, produksi dari item-item yang besar dan kompleks.

>> Bahan Baku, merupakan bahan-bahan yang dibeli dari pemasok untuk digunakan ataupun diolah menjadi produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku juga merupakan perencanaan kebutuhan bahan, dan just in time, yang meliputi berapakah persediaan yang harus ada dan kapan harus melakukan pemesanan.

>> Tenaga Kerja, Penjadwalan proyek dan kegiatan jangka menengah dan jangka pendek, yang meliputi keputusan melakukan subkontrak atau kerja lembur, atau apakah perusahaan lebih baik menyediakan tenaga kerja lebih banyak walaupun permintaan menurun.

>> Biaya Produksi, menentukan harga bahan baku utama, harga biaya produksi dan harga biaya pemasaran.

>> Kualitas, yang meliputi siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas produk atau jasa dan bagaimana perusahaan mendefinisikan kualitas produk dan jasa atau pelayanan tersebut

>> Pemeliharaan, yang meliputi siapakah yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan perusahaan.

3. Sistem Informasi produksi

>> Struktur Organisasi

Beberapa kriteria yang dijadikan dasar pembedaan ukuran organisasi antara lain adalah:

  • Jumlah karyawan yang diperkerjakan
  • Besarnya volume penjualan dalam rupiah
  • Jumlah konsumen atau pelanggan yang dilayani
  • Luas pasar yang dijangkau: lokal, nasional, multinasional, dan internasional.
  • Besar modal yang dipakai
  • Kecanggihan peralatan yang dipakai

Dalam pengelompokannya ada empat kriteria organisasi yaitu :

  • Organisasi kecil : toko pengecer, KUD, poliklinik, perusahaan perorangan.
  • Organisasi menengah : perusahaan yang beroperasi ditingkat kabupaten, perusahaan antar kota, rumah sakit.
  • Organisasi Besar : perusahaan rokok gudang garam, perusahaan batu baterai ABC, perusahaan pengembangan tingkat nasional.
  • Organisasi raksasa :pertamina, perusahaan alat-alat elektronik, dept. pemerintah.

Perbedaan antara Produk dan Jasa

Sektor pelayanan atau jasa didefinisikan secara berbeda oleh orang yang berbeda (subyektif). Jasa atau pelayanan merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang tidak nampak, seperti pendidikan, hiburan, tempat, transportasi, asuransi, pemerintahan, perawatan dan pemeliharaan, dan berbagai pekerjaan profesional lainnya. Pelayanan atau jasa dilakukan dengan interaksi antara pelanggan dengan pemberi jasa atau pihak yang melayani. Perbedaan antara produk dan jasa atau pelayanan sulit disusun, karena pembelian produk pasti terkait dengan pelayanan, dan pembelian jasa atau pelayanan pasti terkait dengan produk, seperti restoran (Fritzsimons & Fritzsimons, 2008)

PERENCANAAN, PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Organisasi-organisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa yang mereka tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara tepat, atau "keluaran-keluaran" yang dapat memuaskan keinginan para langganan. Manajemen operasi yang efektif dan efisien adalah penting bagi kesuksesan organisasi dengan mendukung dan mengembangkan keunggulan bersaing (Johnston, 1994). Manajemen operasi juga merupakan subyek yang disebut sebagai manajemen produksi atau operasi yang merupakan pengetahuan, pengalaman, dan teknik. Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab bidang operasi misalnya desain proses, tata letak, perencanaan produksi, pengendalian persediaan, pengendalian dan pengelolaan kualitas, perencanaan kapasitas, dan manajemen kerja.

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi. Lingkup perencanaan produksi meliputi penelitian tentang produk yang disukai konsumen. Selain itu, dalam perencanaan produksi terdapat pengembangan dalam produksi yang merupakan penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen. Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

  • Kualitas Produk, Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan. Agar kualitas produk itu dikatakan berkualitas, perusahaan membutuhkan lembaga khusus sebagai penjamin kualitas. Persoalan kualitas bukan hanya persoalan produksi. Misalnya adanya bagian quality control (QC) di divisi produksi. Selain itu, kualitas bukan hanya menjadi tanggung jawab QC atau produksi, melainkan juga menjadi tanggung jawab semua komponen perusahaan.
  • Biaya Produk, Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu. Salah satu upaya untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah, antara lain menekan biaya produksi ataupun biaya operasional serendahrendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas, dan kuantitas, menentukan harga sesuai dengan laba yang dikehendaki dan meningkatkan volume kegitan semaksimal mungkin.
  • Waktu Pengembangan Produk, Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
  • Biaya Pengembangan, Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
  • Kapabilitas Pengembangan, Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang. Pengembangan produk baru dapat diyakini berfungsi untuk membentuk masa depan perusahaan yang lebih baik dan berkualitas. Perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisisi dan/atau pengembangan produk baru. Upaya pengembangan produk, dapat dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain riset pemasaran, rekayasa, dan desain.

