"Menurutmu gimana?"
"Pasti tidak setuju lah." Hans tergelak. "Tapi, Mamih kan belum jadi mertuaku. Mana bisa aku protes."
Klara menggembungkan pipi. Hans menyetel MP3 lagu-lagu Air Supply favorit Klara untuk menenangkan kekasihnya itu.
Sementara itu, Mamih ditanya suaminya ketika baru masuk Vellfire. "Lho, mana si Adek? Mana Hans?"
Mamih juga menggembungkan pipi, persis Klara. "Anakmu boikot, tak mau naik mobil yang dikawal. Dia sudah berangkat sendiri dengan Hans."
Papih tersenyum maklum. "Bertengkar dengan anak lagi ya, Mih.."
"Anakmu jadi semakin aneh lho, Pih. Terlalu mikir orang-orang lain."
"Bagus kan itu," jawab Papih. "Papih pernah diberi advis untuk perhatikan apa pendapat orang, yang ternyata menaikkan omzet perusahaan kita. Berbakat tuh si Adek.."
"Anakmu yang satu itu sih tak bakal mau masuk perusahaan kita," ujar Mamih. "Maunya jadi presenter acara TV yang keluar-masuk hutan itu."
"Itu juga bagus."
Mamih merasa kurang didukung suaminya. "Ih, Papih ini kok malah jadi ketularan anaknya.."