Selain itu, roh Kudus juga terlibat dalam tindakan-tindakan moral serta pelayanan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pribadi. Ayat yang menarik dan unik adalah Rom. 8:26 di mana Paulus membicarakan seorang yang berkepribadian.Â
Semua pertimbangan yang disebut terlebih dahulu menunjuk hanya kepada satu kesimpulan. Roh Kudus itu suatu pribadi dan bukan sebuah kekuatan abstrak dan pribadi itu adalah Allah, sehakikat dan sederajat dengan Bapa dan Anak.
Pokok-pokok yang Terkait dengan Doktrin Roh Kudus
      Pengertian yang tepat mengenai siapa dan apa Roh Kudus itu membawa implikasi-implikasi tertentu:
- Roh Kudus itu pribadi bukan kekuatan yang samar-samar. Oleh karena itu, kita dapat bersekutu dengan-Nya, kita dapat dan harus memanjatkan doa kepada-Nya.
- Roh Kudus yang sepenuhnya bersifat ke-Tuhanan harus diberi kehormatan dan ketaatan yang sama yang kita berikan kepada Bapa dan Anak, Dia layak disembah. Dia jangan dipandang sebagai berhakikat lebih rendah dari Bapa dan Anak, meskipun peranan-Nya kadang-kadang lebih rendah drai kedua-Nya.
- Roh Kudus itu satu dengan Bapa dan Anak. Karya-Nya merupakan ungkapan rencana ketiga-Nya. Di antara pribadi dan kegiatan mereka tidak terdapat ketegangan.
- Allah bukan Allah yang jauh. Di dalam Roh Kudus, Allah Tritunggal menghampiri kita begitu dekat bahkan sampai masuk ke dalam masing-masing orang percaya. Dia bahkan lebih dekat dengan kita daripada ketika menjelma. Melalui Roh Kudus Dia itu benar-benar menjadi "Imanuel" yaitu "Allah menyertai kita". Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H