PERANCANGAN PRODUK

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

  • Market Research dan Feasibility Study Market Research, Market research dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Berdasarkan hasil market research ini akan didapatkan jenis, bentuk, dan kualitas produk yang diinginkan konsumen.
  • Brainstorming, curah pendapat, atau diskusi merupakan proses yang berfungsi untuk mengumpulkan ide-ide baru untuk mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang didiskusikan, yaitu desain produk. Berdasarkan proses curah pendapat ini, akan didapatkan garis besar desain produk atau barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan sebagainya.
  • Menentukan Tujuan dan Batasan Produk, Tujuan dan batasan desain produk sangat diperlukan agar desain ataupun produknya tidak berlebihan dalam merancang produk. Desain ataupun produk barang yang berlebihan akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Peran penting dari menentukan tujuan dan batasan ini untuk memperoleh spesifikasi komponen dan material yang akan dipakai.
  • Menggambar Produk, Sebuah perusahaan barang dan jasa sejatinya memperhatikan arti dan perang penting dari sebuah gambar produk. Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponenkomponen yang sudah ditentukan. Berdasarkan gambar produk, perusahaan akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Dengan demikian, perusahaan dapat menyajikan gambar produk yang berkualitas, sehingga peminatan konsumen akan bertambah dan ikut menentukan omset penjualan.
  • Review Produk, Peran penting dari produk review dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya. Kegiatan review produk dapat dilakukan melalui diskusi dengan melihat gambar produk daripada hanya membayangkannya. Pada tahap ini, kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal serta berfungsi meminimalisasi masalah yang akan timbul ketika produksi mulai dibuat. Pada tahap ini pula produk yang sedang dirancang perlu dibenahi dan disempurnakan.
  • Membuat Prototype/Sample, Arti penting dari sebuah sample barang yang akan diproduksi massal bisa dibuat dengan berbagai cara. Biasanya produk-produk dari mesin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi). Hal itu juga memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal pada barang reject.
  • Uji Coba, Uji coba dilakukan sebelum dipasarkan. Hal itu dilakukan untuk menguji suatu barang yang diproduksi ini andal atau tidak. Biasanya ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan, produk tersebut perlu didesain ulang. Sudah tentu hal-hal yang memuaskan harus dilihat berdasarkan sudut pandang konsumen, bukan produsen. Pada umumnya, produsen-produsen besar saat ini mengkaji produknya secara terus-menerus agar nama produk yang dibuat tetap terjaga. Uji coba yang tepat dan akurat, berimplikasi pada citra merek atau perusahaan. Pada akhirnya akan diminati oleh konsumen.
  • Produksi Massal, Dalam produksi massal, sangat diperlukan adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai menerima barang yang rusak. Apabila konsumen menerima barang yang rusak, akan berdampak negatif terhadap perusahaan. Pada akhirnya konsumen tidak akan lagi membeli barang tersebut.
  • Garansi Garansi, adalah layanan purna jual, biasanya diberikan oleh perusahaan yang membuat produk dengan tujuan agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.

Perancangan produk dan jasa tidak mempunyai perbedaan seara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang diberikan, merupakan "produk"-nya. Pada kenyataannya dalam banyak hal, proses produksi jasa dan produksi produk sama sekali tidak berbeda, walaupun desain jasa adalah kegiatan yang lebih "kabur" daripada desain produk.


JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1. Pendekatan Mikro Biaya marjinal

(MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik. Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal), ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

  • Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) Marginal Revenue merupakan tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi.
  • Analisis Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis) Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya, khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu keseluruhan (general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.

2. Linear programming (LP)

Pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang diinginkan ( Tarigan, 2005).

Menurut Yamit (2011 : 71) metode linear programming (LP) merupakan teknik matematik dalam membantu manajemen untuk mengambil keputusan. Metode linear programming dalam penentuan kapasitas produksi optimum menggunakan formulasi model matematik dengan langkah-langkah formulasi sebagai berikut:

