“Aku terlalu percaya diri dengan karya pertamaku. Pria. Karya yang aku kira akan menjadi indah”
“Ada masalah apa?”
“Lihatlah ini”.
Tuhan membawa sebuah cetak biru dan segala bahan yang Ia gunakan untuk membuat “Pria”, karyanya yang pertama. Serafim yang beruntung itu segera melihat cetak biru yang Tuannya perlihatkan ke dia.
Dia melihat sesuatu yang sama seperti di pintu depan yang luar biasa besar dan megah itu.
Serafim bertanya “Apakah ini yang berada di pintu depan, Tuan?”
“Iya, dia ada di sisi kiri”
“Jadi itu si Pria?”
“Tepat sekali”
Tuhan menjelaskan bagaimana dia menciptakan karya hatinya yang pertama ini. Dengan sedih dan gundah gulana Tuhan bercerita kepada hambanya yang setia.
“Dia aku racik dengan otak yang cukup besar. Dia akan membawa dunia ke sebuah kesempurnaan abadi. Para pria akan lebih sering menggunakan logikanya untuk menyelesaikan segala prahara”