"Kenzy."
Aku merasa seperti aku mengenal pria itu, mungkin saja pria ini ayahku, namun aku tidak pernah mengenal ayahku jadi aku tidak bisa menyimpulkan.
"Apakah kau ayahku?"
"Mungkin saja, mungkin juga tidak. Kamu tidak pernah mengenal ayahmu jadi kamu tidak bisa begitu yakin. Kita hidup dengan ketidakpastian Kenzy."
"Tapi kenapa, kenapa ayah menghubungiku lagi setelah sekian lama? Kenapa sekarang?"
"Kenapa... Ya kenapa, pertanyaan yang bagus, kenapa kita ada disini? Apakah kita memilih untuk berada disini? Dengan kondisi seperti ini? Pernahkah kamu menanyakan hal itu kepada dirimu Kenzy?"
"Umm, sepertinya tidak."
"Aku akan menjawab pertanyaanmu yang kedua, mengapa sekarang? Kamu mungkin bertanya-tanya, namun saat ini adalah saat yang sangat penting bagimu. Ini mungkin akan mengubah pandanganmu terhadap kehidupan dan kematian."
"Apa maksudnya, itu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku."
"Kamu akan mengerti nanti, sekarang kembali ke pertanyaan pertama, mengapa aku menghubungimu setelah sekian lama? Sejujurnya aku tidak tahu."
"Bagaimana bisa begitu, ayah tidak tahu atas perbuatan ayah sendiri?"