  • Tentukan variabel keputusan dan buat dalam bentuk notasi matematik, misalnya x1 = jumlah produk super yang dihasilkan dan x2 = jumlah produk standar yang dihasilkan.
  • Berdasarkan variabel keputusan tadi, tentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai yang dapat berbentuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Koefisien fungsi tujuan untuk memaksimumkan keuntungan adalah sama dengan marginal income atau harga jual setiap unit produksi, misalnya Zmak= 40 x1 + 60 x2. Koefisien fungsi tujuan untuk meminimumkan biaya, adalah sama dengan biaya variabel per unit, misalnya Zmin = 60 x1 + 70 x2.
  • Menentukan fungsi kendala yang dapat berbentuk lebih besar sama dengan (>), lebih kecil sama dengan (<) atau sama dengan (=). Misalnya, untuk menghasilkan satu unit x1 memerlukan 4 unit bahan baku dan satu unit x2 memerlukan 3 unit bahan baku. Penggunaan pemrograman linier oleh manajer produksi yaitu untuk pemecahan masalah mengenai pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal dengan memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Bagian produksi perusahaan >(>), lebih kecil sama dengan (<) atau sama dengan (=). Misalnya, untuk menghasilkan satu unit x1 memerlukan 4 unit bahan baku dan satu unit x2 memerlukan 3 unit bahan baku. Penggunaan pemrograman linier oleh manajer produksi yaitu untuk pemecahan masalah mengenai pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal dengan memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Bagian produksi perusahaan ><) atau sama dengan (=). Misalnya, untuk menghasilkan satu unit x1 memerlukan 4 unit bahan baku dan satu unit x2 memerlukan 3 unit bahan baku. Penggunaan pemrograman linier oleh manajer produksi yaitu untuk pemecahan masalah mengenai pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal dengan memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. Bagian produksi perusahaan misalnya, menghadapi permasalahan dalam penentuan tingkat produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor-faktor produksi mesin, tenaga kerja, bahan mentah dan sebagainya untuk memperoleh tingkat keuntungan maksimal atau biaya minimal .

Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:

  • 1. Certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
  • 2. Proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala.
  • 3. Additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan aktivitas individu.
  • 4. Divisibility Coisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan bilangan integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.
  • 5. Non-negative variabel (variabel tidak negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban atau variabel tidak negatif.

Kemudian, dalam masalah pemrograman linier didahului dengan penyusunan model matematisnya yang terdiri atas dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective function) dan fungsi kendala (constrain function) Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran didalam permasalahan pemrograman linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya untuk mempeeroleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan dengan huruf Z. Sedangkan fungsi kendala (costrain function) merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus persamaan berikut ini:

Fungsi Tujuan (Objective Function)

Maksimumkan Z = C1X1 + C2X2 + C3X3 + ........+ CnXn

Batasan-batasan (fungsi kendala atau constraint function):

a11X1 + a12X2 + a13X3 +............+ a1nXn > b1

a21X1 + a22X2 + a23X3 +............+ a2nXn > b2

am1X1 + am2X2 + am3X3 +............+ amnXn > bm dan

X1 > 0, X2 > 0,...... Xn > 0

Keterangan:

1. Fungsi yang akan dimaksimumkan: C1X1 + C2X2 + C3X3 + ........ + CnXn disebut fungsi tujuan (objective function).

2. Fungsi-fungsi batasan dikelompokkan menjadi dua macam;

3. Fungsi batasan fungsional yaitu fungsi-fungsi batasan sebanyak m (yaitu ai1X1+ ai2X2 +ai3X3 + ............+ ainXn

4. Fungsi batasan non-negatif (non-negatif-constrain) yaitu fungsi-fungsi batasan yang dinyatakan dengan Xi > 0

5. Variabel-variabel Xj disebut sebagai decision variabels.

6. aij, bi dan cj, yaitu masukan --masukan (input) konstan, disebut sebagai parameter model.

3. Pendekatan Manajemen Keuangan (BEP)

Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

  • Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
  • Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
  • Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
  • Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi

Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

- Transformasi dari Invention menuju Innovation, Melakukan riset penelitian dari hasil inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran.

- Peran Unit R & D, Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan formulasi strategi, yaitu ;

1. Kompetensi Teknis (Technical Competention)

2. Kebutuhan Pasar (Commercial Value)

3. Kepentingan Perusahaan (Corporate Interest)

Inovasi Technology Push vs Need Pull

  • Market Pull (Menarik Pasar), Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.
  • Technology Push (Mendorong Teknologi), Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap pasar.
  • Interfunctional (Antarfungsional), Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik.

- Lead User Research, Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.

DAFTAR PUSTAKA

Adriati, W. (2014). ANALISIS PERHITUNGAN KOMBINASI PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING METODE SIMPLEKS UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PADA PABRIK KAYU CV BUANA GUNA JAMBI (Doctoral dissertation, politeknik negeri sriwijaya).

Ariani, D. W. (2009). Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Herjanto, E. (2007). Manajemen Operasi (Edisi 3). Grasindo.

Rusdiana, A. (2014). Manajemen Operasi.

Taupasar.com (2019, 27 agustus). Contoh Pengembangan Produk dan Ide Produk Baru. Diakses pada tanggal 21 Maret 2021, dari https://www.taupasar.com/2019/08/pengembangan-ide-dan-konsep-pembuatan.html


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun